Suasana Kantin sekarang sangatlah ramai, mengelilingi sebuah objek yang langka; Dimana Si Ice Prince memeluk Siswa baru di Sekolah mereka.
Bunyi Kamera Ponsel yang ditekan memenuhi Kantin. Bahkan seorang Siswa Tampan yang masuk ke Kantin dibuat heran oleh itu.
"Hei, Hei! Ada apa ini?" Tanya-nya kepada Salah satu Gadis yang nampak tak peduli.
"Merekaーoh, Guanlin?" Ucapan Gadis itu terhenti kala melihat Wajah Lelaki Tampan didepannyaーLai Guanlin.
"Hum? Ada apa? Dan mereka sedang apa?"
Gadis itu mencoba menarik napas panjang, "Ice Prince memeluk seseorang," Ujar si Gadis.
"Oke, Terima Kasih, Siyeon."
Gadis itu hanya mengangguk, kemudian melanjutkan makan tanpa terganggu.
Guanlin berhasil masuk ke Kerumunan itu, pada saat yang bersamaan, Lelaki yang dipelukーTaeyong, Dia melepaskan pelukannya dari Jeno. Lalu memasang ekspresi bingung.
"Kenapa Kau memelukku?"
Siswa-Siswi dikantin langsung memekik terkejut. Bahkan yang dipeluk tak tau Sebabnya dipeluk oleh Jeno?!
"Hiks.. M-Mommy,"
Setelah itu, Mark yang sedari tadi Hanya diam menarik tangan keduanya menuju Rooftop, membelah kerumunan dengan tatapan tajamnya.
•••
Jeno mungkin nampak bisa melupakan Taeyong, Sejak Taeyong meninggal, sikap Jeno yang sangat atractive menghilang. Digantikan oleh Jeno yang sangat Dingin. Jeno sebenarnya melakukan itu agar bisa melupakan Ibunya. Dibandingkan Mark, Jeno jauh lebih dekat dengan Taeyong.
Jeno terlihat tidak peduli terhadap kematian Taeyong lagi. Namun, dalam lubuk hati terdalamnya, Ia merindukan sang Mommy.
Kini mereka berada di Rooftop, dengan Posisi Taeyong yang mengelus rambut hitam Jeno, Jeno masih terisak. Sedangkan tangan Taeyong yang kosong digunakan untuk menggenggam tangan Mark.
Taeyong memang tak kenal dengan Sepasang Adik-Kakak ini, tapi entah kenapa rasanya Ia merindukan dua Pemuda tampan ini.
"Namamu Jung Jeno, 'kan?" Tanya Taeyong, Jeno hanya mengangguk.
Taeyong menoleh ke arah Mark, "Lalu Kau.. Mark Jung, 'kan?"
Mark pun hanya mengangguk.
"B-boleh Aku bertanya?"
"Tentu.." balas Mark lirih, tak ingin terdengar terisak oleh Taeyong.
"Kita saling kenal? Lalu mengapa Jeno memanggilku 'Mommy'?" Tanya Taeyong.
Mark pun menceritakan tentang Mommynya. Terkadang Mark berhenti bercerita, Dia menitikan air mata, Taeyong sudah menyuruh Mark berhenti bercerita jika itu menyakitkan, namun Mark tetap bercerita sembari terisak kecil.
"Jadi.. Aku mirip dengan Mommy kalian?"
"Ya, Hyung." Balas Jeno.
Mereka terus mengobrol, tanpa disadari, sebuah mata tajam menatap mereka dengan pandangan yang sulit diartikan.
•••
"Aku pulang.." Ucap Mark, diikuti Jeno dibelakang nya. Melihat sekeliling, Jaehyun dan Chaeyeon tak ada. Ia mendengus kesal. Pergi ke Kamar Sungchan, bunyi suara playstation yang di mainkan terseru diluar kamar itu.
"Sungchan.." Panggil Mark, membuka kenop pintu Kamar bernuansa biru dengan tempelan stiker mobil-mobil balap itu.
"Ya? Ada apa? Mencari Eomma dan Daddy? Mereka pergi ke Pasar Swalayan." Balas Sungchan, dengan mata yang masih memandang Layar Playstation yang menunjukan Game Pertadingan balap Mobil itu.
"S-sebenarnya, Aku dan Jeno ingin memberitahu Kau sesuatu,"
Sungchan memberhentikan permainannya itu, menoleh menatap Mark yang juga Menatapnya.
"Dimana?"
Mark membawa Sungchan untuk pergi ke Kamar Jeno. Membuka kenop Pintu Kamar Jeno. Jeno sedang duduk dibangku meja belajarnya.
"Apa?" Tanya Jeno, menatap kedua Saudaranya itu.
"Mari berbicara tentang Mommy." Jawab Mark, menatap Jeno dalam.
Sungchan terdiam sejenak, "M-Mommy? Bukankah kita sudah berjanji tak membahasnya?"
Jeno mengangguk seadanya, "Ya, Well, itu benar. Tapi ada suatu hal yang membuat Kita harus menyingkirkan Perjanjian itu."
Mark juga mengangguk, "Itu benar."
Sungchan menatap mereka bimbang. Ia tak ingin lukanya kembali menganga.
"Baiklah. Ayo bicara,"
•••
Mark menceritakan segala hal kepada Sungchan dengan rinci. Kadang tanggapan Sungchan membuat Mark ingin tertawa, seperti;
"Jadi Mommy bangkit dari kuburan?"
"WHAT?! Umur 18 tahun?!"
"Wah-wah, Aku takut Mommy memiliki dendam kepada kita, Jadi Mommy bangun dari kuburan!"
"Mommy memuda, ya? Bukannya Tiga tahun yang lalu, umur Mommy sudah kepala Tiga, ya? Wah!! Mommy pakai Ramuan apa itu!"
Dan semacamnya, Membuat Jeno memutar matanya dengan malas. "Hey, Bocah! Dengarkan saja dulu!"
"Aku sudah berumur Enam belas tahun! Aku sudah punya kekasih!" Balas Sungchan, menatap sengit Kakak keduanya itu.
"Oh ya? Kenalkan padaku!" Sahut Mark.
"Tidak. Nanti adanya Kau malah terpesona oleh kecantikannya." Kata Sungchan. Menginjak kaki Mark.
Suara Pintu Utama yang dibuka membuat Sungchan melebarkan matanya. "Hyung! Daddy dan Eomma sudah pulang!"
Mark segera berjalan mengendap-ngendap untuk keluar dari Kamar Jeno. Dengan diikuti oleh Sungchan dibelakangnya.
"ANAK-ANAK!!" Teriakan Jaehyun terdengar menggelegar dari bawah. Jeno hanya menyahutinya dengan teriakan 'sebentar!', sedangkan Mark mempercepat langkahnya, merangkak menuju kamar masing-masing.
Mereka berhasil! Setidaknya terlihat sedang mengerjakan tugas sekolah agar tak dimarahi oleh Jaehyun
「ーtbcー」
🦄18-02-2022
#shortupdate
Update lagi kalo udah sampe 90 pembaca yo!
Jan lupa Voment. Saya ma ikhlas~
KAMU SEDANG MEMBACA
「Reinkarnasi」
أدب الهواةTaeyong meninggal di kala si Anak sulung berusia 15 Tahun. Sementara Anak Keduanya baru berusia 14 tahun. dan Anak terakhirnya berusia 13 Tahun. Kecelakaan itu menyebabkan Ia meninggal. Sang Suami frustasi dan berakhir menikah lagi, Ia berhasil melu...