"Jeno.. Adikmu mana?" Tanya Taeyong kepada Jeno.
Jeno melirik Taeyong, "Mungkin bermain basket"
Taeyong mengangguk pelan, Ia membuka tasnya. Mencari keberadaan ponselnya.
Mom♡
Taeyong, Mom dan Dad akan pergi ke Prancis karena Masalah bisnis Daddymu. Kau dirumah hanya bersama Bibi Liu tak apa bukan?
Iya Mommy. Hati-hati lah.
Yongie menyayangi Kalian♡Taeyong menghembuskan nafasnya kasar. Jeno yang melihat itu kemudian menaikan alisnya. "Kau kenapa, Hyung?"
"Mommy dan Daddyku akan pergi ke Prancis. Masalah bisnis,"
"Aku juga pernah merasakkan itu,"
Jeno menatap ke langit. Menelisuri setiap gumpalan awan. Merasakkan setiap angin yang berhembus kewajahnya. Ini nyaman.
"Hyung!"
Taeyong dan Jeno kompak menoleh kearah yang sama. Seorang Remaja dengan Seragam Menengah pertama tengah terdiam di tempatnya. Senyumnya luntur, bersamaan dengan kantung plastik digenggamannya yang jatuh.
Ia menatap tajam Taeyong. Kemudian beralih mendekati Jeno dan menarik pergelangan tangan Kakaknya.
"Taeyong! Kami pulang dahulu!"
"Hati-hati!"
•••
Pria tua itu mengambil sebuah buku. Ia duduk di kursi goyangnya yang sepertinya sudah tua dan reyot, namun masih bisa menahan beban.
Buku bersampul kecoklatan pudar itu dibuka olehnya. Membalik halaman-per-halaman. Ia tersenyum tipis saat melihat bagian buku pada halaman 701.
Ia kembali membalik halaman. Sampai pada halaman terakhir, Ia menutup mata sejenak, menarik nafas kemudian menaruh buku tebal itu ke dalam rak buku nya.
Pria itu melirik sebuah pintu yang nampak elegan dengan ukiran bunga di daun pintunya.
Pintu itu sepertinya terkunci dari dalam maupun luar. Jika bisa dibuka melalui dalam. Hal yang sama akan terjadi. Tetap terkunci, bahkan jika dibuka melalui luar, tetap saja terkunci.Ia menghela nafas. "Hanya dia,"
•••
"Sungchan-ie, Ayo kita berkencan hari ini!"
Sungchan ersenyum kecil. Dia adalah pacar Sungchan, Park Jihyo. Dia menyukainya karena kepribadiannya yang baik dan wajahnya yang manis. Apalagi matanya yang besar. Mengingatkan Sungchan kepada Mommynya.
"Tentu, Jihyo-ah. Kau ingin kencan dimana?" Jawab Sungchan lembut.
Jihyo nampak terdiam sebentar di seberang sana. Lalu terdengar bunyi hentakan kaki antusias.
"Bagaimana jika kita pergi ke Taman bermain? Sembari memakan Ice Cream!" Antusiasnya.
Sungchan mengangguk kecil, walau Jihyo tak akan tahu. "Baiklah. Taman bermain dekat rumahmu?"
"Iya! Yang bersebrangan dengan Panti Asuhan Junmyeon Oppa."
"Oke. Jangan lupa bahwa Aku yang traktir,"
Sungchan mengambil pakaian yang sekiranya pantas dikenakan sembari berkencan bersama Jihyo. Ia mengobrak-abrikan isi lemarinya. Sampai Ia tersenyum saat melihat sebuah pakaian yang pas sekali.
"Chan-ie.. Aku saja! Lagipula Kau terus-terusan yang mentraktirku,"
"Simpan uangmu untuk sarapan besok, Aku tak keberatan"
Sungchan melepas pakaian rumahnya. Lalu menggantinya dengan pakaian santai untuk di luar rumah.
"Hm, Baiklah. Sampai bertemu nanti, Chan."
"Iya.. Good Bye, Hyo-ah."
Sungchan menatap tampilannya dalam cermin kamarnya. Ia menyengir bangga. Keturunan Jung memang tak ada lawan.
Sungchan mengambil semua barang yang penting. Memasukkannya kedalam tas selempang kecilnya. Kemudian beralih turun ke lantai bawah.
"Sungchan-ah, Kau akan pergi ke mana?" Tanya Mark yang sedang memakan snack bersama Chaeyeon di sampingnya.
"Sungchan-ie, Kau tampan sekali! Ingin pergi kemana?" Tanya pula Chaeyeon.
"Jalan-jalan sebentar. Aku ingin memakan Ice Cream." Balas Sungchan sembari memakai Sepatunya.
"Baiklah. Hati-hati, Nak. Jangan terlalu malam, ya."
Sungchan mengangguk kecil. Lalu membuka pintu rumahnya dan berlari kecil ke luar rumah. Menghirup udara sejuk malam itu. Tubuh Sungchan yang dibalut jas santai terkena angin. Seolah membawanya menuju jalan ke Panti Asuhan itu.
Kenangannya terputar. Ia mengingat saat-saat Ibunya ikut berlari untuk mengejarnya pada usia 10 Tahun. Suara hentakan kaki anak berlari dan kekehan lembut seorang pria manis mengisi otaknya.
"Mommy! Ayo kejar aku!"
Ia melihat dirinya sendiri yang berlari dijalan ini. Jalan yang Ia pijak.
"Kkk.. Sungchan! Tunggu Mommy,"
Sampai pada kenangan itu Ia melihat Ibunya menangkap tubuhnya dan memeluknya erat. Ia yang masih kecil hanya tertawa senang saat dipeluk erat.
"Mommy, bermain bersama Chan-ie saja, ya! Jangan pergi,"
Sungchan terdiam di tempatnya. Air mata keluar perlahan dari matanya.
「ーtbcー」
🍋19-03-2022
Sorry telat up^^
Kemaren ketiduran hikd..
Mana tugas banyak banget😔
Mungkin mulai mingdep, aku bakalan update hampir setiap hari. Biar book ini cepet kelar.Oya, Ada teka-teki dalam cerita ini. Udah aku kasih clue disalah satu bagian. Coba cari dan pahami setiap bagian. Btw, ini ga berat-berat kok masalahnya.
Cara kalian, aku bikin fmv cerita ini gimana? Cari mentahannya susah bangettt😭
Btw makasih udah dukung aku!! Yang udah vote, baca, dan komen💕Lop yu deh🙄
Papaiii!!
KAMU SEDANG MEMBACA
「Reinkarnasi」
Hayran KurguTaeyong meninggal di kala si Anak sulung berusia 15 Tahun. Sementara Anak Keduanya baru berusia 14 tahun. dan Anak terakhirnya berusia 13 Tahun. Kecelakaan itu menyebabkan Ia meninggal. Sang Suami frustasi dan berakhir menikah lagi, Ia berhasil melu...