Enjoy💜
Please vote jugaaa.
.
Di sunyi nya malam ini hanya suara elektrokardiogram yang menemani Ata di lorong ruang ICU. Ia terduduk bersandar di kursi yang tersedia sembari melipat kedua tangannya juga memejamkan mata .
Drtt Drttt
Ponsel yang sedari tadi ia simpan di saku celana seragamnya bergetar dan tertera nama 'Raka' disana.
"Halo"
"Balik ta! , Daripada Lo cuma diem disana lebih baik Lo cari tau siapa pelakunya"
Tut Tut
Ata mematikannya tanpa menjawab.
"Hufttt.." Ata menghela nafas lelahnya .
Bukan , bukan ia tidak berusaha mencari siapa pelakunya dan hanya berdiam diri disini . Rasa kekecewaan pada dirinya atas apa yang terjadi pada Bunga belum hilang sedari tadi , ia ingin menenangkan nya dahulu sebelum ia benar benar membalas siapapun yang melakukan hal ini pada Bunga.
Walaupun begitu , tak lama ia memutuskan untuk pergi dari sana.
.
"M..mba bilang apa barusan?"
"Ibu Lidya bilang kalau non Bunga masuk rumah sakit dan sekarang koma non" ucap mba Siti tertunduk.
"Haa.. mba bercanda kan?" Tanya Aya memastikan sembari tertawa kecil.
"Maaf non , tadi siang mba sudah coba hubungi non Aya dan non Zeva tapi ndak diangkat"
"Shit"
Zeva langsung berlari membawa kunci mobilnya diikuti Aya dibelakangnya.
"Non , hati hati non"teriak mba Siti memperingati.
Hari ini memang Aya dan Zeva disibukan dengan akan diadakannya acara ulang tahun perusahaan keluarga Blare yang tentu saja akan melibatkan keluarga Mahaka juga karna mereka adalah partner bisnis sedari lama.
Mommy Zeva yang selalu ingin semuanya terlihat sempurna memaksa Zeva dan Aya datang ke butik keluarga Mahaka untuk mempersiapkan gaun apa yang akan mereka kenakan nanti dan segala sesuatunya. Belum lagi makan malam yang kedua keluarga mereka adakan membuat mereka tidak sempat membuka ponsel masing masing.
.
Setelah memastikan lewat ibu Lidya akhirnya mereka di beri tahu dimana Bunga di rawat.
Untungnya ini merupakan salah satu properti yang dimiliki oleh keluarga Blare . Prince Alzain Blare adalah kakak kandung Zeva yang secara resmi pemilik juga kepala dokter di rumah sakit ini.
Dengan begitu ini memudahkan mereka berdua mendapatkan akses untuk datang ke ruang ICU rumah sakit di hampir tengah malam seperti ini.
"Kak Zain" Teriak Zeva saat melihat sosok kakaknya di depan sana.
Zain yang sedang berdiam menatap kaca besar suatu ruangan di depannya memutar badan ke belakang saat ada yang memanggil namanya.
Zain menghela nafasnya lalu menggeser tubuhnya kepinggir.
Pergerakan yang Zain lakukan ternyata membuat Zeva dan Aya berlari kedepan sembari menahan tangis.
"Bunga" gumam Zeva pelan melihat sosok yang terbaring di depan sana.
Menatap dua gadis di depannya ini membuat ia iba , "Maaf , kakak baru tau tentang hal ini waktu mba Siti bilang kalian lagi di perjalanan menuju kemari..."

KAMU SEDANG MEMBACA
For Our Best Friend
أدب المراهقينKejadian pembullyan yang dialami oleh Bunga akhirnya menyebabkan ia harus berjuang di rumah sakit. Yang paling menyedihkan adalah pembullyan yang dialaminya selama ini tidak di ketahui oleh orang orang di sekitarnya . Termasuk kedua sahabatnya Zeva...