TH | 02

52 16 2
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

🦄
_____________________________________

Gadis berkulit kuning langsat, berbulu mata lentik dan berwajah mungil terlihat sedang berjalan dengan menenteng kantong besar dijemari kecilnya itu. Tidak lama ke
mudia seorang wanita paru baya berlari kecil ke arahnya.

"Eneng Cery. Sini saya bantu." Sapa mbok Neni salah satu penjaga kantin disekolah Cery.

Gadis itu tersenyum. "Makasih Mbok." Cery menyerahkan kantong yang ia pegang ke mbok Neni.

Mbok Neni membuka ikatan kantong. "Ini teh kerupuk pisangnya berapa bungkus?" tanyanya.

"30 mbok. Cery titip yah." ucapnya sambil tersenyum.

Mbok Neni mengangguk. "Siap neng."

"Kalo begitu Cery pamit ke kelas dulu mbok."

@@@

Cery kini sudah berada di dalam ruang kelasnya 11 IPA 2. Kondisi kelas sudah cukup ramai, beberapa siswa berdatangan diwaktu yang bersamaan membuat keadaan kelas semakin ribut karena ruih-riuh suara yang menyatu.

"Cheryn."

Seorang gadis yang berlagak sombong dan tomboi berjalan mendekati Cery. Gadis itu berdiri tepat dihadapan Cery dan terus melemparkan tatapan tajam serta melipat kedua lengannya di depan dada. Bak orang yang suka dapat adek kelas.

Sementara Cery hanya duduk diam dikursi melemparkan sorot mata kosong dan polos.

BRAAK

"Njir, jantung gue copot."

Suara pukulan meja terdengar nyaring saat gadis itu menggebrak meja Cery.

"Kenapa lagi dia?"

"Kali ini apa lagi."

Suara bisik-bisik mulai terdengar, semua orang memperlihatkan keduannya yang saling melempar tatapan satu sama lain.

Detik berikutnya terdengar suara tangis.

"Ahiks...Ceeryy..." Gadis itu menjatuhkan tubuhnya kelantai dan terus merengek bak anak kecil.

"Uuh...kirain ada apa," teriak seisi kelas.

"Ada-ada aja lo Loli,"

"Cery gue putus hiks..." Loli terus merengek.

"Udah gue bilang jangan pacaran sama dia, gini lan jadinya!" jelasnya Sambil memalingkan wajahnya malas.

Loli mengkat kepalanya, kedua matanya merah. "Hiks...pokoknya gue ngk akan biarin Radit lolos. Liat aja." Tegasnya beranjak dari duduknya.

True HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang