kecemasan

39 8 3
                                    

Happg reading

"SERAHKAN GELANGNYA," ucap pria hitam berusaha melepas gelang emas itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"SERAHKAN GELANGNYA," ucap pria hitam berusaha melepas gelang emas itu.

"Ga, ini satu-satunya harta saya." Ibu berbaju merah itu terus menahan agar emasnya tidak di ambil sambil menangis. "Emas ini untuk bayar uang sekolah anak saya, hikss!"

Tidak ada yang berani bergerak semua hanya bisa terdiam di tempat.  Tanpa perampok itu sadari Caca dari tadi merekam kelakuan jahat perampok-perampok itu. Ia merekam dari balik tempat duduknya. Menaikkan sedikit kamera ponselnya ke atas.

Tujuan Caca merekam para perampok itu untuk mengancam  para perampok itu apa bila Perampok-perampok itu berbuat kekerasan.

Tak sengaja salah satu perampok melihat ke Caca yang sedang mengarahkan kamera belakang ke arahnya dan teman-temannya. 

Perampok yang memakai masker memelototkan matanya melihat ke Caca.

"HEI!!" teriakan dari perampok yang mengenakan masker hitam membuat Caca terkejut.

Caca menurunkan ponselnya memasukkannya kedalam saku jaketnya.

"LOE NGEREKAM!"

Perkataan salah satu perampok itu membuat semua perampok yang berada di dalam bus menatap Caca.

Caca bangkit membenarkan berdirinya. Ia meneguk ludahnya berkali-kali menatap ke perampok itu.

"SINI PONSELNYA!" teriak bos perampok itu, melangkah maju perlahan untuk menghampiri Caca yang berdiri di dekat kursi yang tadi ia dudukkan.

Caca menggelengkan kepalanya. "Ga, Caca akan kasi bukti video tadi kepolisi supaya orang-orang kaya kalian ga berkeliaran lagi di sini," beritahu Caca dengan suara gemetar. Ia berjalan mundur kebelakang.

"Loe berani ngelaporin kita ke polisi? Sebelum loe lapor ke polisi NYAWA LOE YANG AKAN MELAYANG DULUAN!"

Saat sebuah tendangan melayang ke arah Caca. Caca memejamkan kedua matanya dengan tangan sedikit naik ke depan berhadapan dengan bahunya.

Aldi yang melihat langsung berlari, ia berdiri didepan Caca dengan wajah saling berhadapan membelakangi perampok itu Punggung Aldi menjadi prisai dari tendangan yang di berikan perampok itu.

"Arghh," ringis Aldi kesakitan, punggungnya terkena tendangan yang begitu kuat ia rela menjadi prisai untuk melindungi Caca dari tendangan perampok-perampok itu.

Caca membuka matanya, ia terkejut melihat Aldi yang berada di hadapannya. Jarak wajah Aldi dengan Caca hanya satu jengkal jari. Caca bisa melihat jelas wajah Aldi yang begitu dekat dengannya begitu juga Aldi.

Satu tendangan lagi mendarat di punggung Aldi. 

"Aldi." melihat Aldi yang di tendang Caca langsung khawatir dan cemas.

Wajah cemas Caca sangat terlihat di mata Aldi. Sebenarnya tendangan yang diberikan perampok itu sakit tapi Aldi berusaha untuk tidak memperlihatkan rasa sakitnya. Ia tidak ingin membuat Caca semakin cemas dan khawatir.

Dear Kamu ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang