"Lo mending istirahat."
Saat ini mereka berada disebuah rumah kayu yang terlihat sangat lusuh dan tua, mereka tentu tidak tahu siapa pemilik rumah itu. Jadi, oleh sebab itu mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak dibalai kayu tepat didepan rumah tersebut.
Ivan sedang mencari makanan, tidak tahu makanan seperti apa yang akan didapat. Jelas mereka sudah merasa sangat lelah dan kelaparan. Hari semakin sore, Diona bisa memastikan bahwa kemungkinan besar mereka berempat akan menginap semalaman di hutan.
"Iya, ini gue lagi istirahat."
Pandu menghembuskan nafasnya pelan, namun karena terlalu sunyi, menjadikan hembusannya itu terdengar disekitar mereka.
"Tidur maksud gue."
"Gapapa kok, lagian gak akan bisa tidur."
"Karna belom ngabarin kavin?"
Diona sontak menatap Pandu.
"Enggak lah!"
"Guys gue bawain nih, tapi makannya di irit-irit yah."
Baru saja Ivan ingin mendekat, namun pergerakannya terhenti begitu suara Eliana terdengar.
Gadis itu baru saja membuka mata kemudian mengambil posisi duduk.
"Heh, sembarangan lo bawa-bawa. Pisang dari mana itu??"
"Ya dari pohon lah! Itu disana ada pohon yang gak terlalu tinggi dan kebetulan pisangnya juga mateng, rezeki anak soleh ni!"
"Eh eh! Lo udah izin belom?"
"Hah?"
Eliana berdecak kemudian berdiri menghampiri Ivan. Perempuan itu menarik Ivan untuk berjalan menjauh sembari terus mengoceh, "Tunjukin dimana pohonnya. Lo harus izin dulu yang bener, baru bisa bawa ni pisang!"
Diona terkekeh pelan menyaksikan kelakuan mereka. Namun hanya sesaat, karena tiba-tiba gadis itu terdiam kaku. Ia merasakan sesuatu dari dalam dirinya.
Pandu yang menyadari keanehannya pun menatap dirinya penuh tanya.
"Kenapa?"
Jeda beberapa detik ia tidak menjawab, sampai akhirnya Diona kembali bersuara.
"Sebentar."
"Mau kemana?!" Cegah Pandu dengan tangannya yang kini menggenggam lengan Diona.
"Sebentar.. cuma ke belakang situ kok." Diona menggunakan dagunya untuk menunjuk ke sisi belakang rumah kayu yang mereka jadikan tempat istirahat saat ini.
"Gue temenin."
"Gak usah. Gue sendiri aja, disitu doang kok."
"Gue tem-"
"Oke guys, pisang aman. Yuk makan!"
Ucap Eliana yang sudah kembali bersamaan dengan Ivan yang membawa buah tersebut, namun baru saja ia akan mengambil tempat duduk di balai. Diona lebih dulu menahan lengan Eliana, membawa gadis itu setelah ia sempat melepas secara paksa cekalan tangan Pandu pada lengannya."Kenapa sih?" Tanya Ivan. Pandu hanya diam, menatap punggung dua gadis tersebut yang lama-kelamaan tenggelam tertutup di balik bangunan rumah.
Lelaki itu baru saja menyadari tindakannya pada Diona tadi. Lantas ingatan itu membuatnya menarik nafas.
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
through by the camp
Teen FictionDiona menerima masalah yang seolah tak berujung dari awal insidennya di hari camping. ------ "Tadi gue pinjem cd lo, tiga." Pandu mendelik. Lelaki itu kemudian refleks meraih lengan Diona, sehingga mau tidak mau tubuh perempuan itu kini menghadap se...