Eliana dan Diona saat ini sedang sibuk. Mereka berdua masih berada disisi belakang rumah, sembari terus mengeluarkan isi tas milik Pandu. Ya, saat diberitahukan keadaan Diona. Pandu langsung menyerahkan tasnya pada Eliana tanpa mengatakan sepatah kata pun.
"Nih, untung dia bawa tisu sepak. Saran gue, ini buat lapisan dicelana kedua. Karna tisu itu kan kalo basah pasti nempel-nempel gitu, kalo dipake dilapisan pertama pasti lo gak nyaman nanti."
Diona mengangguk.
"Nah selesai. Nih pake!"
Diona mengerutkan alis begitu melihat hasil karya Eliana. Pasalnya ada sesuatu yang nampak aneh baginya.
"Ihh kok gini?! Gak gak, gak mau..!"
Diona hampir memekik kalau saja Eliana tidak mengisyaratkannya untuk tenang. Bagaimana Diona bisa tidak heboh, ia jelas melihat dilapisan lain ada celana dalam pria. Ugh, Diona ingin menangis rasanya.
"Liat nih, ini gak bakal nyentuh lo secara langsung kok. Please Dio.. ini genting."
Diona menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Emang Pandu gapapa? Gak sopan tau!"
Eliana menggeleng pelan, "Dia ok kok. Dia no comment, dan menurut gue dia gak masalah."
Diona kembali menggelengkan kepalanya.
"Isss, gapapa Dio.. pinjem tiga doang ini."
••
Mereka kembali ke sisi rumah depan. Eliana menyerahkan tas pada Pandu, sementara Diona berdiri kaku disisi kanan Eliana. Ivan yang peka terhadap suasana kemudian berinisiatif untuk mencairkannya.
"Eh nih lo bedua makan, enak loh!"
Eliana mengambil satu buah pisang, dan mengambil tempat di balai. Sementara Diona masih berdiri kaku ditempatnya.
"Thanks, dan sorry gue.. ngerepotin." Ucap Diona pelan pada Pandu, saat tahu Ivan dan Eliana sedang sibuk saling berbicara.
Pandu hanya berdehem sebagai balasan.
Diona mengambil tempat tepat disamping Pandu, sedikit mengikis jarak. Dengan tubuh yang masih sedikit kaku, perempuan itu sedikit mencondongkan diri ke sisi kanan tanpa menoleh sedikit pun.
"Tadi gue pinjem cd lo, tiga."
Pandu mendelik. Lelaki itu kemudian refleks meraih lengan Diona, sehingga mau tidak mau tubuh perempuan itu kini menghadap separuh ke arahnya.
"Sorry.." Cicit Diona ragu menatap lawan bicaranya.
"Ta-tapi gak nyentuh langsung kok. Di akalin sama Eliana." Ucapnya lagi.
"Terus lo pikir gue tetep mau pake lagi?" Ucap Pandu berusaha merendahkan suara. Ia tidak ingin Ivan dan Eliana mengetahui topik pembicaraan mereka.
Diona sontak menatap Pandu sepenuhnya.
"Gue juga gak berpikir balikin. Gue akan ganti yang baru! Dengan merk dan ukuran yang sama."
Keduanya terdiam, sampai Diona maupun Pandu mulai merasakan wajah mereka memanas. Keduanya pun kompak mengalihkan wajah masing-masing.
tbc
![](https://img.wattpad.com/cover/301457642-288-k898275.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
through by the camp
Novela JuvenilDiona menerima masalah yang seolah tak berujung dari awal insidennya di hari camping. ------ "Tadi gue pinjem cd lo, tiga." Pandu mendelik. Lelaki itu kemudian refleks meraih lengan Diona, sehingga mau tidak mau tubuh perempuan itu kini menghadap se...