"Tinnn..tiinnn..tinnnn"...
Suara keributan di balik jendela Bus yg tampak kusam dan berdebu.Tampak seorang wanita sedang duduk di bangku dekat dengan jendela sebuah bus yg tidak terlalu ramai penumpang.
".. Permisi? Boleh saya duduk di sini?.." suara lembut yg tiba-tiba mengagetkannya saat dia asik melamun entah sampai mana.
"Hah? Aah boleh, bu. Silahkan.."
"Terima Kasih ya, nak.." ucap si ibu yg tidak terlalu tua namun juga masih tampak tidak muda lagi.
Oh yaa.. Btw wanita yg sedang melamun itu adalah aku hehe.
Yaps..
Namaku Oh chi. Lee Oh chi.
Usiaku baru 26 tahun. Aku baru saja bekerja di salah satu Cafe di pusat kota.Emmm..? Apalagi yg perlu aku perkenalkan? Sepertinya cukup. Baiklah kembali ke cerita.
_
Hari ini aku akan pergi ke tempat kerja baru ku. Aku di pindah tugaskan di cabang baru yg jarak dari rumah ku sekitar 15 menit jika menggunakan bus."Rrrr.. Rrr.. Rrr.." handphone ku yg bergetar tanpa nada.
"Halo ?"
"Chi, luu dimana? Temenin gw yuk" suara khas yg selalu ku dengar setiap hari.
Yaa.. Dia sahabat ku sejak SMP. Namanya Jeun Ong /Kim Jeun Ong. Karena sangat lama kami berteman dan kebetulan rumah dia bersebelahan dengan rumah ku, kami sering dianggap saudara oleh orang lain.
"Kemana dah? Gw lagi on the way kerja" saut gw lirih
"Pulang kerja deh, ntar gw jemput ke cafe loe? Ya ya mau ya? Gw maksa"
"Terserah dah. Udah dulu, gw udah mau turun" jawab ku meng iya kan.
_
Aku pun turun dengan tetap memakai earphone yg tidak pernah lepas dariku.Aku pun tiba di cafe tempat ku bekerja.
"Gila banget, hari ini panas nya." gerutu ku sambil meletakan Tas yg isinya tak terlalu banyak.
"kenape sih ngeluh mulu dah luu" Sahut Jinjin partner kerja ku yg juga baru 3 bulan kerja disini.
BY THE WAY kenalin dulu partner kerja ku, nama nya Park Jin woo (Jinjin nama panggilan nya).
Dia baru 3 bulan kerja disini, dan kebetulan kita dulu adalah teman satu sekolah waktu SMA.Hah? Mau tau dia type orang seperti apa? Hemm..? Ok ok
*Park Jin Woo orang yg cengeng banget
"Loe ngomongin gw?"
"Kagak, udah balik kerja sono"
Sekian about Jinjin, skip...
_
"Eh Jin?""Bisa enggak manggilnya jangan di potong gitu?"
"Mian (Maaf dalam bahasa Korea (Banmal)), Eh tapi lihat enggak sih tuh anak-anak perempuan pada ngapain dah ngelihatin kita sambil foto gitu ?"
"Bukan ke luu, jangan ke PD an dah jadi orang"
"Hah? Loe upload ke YouTube video gw lagi ngupil ya? Ngaku loe"
"MEREKA LAGI LIHAT TUH COWOK PAKAI KEMEJA OREN YANG LAGI ANTRI, BUKAN LUU..IHHHHHH"
Aku yg mendengar kata kata Jinjin segera menoleh ke arah cowok yg memang sedang mengantri di antara pembeli yg lain.
*
"Hah? Siapa tuh ?"Tampak seorang lelaki mengenakan Kemeja Oren dengan celana jeans yg bawah nya tampak terangkat sedikit dan tak lupa sneaker putih dengan gaya rambut sedikit panjang, dan berponi sedikit bergelombang dan sesekali dia mengibaskan rambutnya dengan jari - jari nya yg lentik, bahkan jari ku tidak selentik itu.
"Ape nih? Lah gw kenapa jadi merhatiin dia? Sadar oh chi, Lee Oh Chi bangun lah" gumamku dalam hati
Tak lama dia pun mulai mendekati meja pesanan.
"Selamat Pagi, Selamat datang di cafe Kami. Mau pesan apa ?" Kalimat wajib yg harus ku ingat selalu.
"Americano satu"
"Ada lagi?"
"Sudah, makasih"
Aku pun segera memproses pesanannya lalu melanjutkan pekerjaanku yg lain dan seketika melupakan tentang visual nya tadi.
[22.00]
"Huwaaaaahhh.. Akhirnya beres juga, hari ini lumayan rame banget."
"Iya dah, mana pada pesen es semua tahu hari ini"
"Eh, chi? Loe langsung pulang atau Nongki dulu? Cari makan yuk, laper gw"
"Gw janji mau keluar sih emang sama Jeun Ong, mau gabung?"
"Demi apa? Temen luu yg radak prik itu?"
"Hahahaha.. Iyee. Dah join aja yuk"
5 menit kemudian Jeun Ong datang ke cafe dan kami bertiga pergi ke tempat nongkrong yg biasa aku dan Jeun Ong datangi.
Di tengah perjalanan..
"Duh, bentar! Powerbank gw ketinggalan di cafe. Kalian duluan aja, ntar gw nyusul"
"Oke" jawab Jeun Ong dan Jinjin serentak.
_
Aku pun berjalan kembali menuju cafe untuk mengambil Powerbank hadiah dari Almh. Kakak ku."Tumben banget nih jalanan sepi?"
Aku yg mempercepat langkahku karena merasa ada yg sedang mengikuti ku akhirnya sampai di depan pintu cafe yg tampak gelap karena sengaja aku tidak menyalakan satu lampu pun.
".. Srekkk.. Srekk.. Srekk.." suara langkah kaki dari arah belakang ku.
Aku yg mulai berkeringat dingin mencoba untuk mengabaikan dan berusaha mencari kunci yg ku simpan di tas kecilku. Dan tiba - tiba ada tangan menyentuh pundak ku.
Aku pun berbalik badan sambil menjerit, dan...".. Ssssstttttt..."
Dua mata saling beradu di kegelapan.
Mata yg pernah ku lihat.
".. Hah?" Mataku terbelalak menggambarkan betapa terkejut nya aku ketika melihat dia.
Yaps.. Dia laki-laki misterius yg ku lihat di cafe tadi pagi. Kami masih dalam keadaan beradu pandang, tangan kanannya menutup rapat bibirku. Tangan kirinya menjulur ke depan dan menyentuh pintu kaca sehingga aku terjebak di tengah nya. Seperti adegan drama saat akan melakukan kiss scenes.
*Ya kali bakalan kiss, bibir gw aja di tutup gini.*
_
"Diam sebentar. Jangan bersuara" ucap nya dengan suara lirihMungkin 30 detik kami seperti itu.
Setelah itu..
"YAAA!!" teriak gw
"Kenapa?" jawab nya dengan santai
"ke.. Kenapa? Lancang banget loe kayak gitu ke gw?"
"Bukannya loe harusnya bilang makasih ke gw?"
"Makasih buat apa? Buat bikin gw jantungan? Lagian ngapain loe ngikutin gw?"
"Dasar Bodoh"
"What?"
"Gw td gak sengaja lihat loe jalan kesini, dan di ikutin sama beberapa preman. Loe gak sadar apa emang bodoh sih?"
"Gu.. Gw tahu kali. Mangkanya gw cepat-cepat buat buka pintu. Lagian loe kan bisa ngasih tahu aja gitu, gak perlu kayak gitu"
"Kenapa? Deg deg an ya lihat gw?"
"Dihhhh.."
Aku pun pergi meninggalkan dia di luar sedangkan aku masuk ke cafe untuk mengambil barang yg tertinggal tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two World
RomanceMenceritakan tentang Pria dan Wanita yg memiliki dunia yg sangat berbeda dan terjebak dalam perasaan yg sulit untuk mereka hindari. Apakah mereka akan memilih untuk mengabaikan dunia itu? Atau berhenti dan kembali ke dunia mereka masing - masing?