BAGIAN 13

7.8K 459 11
                                    

Seminggu sudah, Handy dikabarkan hilang. Dan Milla diinterogasi berdasarkan rekaman kamera CCTV di salah satu rumah milik Rizal yang kini menjadi miliknya. Milla hanya memicing pada anak sulung Jujiman saat dirinya dibawa pergi oleh pihak yang berwajib, "Kamu jahat...", desisnya pada salah satu keponakannya itu. "Pasti ini ulah kamu. Kamu apa'in si Frida?!"

Anak sulung Jujiman hanya mengangkat kedua bahunya. "Saya 'gak 'ngerti, Bibi Milla 'ngomong apa. Hati-hati, ya... jangan nuduh tanpa bukti."

Sementara Rommel hanya termangu melihat kepergian ibunya. "Aku tau, mama 'gak bersalah", desahnya pelan. "Papa juga 'gak salah..." Rommel menoleh pada istrinya-Dina. Dina hanya menepuk-nepuk bahunya.

"Segala yang terselubung, suatu saat akan dibukakan. Tapi kita bukan hakim. Jangan gegabah, ya..." Dina hanya bisa menarik kepala Rommel ke dalam dekapannya dan memberikannya penghiburan.

***

Handy terbangun dengan posisi tubuh yang tertelungkup. Ia membuka matanya dan melihat Frida tidak ada di sampingnya. Ia beringsut bangkit dengan cepat. "Frida!", panggilnya. Frida pun muncul dari balik pintu kamar yang membuka sambil membawa dua porsi bubur ayam panas di atas baki. "Sarapan...", katanya pelan. wajahnya terlihat murung.

Handy menerima sodoran dari Frida dan tersenyum dengan lebarnya. Ia baru saja mencicipi buburnya sedikit dan langsung mengaduh kepanasan. "auffhhhh... panas...", keluhnya. Frida tak menyahut. Handy pun melirik padanya. "Kenapa kamu 'gak seneng?", tanyanya dengan wajah yang berubah serius.

Frida tersenyum. Tetapi tak menjawab. Handy pun melenguh panjang sambil meletakkan semangkuk buburnya ke atas buffet. "Frida... kita 'gak punya banyak pilihan. suka 'gak suka, kamu harus suka..." Handy sudah menarik sebatang rokok putih dari kotaknya dan menyalakannya. Ia melepuskan asapnya ke udara.

Frida memalingkan wajahnya. "Handy... terus tujuan kita... apa?"

"Ya, begini aja...", sahut Handy kalem. "Yang penting, kita sama-sama..."

Frida melenguh panjang dan melangkah keluar, ke balkon kayu yang dibuat oleh Handy dengan tangannya sendiri, di sebuah kawasan pegunungan yang terpencil. Melihat Frida menjauh darinya, Handy pun mengejarnya ke balkon. Ia sudah mengenakan celana pendeknya namun masih bertelanjang dada. Asap rokok masih terlepus keluar dari bibirnya. "Kamu mau bebas, 'kan? Dan punya bekal hidup? Kita punya..." Handy memutar matanya berkeliling. Ia melihat hutan, sejauh matanya memandang dari ketinggian rumah pohonnya. Ia melirik ke bawah dan melihat seekor musang baru saja berlari turun dari kandang ayam yang ia bangun tepat di kaki pohon. Handy pun melangkah masuk ke dalam untuk mengambil senapan anginnya dan mengarahkannya ke musang itu. Tapi meleset. "Sial...", gerutunya. Ia melirik pada Frida lagi yang masih menerawangkan matanya ke atas.

"Mikir apa?", tanya Handy.

Frida hanya menunjuk ke atas. "Kadang, saya liat mama dan papa di langit..."

"Diem!!!", bentak Handy. "Jangan lagi bicara'in mama, papa dan lainnya!!!" Handy langsung membalikkan tubuhnya dan beranjak masuk kembali ke dalam. Nafasnya sudah tersengal-sengal. Ia merengkuh keningnya yang mendadak pening bila mendengar nama-nama anggota keluarga disebutkan. Matanya mulai berkaca-kaca saat wajah adik-adiknya terbayang. Ia menghisap rokoknya lagi dengan sekali tarik lalu membuang puntungnya ke kamar mandi yang ia bangun seadanya, dengan bambu sebagai saluran pembuangan yang dialirkan ke sungai.

"Frida! Masuk!", perintah Handy. Frida pun mengangguk dan kembali masuk ke dalam. Lalu melihat kobaran api kecil di ambang pintu kamar mandi yang merambat cepat ke setumpukan pakaian kotor di sampingnya.

"Api!!!", jerit Frida. Handy pun berusaha mematikan kobaran api yang menjalar dengan cepat menuju ke tempat tumpukan kayu-kayu bakar. Kobaran api pun semakin besar. Handy melihat api itu membubung ke atas, menjilat ke langit-langit rumah kayunya yang mulai menghitam. Ia termangu, melihat wajah hitam yang menyeruak keluar dari langit-langit kamarnya itu.

Nyonya BesarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang