MENCOBA MEMAHAMI

416 28 9
                                    

"Ne oppa, ini liburan dadakan!" Yoona sedang menghubungi seseorang dari arah balkon agar tidak menganggu tidur Seohyun setelah aktivitas malam mereka.

Seohyun yang meraba sebelahnya dan merasa tidak ada seseorang yang tadi malam memuaskannya langsung membuka mata. Samar-samar dia dapat mendengar Yoona sedang menerima telepon dibalkon.

"Aku akan keapartemen mu setelah kami kambali, yakseo!"

Seohyun mengepalkan tangan marah, dia tahu siapa namja yang menghubungi Yoona. Bisa-bisanya Yoona bicara dengan namja lain setelah yang mereka lakukan. Rasanya seperti diselingkuhi setelah bercinta hebat diranjang.

Yoona terbelalak kaget saat membalikkan badan dan dibelakangnya sudah ada Seohyun dengan mata memerah. Tanpa kalimat perpisahan, Yoona mematikan ponsel nya.

"Baby... Aku...,"

Seohyun tidak bicara apapun, dia berbalik terburu memakai pakaiannya dan membereskan barang-barangnya.

"Seobaby jebal dengarkan aku, Seung Gi oppa khawatir karena tidak menemukan aku, jadi dia menghubungi. Kami..."

Seohyun masih diam. Dia tidak ingin berucap apa pun karena takut tangisnya akan pecah. Sebisa mungkin dia berusaha menahan air matanya. Dia pikir setelah malam indah mereka, penyatuan mereka... Yoona menjadi miliknya seutuhnya.

"Seobaby!" Yoona menahan tangan Seohyun yang mencapai kenop pintu bersiap pergi, "Jebal jangan seperti ini! Katakan sesuatu!"

Bibir Seohyun bergetar, pada akhirnya air matanya jatuh. "Pelacur, aku merasa seperti wanita murahan yang setelah ditiduri semalam kemudian ditinggalkan."

Yoona menggeleng keras, "ANIYO!" bentak Yoona, tidak ingin Seohyun merendahkan dirinya sendiri. Yoona membalik tubuh Seohyun sehingga kini sepenuhnya menghadap kearahnya, "Mianhae, jeongmal Mianhae... Jangan katakan itu lagi, kau adalah mutiara terindah dalam hidupku, Mianhae... Ini salahku!" Sesal Yoona kini ikut terisak. Dia tahu dia salah, tidak seharusnya dia mengangkat panggilan Seung Gi.

"Aniya... Aku yang terlalu memaksamu. Mari kita akhiri disini saja eonni!"

GRAB. Yoona memeluk Seohyun dari belakang setelah Seohyun membalikkan badan, "Bagaimana aku bisa melepasmu, sungguh aku hanya mencintaimu! Jeongmal Mianhae, hukum aku apa saja, hanya... Jangan meninggalkan aku."

Seohyun memejamkan mata erat, yang Yoona lakukan mungkin sangat melukainya, namun... Dia tidak dapat memungkiri jika dirinya juga sangat mencintai Yoona. Hanya Yoona yang membuat jantungnya berdetak lebih cepat dan hanya pada Yoona dia rela menyerahkan tubuhnya.

Tau Seohyun mulai goyah, Yoona kembali membalik tubuh Seohyun pelan kemudian mengacungkan ponselnya didepan Seohyun dan membuangnya begitu saja keluar balkon, "Selama tiga hari kedepan aku tidak ingin ada yang menganggu aktivitas kita."

Seohyun terdiam. Dia tidak meragukan Yoona, tidak sama sekali saat melihat sorot mata rusa itu.

***

"Belajar menjadi istri yang baik, eoh?" Yoona memperhatikan Seohyun yang menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.

"Tidak ada makanan selain telur dan sereal, makanlah yang ada dulu eonni. Nanti agak siang kita belanja keperluan kita selama disini!"

Yoona tersenyum sambil mengangguk, dia menggenggam jemari Seohyun dan mengecup punggung tangannya. Sangat manis. "Saranghae!"

Rona merah seketika menghiasi pipi Seohyun, Yoona sangat suka menganggu yeojachingu nya.

LEFT OUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang