Sepanjang makan siang, Haruto hanya terdiam tanpa mengajak bicara baik Yunhe maupun Yuta. Berbeda dengan Hitomi yang sempat menyapa kakak dan kakak iparnya sejak datang tadi pagi menjelang siang.
"Tomi, gimana kuliahnya?" Yuta membuka percakapan, Hitomi tersenyum canggung karena suasana yang tidak mendukung.
"Lancar kak" jawab Hitomi singkat, Yuta hanya mengangguk. Setidaknya Hitomi masih mau mengajaknya sekedar basa-basi. Berbeda dengan Haruto yang diam namun tatapannya seakan panah yang bisa menembus tubuh Yuta.
Keadaan kembali Hening, Yunhe ingin bicara namun takut semakin merusak suasana yang memang kurang bagus saat ini.
Setelah makan, Haruto beranjak tanpa menghiraukan keduanya membuat Yunhe merasa teriris. Ia rindu dengan Haruto yang manja padanya, ia sungguh tidak suka Haruto menjadi seperti ini.
"Hitomi belajar aja ya sayang. Besok kan ada kuis? Nanti kakak yang beresin" Yunhe mencoba menetralkan perasaannya. Ia tidak mau membuat Hitomi terbebani, karena kemarin Hitomi sempat menangis menolak kuliah agar ia tidak menikah dengan Yuta namun Yunhe tidak mau kedua adiknya berakhir sepertinya. Yunhe mau kedua adiknya menjadi orang yang sukses.
Hitomi menurut apa kata Yunhe, ia beranjak masuk ke dalam kamarnya, memang tadi dia sempat menyinggung bahwa besok kelasnya ada kuis.
Hening, sisa Yunhe dan Yuta di ruang makan. Dengan raut wajah sedihnya, Yunhe membereskan alat makan, ia mencuci piring dalam hening bahkan mengabaikan Yuta, ia sedih sekali Haruto seolah membencinya.
Yunhe tersentak kala Yuta membalik tubuhnya dan membawanya kedalam dekapan hangat, tidak perduli dengan Yunhe yang masih memakai sarung tangan cuci piring yang bisa membuat pakaiannya basah, Yuta mendekap sang istri dengan erat.
Dan akhirnya, air mata Yunhe tumpah. Ia terisak dalam pelukan sang suami sedangkan Yuta hanya diam seraya mengelus surai hitam panjang milik sang istri.
Tanpa mereka berdua sadari, dibalik pintu Haruto menyaksikan adegan berpelukan itu. Haruto merasa bersalah, ia tidak bermaksud untuk bersikap seperti ini terhadap kakaknya tapi ia marah pada Yuta yang memanfaatkan kakaknya juga marah pada dirinya sendiri yang menjadi beban hidup bagi kakaknya. Haruto sangat menyayangi kakaknya, bagaimanapun perempuan itu rela memberikan hidupnya demi masa depan sang adik.
🍒
"Gapapa, semuanya pasti akan membaik" setelah sekian lama hening Yuta akhirnya mengeluarkan kata-kata agar Yunhe berhenti menangis, tadinya ia pikir tidak apa-apa, Yunhe harus meluapkan air matanya namun kini ia juga merasa ingin menangis, isakan Yunhe begitu meyayat hatinya.
"Haruto cuman sayang banget sama kamu, makanya dia masih gak ikhlas kalau kamu sudah menikah, dan denganku yang jahat ini" Yuta kini menepuk-nepuk pundak Yunhe. Yunhe melonggarkan pelukan mereka lalu menatap Yuta sendu. Perkataan Yuta memang benar tapi Yuta tidak jahat, takdir mereka memang menikah. Yumhe sudah pergi jauh menghindar selama 5 tahun namun pada akhirnya mereka tetap ditakdirkan untuk bersama meski tidak selamanya.
"Ingat gak? 5 tahun lalu kamu benci banget sama aku karena kesalahan yang aku perbuat. Kamu pagi itu nangis dan setelahnya pergi dari aku" Yuta menatap manik Yunhe, dahi Yunhe mengerut sebentar lalu ia memukul dada Yuta pelan. Ah hari itu, hari dimana ia memutuskan untuk pergi jauh karena Yuta seenaknya menidurinya.
"Aku malam itu gak sepenuhnya mabuk sayang" jujur Yuta, Yunhe bungkam namun tatapan matanya seolah meminta Yuta untuk melanjutkan apa yang telah dia utarakan.
"Hari itu, aku pikir setelah malam yang kita lalui kamu akan meminta pertanggung jawaban. Jujur saja aku berharap malam itu membuahkan hasil tapi sepertinya kamu meminum pil anti hamil"
Yunhe kembali menunduk setelah mendengar penuturan Yuta. Memang hari itu dia sadar bahwa Yuta bermain tidak aman dan entah berapakali sperma Yuta memenuhi rahimnya. Dugaan Yuta juga benar, Yunhe meminum pil anti hamil setelah pulang, karena ia benar-benar takut ditambah hari itu terhitung sebagai masa suburnya.
"Aku tahu hari itu masa suburmu" bisik Yuta, Yunhe kembali menatap Yuta dengan tatapan sebal. Yuta tersenyum, Yunhe sedikit melupakan kesedihannya berkat utaraan hatinya, meski rasa sedih itu tergantikan oleh kesal namun setidaknya Yunhe sudah berhenti menangis.
"Kamu kok jahat?" Yunhe dengan nada kesal, Yuta malah mengecup bibirnya.
"Jahat mana sama kamu yang tega ninggalin aku?" Yuta menaikkan satu alisnya membuat Yunhe bungkam. Ia tidak bermaksud untuk itu, tapi kala itu Yunhe merasa tidak enak pada Sakura. Sahabatnya begitu terang-terangan menyukai Yuta membuat Yunhe merasa bersalah jika akan merenggut apa yang Sakura sukai meski ujung-ujungnya saat ini ia kembali terjerat dalam cinta yang lama bersemi kembali.
"Haruto juga sama sayang, meski saat ini dia masih marah yakin deh pasti hatinya akan luluh karena dia sayang sama kamu" Yuta menarik dagu Yunhe, membuat istrinya menatap matanya.
"Sama seperti kamu yang pergi jauh tapi pada akhirnya kembali dalam dekapanku, Haruto juga pasti akan melunak karena dia sayang sama kamu. Dia seperti ini hanya karena tidak tau meluapkan emosinya seperti apa. Aku tau Haruto tidak marah padamu, ia hanya marah padaku dan dirinya sendiri... Juga pada takdir yang ia pikir merenggut kebahagiaanmu"
Haruto dibalik pintu agak tercengang dengan pengakuan dan tuturan Yuta. Jadi Yuta sudah menjamah kakaknya sedari 5 tahun yang lalu dan itulah alasan sang kakak bersikeras meninggalkan rumah dan merantau dengan alasan keuangan? Tapi memang benar masalah ekonomi juga menjadi salah satu pemicu.
Dan lagi, bagaimana bisa Yuta tahu akan isi kepalanya yang membenci Yuta dan dirinya sendiri serta takdir yang ia pikir merengguk kebahagiaan kakaknya? Apa Yuta seorang cenanyang?
Namun, meski seperti itu, melihat betapa lembutnya Yuta terhadap kakaknya membuat hati Haruto sedikit lebih tenang. Yuta terlihat mencintai kakaknya, namun jujur saja Haruto takut kakaknya yang akan tersakiti pada akhirnya. Status istri kedua benar-benar membuat Haruto tidak nyaman, dan kesal pada Sakura. Ia menganggap Sakura seperti kakaknya sendiri namun semuanya menjadi runyam. Sakura seakan menjatuhkan Yunhe kedalam jurang kesakitan dan menyelamatkan dirinya sendiri.
Bagi Haruto, Sakura sangat egois.
🍒

KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI KEDUA [Nakamoto Yuta]
أدب الهواةMeski dimata orang lain kamu adalah yang KEDUA, namun bagiku kamu yang UTAMA. Note : TYPO BERTEBARAN, MOHON MAAF ATAS KETIDAKNYAMANANNYA.