14. Berdamai

330 34 8
                                    


Yuta dan Yunhe memutuskan untuk menginap dikediaman Yunhe. Meski jarak rumah mereka dekat, Namun Yuta sebenarnya memiliki rencana tersendiri. Ia ingin mengajak Haruto berdamai dan akan berjanji pada Haruto bahwa ia akan menyanyangi Yunhe segenap jiwanya.

Yuta memasuki kamar yang selama ini ditempati oleh Yunhe, tidak terlalu luas namun terlihat sangat rapih dan bersih. Mungkin karena Hitomi selalu membersihkannya meski kamar sang kakak jarang terpakai.

Atensi Yuta beralih ke nakas kecil samping tempat tidur Yunhe, disana ada potret Yunhe dan Sakura saat masih berstatus sebagai siswi Sekolah Menengah Atas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Atensi Yuta beralih ke nakas kecil samping tempat tidur Yunhe, disana ada potret Yunhe dan Sakura saat masih berstatus sebagai siswi Sekolah Menengah Atas.

"Agak sempit, gak kayak kamar kamu yang gede" Yunhe sedikit bercanda membuat Yuta menariknya kedalam pelukan. Yuta suka dimana saja asalkan dia bersama Yunhe, uh dangdut banget.

"Aku suka selama itu sama kamu" gombal Yuta, Yunhe tersenyum.

"Kamu yakin mau menginap?" tanya Yunhe sekali lagi, ia benar-benar harus memastikan. Yuta mengangguk ia harus memperbaiki semuanya, Yuta tidak mau membuat Yunhe bersedih karena sikap Haruto yang seperti saat ini.

🍒

Malam menyapa, seperti suasana makan siang tadi, terasa dingin dan hening.

Setelah makan, Yunhe dan Hitomi membersihkan meja makan dan mencuci piring sedangkan Haruto beranjak keluar rumah mengabaikan Yuta yang masih duduk di tempatnya.

Yuta menarik nafas dalam lalu beranjak mengikuti langkah Haruto. Saat keluar rumah, ia melihat anak itu ternyata sedang duduk di sebuah kursi kayu dibawah pohon halaman depan rumah. Haruto hanya berdiam diri sambil menatap langit malam.

"Kakak boleh gabung? " Yuta tepat dihadpan h
Haruto. Haruto sedikit menggeram kesal, kenapa Yuta menganggu waktunya sekarang? Dia sangat malas melihat wajah Yuta.

Haruto hanya diam, seolah menganggap Yuta tidak ada. Yuta tersenyum tipis lalu ikut duduk bersama Haruto.

"Kamu tau gak? Semuanya tidak seperti yang kamu pikirkan" Yuta mulai berceloteh sedangkan Haruto masih diam, ingin beranjak namun penasaran dengan apa yang akan Yuta katakan selanjutnya.

"Sebenarnya 5 tahun yang lalu kakak sudah mencintai kakakmu" sambung Yuta, eh? Hal ini baru Haruto ketahui pasalnya kakaknya tidak pernah menyinggung kehidupan cintanya, ya g kakaknya ceritakan hanya Sakura dan Sakura.

"Hanya saja hari itu kami berpisah karena suatu hal dan kesalahan yang kakak buat, saat itu kakak masih sangat ingat saat kakakmu memaki lalu setelah itu dia menghilang. Tentu saja saat itu kakak stress namun ia sempat bilang bahwa kakak harus bahagia bersama Sakura, karena Sakura sangat berharga baginya" Yuta kini mendongakkan kepalanya, katakan ia cengeng karena saat ini ia rasa airmatanya sudah meronta ingin keluar dari pelupuk, tentu saja itu semua tidak luput dari pandangan Haruto.

"Kakak pikir setelah 5 tahun berlalu, rasa itu akan hilang seiring memudarnya waktu. Tapi tiba-tiba saja Sakura menyuruh kakak menikah lagi dan perempuan yang terpikir hanya satu, yaitu kakakmu, Yunhe. Kamu tau? Kakak bahagia sekali saat bertemu lagi dengannya, dia masih sama, masih mengisi hati kakak. 10 menit pertemuan kami waktu itu benar-benar membuat rasa cinta itu kembali menyeruak. Katakan kakak ini egois karena menginginkan kakakmu dengan amat sangat, karena kakak tau jika kesempatan ini kakak lewatkan maka Yunhe akan selamanya menghilang di kehidupan kakak" curah Yuta, kini ia beralih menatap Haruto yang ternyata sedari tadi sudah memperhatikan dirinya.

"Haruto, kakak berjanji akan menyayangi Yunhe sepenuh hati dan jiwa, tidak perduli dengan apa yang akan terjadi nantinya, kakak akan berusaha sekuat tenaga agar kakamu tidak tersakiti" hening, Haruto sebenarnya tidak yakin namun Yuta terlihat sangat bertekad

"Percayalah, meski dimata orang lain Yunhe yang kedua, bagiku dia adalah yang utama karena pada dasarnya yang aku cintai adalah Yunhe" sambung Yuta. Ah dia merasa emosional sekali sekarang, niat mau mengajak Haruto berdamai malah berujung curhat.

"Janji?" suara Haruto mengudara setelah sekian lama.

Yuta mengangguk pasti "Janji"

"Kalau sampai kakak berani menyakiti hati kakaku, aku akan bawa dia pergi jauh dari kalian semua, aku hanya ingin dia bahagia. Dia sudah terlalu banyak beban selama ini, kakakku harus bahagia!" tidak sadar air mata Haruto mengalir, Yuta menarik Haruto dalam pelukan. Sepertinya mereka sudah berdamai. Yuta harap Haruto percaya padanya dan tidak lagi mendiami Yunhe.

🍒

🍒

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ISTRI KEDUA [Nakamoto Yuta]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang