Saat ini Yuta dan Yunhe sudah bersiap untuk tidur, Yunhe menatap Yuta dengan mata berkaca, ia memeluk Yuta sangat erat membuat Yuta mengerutkan keningnya.
"Kenapa?" tanya Yuta
"Makasih ya" Yunhe mendongak menatap wajah Yuta
"Eh? Kok nangis?" Yuta sedikit panik, ia menyeka air mata sang istri.
"Kamu benar-benar mau meluluhkan hati Haruto, aku tau itu gak gampang tapi aku sangat berterimakasih" jelas Yunhe, Yuta tersenyum ia beringsut mensejajarkan wajah mereka lalu membawa Yunhe dalam ciuman panjang, awalnya hanya ciuman biasa namun semakin lama Yunhe merasa Yuta semakin bersemangat terbukti dengan tangannya yang sudah mulai nakal meremas payudaranya yang masih memakai kaos.
"Haruto sama Hitomi bisa dengar" Yunhe berbisik, dinding kamarnya memang tidak terlalu tebal sehingga bisa saja kedua adiknya mendegar kegiatan mereka.
"Kenapa? Kita kan suami istri" tanya Yuta polos, Yunhe menjitak kepalanya pelan.
"Aku gak mau ya adik-adik aku otaknya terkontaminasi sama hal-hal kotor" jawab Yunhe membuat Yuta semakin nakal.
"Ah" desah Yunhe karena Yuta meremas payudaranya kasar.
"Kan aku udah memperbaiki suasana jadi aku harus dikasih hadiah" Yuta dengan senyuman nakalnya.
"Kita main pelan-pelan aja" bisik Yuta sedikit menjilat telinga Yunhe.
Setelah itu Yuta membalik posisi, kini Yunhe sudah berada dalam kuasanya, Yuta tersenyum puas lalu mengecup kening Yunhe, tanda permainan akan kembali dimulai.
Yuta kembali bergerak, menyingkap kaos yang Yunhe gunakan sehingga dua gundukannya terpampang nyata di hadapan Yuta. Ia menatap sebentar sebelum akhirnya mengulum dengan semangat membuat Yunhe mati-matian menahan desahannya, sejujurnya ia merasa sangat tersiksa karena menahan desahan nikmat disela permainan mereka.
"Ahh" Yunhe kembali mendesah, tangan Yuta kini sudah bermain di pusat tubuhnya. Yuta tersenyum puas kala melihat wajah Yunhe yang memerah karena menahan desahan, sungguh itu membuatnya semakin bersemangat. Mungkin karena suasana takut kepergok membuat permainan kali ini lebih menyenangkan daripada sebelumnya.
Setelah penetrasi singkat, Yuta beranjak membuka pakaiannya sendiri lalu kembali menindih Yunhe, mensejajarkan miliknya menuju liang surgawi dan kembali memasuki sang istri, bergerak cepat sembari mengejar kenikmatan duniawi yang sedang berlangsung saat ini.
Satu tangan Yuta bergerak menutup mulut Yunhe sedangkan bibirnya kini kembali bergerak aktif menjilati leher dan dada sang istri secara bergantian.
Mereka terus terhanyut dalam percintaan mereka hingga akhirnya mencapai pelepasan entah yang sudah keberapa kali, yang pastinya Yunhe sudah merasa sangat lelah karena Yuta yang selalu terlalu bersemangat saat mereka sedang bercinta.
"Terimakasih" Yuta kembali mengecup kening Yunhe sebagai penutup percintaan mereka malam ini, Yunhe hanya mengangguk nafasnya tidak beraturan. Ia masih menetralkan diri pasca pelepasan dan juga berharap kedua adiknya tidak mendengar desahan anehnya keluar kamar.
🍒
Pagi menyapa, Hitomi sudah berkali-kali mengetuk pintu kamar sang kakak namun tidak ada sahutan sama sekali. Sebenarnya semalam ia ingin masuk ke kamar sang kakak kala mendengar desahan, takut sang kakak sedang kesakitan atau apalah namun Haruto melarang, katanya tidak baik mengganggu pasangan suami istri saat malam. Hitomi terlalu polos, pikirannya selama ini hanya belajar akhirnya ia minim pengetahuan tentang hal cinta dan sebagainya.
Lelah mengetuk, Hitomi akhirnya memutuskan untuk masuk saja pasalnya ia lupa bahwa kemarin ia sempat memakai kamar sang kakak untuk belajar. Ia lupa bahwa bukunya masih ada disana.
Barusaja Hitomi membuka pintu, ia kembali menutupnya dengan cepat. Detak jantungnya 10x berdebar lebih cepat, oh tidak matanya sudah ternodai.
Untung saja kedua kakaknya itu memakai selimut setidaknya sampai pinggang mereka, jika tidak Hitomi tidak akan bisa berkata-kata lagi saking malunya.
🍒
Suasana sarapan sedikit canggung, Hitomi yang malu sendiri dengan apa yang ia lihat sedangkan Haruto yang ingin memulai pembicaraan namun masih canggung.
"Haruto sama Hitomi nanti kakak antar saja ya" Yuta membuka percakapan. Hitomi hanya mengangguk sedangkan Haruto masih berfikir.
"Gimana Haruto? " tanya Yuta
"Iya" balas Haruto singkat namun mampu membuat suasana hati Yunhe membaik karena setidaknya Haruto sudah tidak mendiami mereka lagi.
Setelah sarapan, mereka berempat naik ke mobil. Yunhe juga ikut karena sekalian ia juga mau berbelanja kebutuhan dapur karena baik dirumahnya maupun di rumah Yuta persediaan makanan bulanan sudah sangat menipis.
Haruto melirik kedepan, ada beberapa kissmark di leher belakang sang kakak yang bisa ia lihat dengan jelas. Ia yakin kakaknya tidak sadar dengan tanda yang Yuta buat itu.
"Kalau nandain jangan banyak-banyak. Kasihan leher kakaku jadi jelek karena merah" sindir Haruto membuat Yunhe spontan memegang leher belakangnya sedangkan Hitomi hanya menepuk jidatnya karena Haruto yang sangat blak-blakan.
Yuta? Jangan tanya pria itu hanya tersenyum senang karena Haruto melihat mahakarya nya.
Yunhe merasa malu sekali, apa semalam kedua adiknya juga mendengar mereka sedang bersilaturahmi kelamin? Oh katakan tidak karena sekarang wajahnya sudah memerah bak kepiting rebus karena menahan malu.
🍒
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI KEDUA [Nakamoto Yuta]
Fiksi PenggemarMeski dimata orang lain kamu adalah yang KEDUA, namun bagiku kamu yang UTAMA. Note : TYPO BERTEBARAN, MOHON MAAF ATAS KETIDAKNYAMANANNYA.