Mark 13 comment
Haechan 3 commentThe winner Mark NCT x Rosé
"Drama itu hanya ada dalam imajinasi.
Rosé memalingkan wajahnya dari layar televisi yang tengah menayangkan sebuah film. Menurutnya begitu membosankan acara hari ini semua saluran televisi tidak ada yang menarik sama sekali.
"Bosen pengen keluar, tapi mau ngapain ya. Kan gue gak punya temen."
Ya berat juga sih buat punya temen apalagi Rosé adalah ciri orang yang gak gampang akrab. Setiap hari waktu yang dia habiskan hanyalah hibernasi di dalam apart, keluar pun cuman ke supermarket nyetok makanan.
Lalu menurut kalian apa Rosé sanggup dengan hal itu? Tidak usah ditanya sejak dulu hidup Rosé tidak pernah bergantung pada siapapun. Lagi pula untuk apa selagi dia bisa lakukan sendiri kenapa tidak. Sedari kecil dia rela mengeluarkan peluh keringat hanya untuk sesuap nasi, berjalan panas-panasan untuk menjajakan jualannya.
"Keluar aja deh." Karena rasa bosan sudah membayanginya akhirnya dia memutuskan untuk pergi keluar.
Rosé keluar dengan Hoodie hitam kebesaran dipadu dengan celana training tak lupa masker hitam menutup sebagian wajahnya. Waw aura wibunya kerasa sekali.
Lupakan soal wibu, dengan style Rosé yang bisa dibilang sangat simple itu mampu menarik perhatian orang-orang yang melihatnya. Aura misterius yang membuat penasaran wajah dingin dan cuek serta mata sayu yang menyorot tajam itu lah yang membuat semua orang memperhatikannya.
Rosé menyusuri jalanan ramai yang penuh dengan pejalan kaki. Siang hari kota terasa mendung dan juga angin selalu menghembus kencang membuat tangan putih Rosé terasa dingin.
"Maaf pah, aku kelupaan bawa payung tapi ini aku bakal cepet-cepet pulang kok."
Suara bariton yang tengah berbicara melalui telepon mampu membuat Rosé berhenti sejenak. Kedua tangannya ia masukan dalam kantong lalu matanya sibuk memperhatikan seorang pria yang tengah terburu-buru.
"Maaf mbak, jangan halangi jalan. Saya terburu-buru." Rosé menggeser tubuhnya tanpa mengatakan apapun lagi, lalu pria itu segera melewatinya tak lupa dengan ucapan terimakasih. Pria yang ramah.
Rosé kembali memperhatikan pria itu, satu tangannya berada di bawah dagu sambil mengusapnya."Hmm, besar banget tekanannya. Pasti mentalnya capek."
Mark mendatangi sebuah mobil dengan tergesa-gesa, lalu segera masuk sebelum hujan semakin deras.
"Gara-gara kamu Papa jadi cancel meeting sama klien Papa." Mark hanya melirik Papa nya sekilas. Baru saja datang sudah disalahkan, tidak apa dia sudah biasa juga sih.