The main character (Rosé)
Second character (Jeon)
•••
Di halaman sekolah itu tempat pertama kali aku melihat mu, berdiri menggunakan jaket hitam dengan tudung yang menutupi rambut panjangmu. Postur tubuh yang ideal untuk seorang lelaki. Waktu itu aku berjalan melewatimu begitu saja, sebelum tiba-tiba perasaan ini ada.
"BAAA!" Aku tersentak dari lamunanku, ku tatap tajam temanku yang sedang tertawa keras.
"Ck, lo ngerusak mood gue aja."
Yuju, teman sebangku ku sekaligus teman satu-satu yang aku punya, kini berdiri di sebelahku dengan tegak sambil mengikuti arah pandangku yang menatap hamparan langit mendung.
"Lagian lo tuh, suasananya kaya ngeri gitu eh lo malah ngelamun. Ga takut kesurupan lo?!"
"Nggak, iman gue kuat. Ga kayak lo wibu akut."
"Affh iyah?" Aku membuang tatapanku darinya dengan perasaan kesal. Entahlah walaupun terlihat sepele aku merasa kesal saja dengan dua kata sialan itu.
"Minimal liat dulu lah lo sendiri, jadi wibu gara-gara dia. Pfft ketawa aja si buat ytta."
"Ytta?"
"Yang tau tau azahhh." Sebelumnya aku tidak tau apa yang membuat ku bisa menjadi teman dari si jablay ini. Tapi bagaimanapun dia satu-satunya orang yang mau berteman denganku. Karena dia juga aku mendapat sedikit informasi 'tentangnya'.
"Kira-kira dia kapan ya mau ambil ijazahnya."
"Kenapa emang? Lo mau confess." Tanya Yuju masih menatap langit yang mendung.
Aku tak lagi menjawab. Dan memilih diam lalu menciptakan suasana yang hening. Baik aku maupun Yuju sama-sama diam tenggelam dalam pikiran masing-masing.
Pandanganku kini teralih ke kantin, tempat dimana aku dan dia sering berpapasan bahkan sering eye contact. Namun waktu itu perasaan ini masih biasa saja. Andai aku menyukaimu dari dulu pasti aku akan selalu mengingat-ingat moment kecil di antara kita. Bahkan sekarang ini saja aku selalu berusaha keras mengingat moment kecil kita untuk mengobati rasa rindu.