RADION || 22

871 88 14
                                    

"Bang, lo yakin bukan mereka yang bikin ulah lagi?" Tanya Rafael berdiri di sebelah Radion dan di hadapan anggota Camelion lainnya.

"Gue nggak tahu. Tapi dari dulu Camelion sama Blidvinter udah punya perjanjian yang nggak akan pernah di langgar sama siapapun. Gue juga percaya apa kata Abimanyu kalau misalnya dia bukan yang nyebarin berita kita kemarin."

"Ya siapa tau aja, Bang. Apalagi masalah kita lagi parah-parahnya. Mereka bisa aja ngelakuin cara itu buat jatuhin Camelion."

"Ya mau gimana lagi, El? Mau kita labrak mereka, mau kita acak-acak markas mereka, tetep kita yang bakal di salahin sama pihak sekolah. Apalagi kita sekarang lagi di awasin," decak Raiden.

Camelion sekarang kembali berantakan. Entah kenapa ada saja masalah yang berdatangan menimpa Camelion.

"Gue nggak mau ada yang berantem-berantem dulu. Inget posisi lo di sekolah sebagai apa! Apalagi kalau identitas lo udah di kenal sebagai anggota Camelion. Gue mohon untuk sebulan kedepan aja! Untuk sebulan kedepan gue sama yang lainnya bakal atasi semuanya. Jadi gue mohon, jangan ada yang buat masalah dulu!" Semua anggota Camelion mengangguk. Apalagi jalan yang bisa mereka ambil selain mengikuti alurnya saja?

"El, duduk!" Raiden menyuruh Rafael untuk duduk bergabung dengan yang lainnya.

"Iya, Bang."

"Tapi kali ini untuk kumpul-kumpul nggak usah khawatir. Asalkan lo pada nggak kelihatan berantem di sekolah maupun luar sekolah, lo bakal aman." Raiden melanjutkan.

Sambil menunggu Raiden selesai berbicara dengan anggota-anggota yang lainnya, Radion sibuk menatap satu per satu anggotanya yang datang hari ini.

Mata cowok itu memicing ketika melihat lelaki di barisan paling belakang yang sangat mencurigakan di mata Radion. Dari wajahnya Radion seperti tidak mengenal cowok itu.

Cowok itu juga bukan seperti anggota Camelion walaupun memakai jaket yang sama persis dengan yang dipakai anggota Camelion. Radion sebisa mungkin mengenali wajah-wajah anggotanya walaupun jumlahnya sangat banyak.

Lama kelamaan cowok itu sadar bahwa ternyata sedari tadi Radion tengah memperhatikannya. Ia langsung menundukkan wajahnya dan mengalihkan tatapannya sebisa mungkin dari Radion.

Radion malah semakin curiga ketika melihat reaksinya yang terlihat panik. Radion menepuk bahu Raiden pelan, membuat Raiden menghentikan pembicaraannya.

"Kenapa, Rad?"

"Sebentar!"

"Nama lo siapa? Gue nggak pernah lihat lo sebelumnya di sini." Kali ini semua mata tertuju ke arah pandang Radion.

Reaksi mereka semua sama seperti Radion sebelumnya. Kaget dan bingung. Mereka sama seperti Radion yang tidak pernah tahu bahwa cowok misterius itu adalah bagian dari Camelion. Jikalau cowok itu adalah anggota Camelion angkatan bawah, pasti Rafael dan yang lainnya sudah mengenalinya.

Tidak ada balasan dari cowok itu, yang membuat Raiden langsung turun tangan tanpa pikir panjang.

Setelah berdiri di hadapannya, Raiden langsung menarik jaket cowok itu dengan kuat. Menyeretnya ke depan di hadapan semua anggota Camelion.

RADIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang