RADION || 47

564 55 4
                                    

Radion izin ke toilet karena mengantuk disepanjang pelajaran. Sehabis pulang dari rumah Raiden kemarin, Radion tidak langsung beristirahat. Lelaki itu melanjutkan malamnya dengan memainkan gitar listrik kesayangannya.

Tentu saja sampai jari-jari tangannya bertambah lecet. Untungnya tadi pagi sudah diberi plester oleh Marissa.

"Kemarin ada apa kok tiba-tiba kamu keluar rumah?" Marissa bertanya sambil menutupi luka baret Radion dengan plester.

"Raiden jatuh dari motor, Mi. Katanya rem nya blong."

Marissa terkejut. "Terus dianya nggak apa-apa? Hari ini masuk ke sekolah?"

Radion mengangguk singkat. "Masuk. Motornya udah di bawa ke bengkel sama Arlan."

"Kamu kalo naik motor hati-hati, ya! Mami takut kamu kenapa-napa. Kamu udah gede, Mami udah susah ngawasin kamu. Jadi, kamu jaga diri sendiri, ya!"

"Iya, Mi. Makasih udah diobatin."

"Sama-sama."

"Oh, iya! Sebelum kamu berangkat, Mami mau tanya satu hal lagi."

"Apa, Mi?" Radion meneguk susunya sampai habis, lalu kembali menatap Marissa.

"Apa yang bikin kamu kayak gini? Ada masalah apa kemarin?" Marissa mengusap jari-jari tangan putranya dengan lembut.

"Kemarin kan Mami udah bilang, cerita aja kalo ada masalah."

Radion menghela nafasnya pelan. "Galen ternyata suka sama Alula, Mi."

"Suka? Sejak kapan?" Radion mengangkat kedua bahunya.

"And then? Kamu berantem sama dia?" Radion mengangguk.

"Dia itu kan sahabat kamu, Radion."

"Tapi Radion ngerasa dikhianatin sama Galen, Mi. Kalo emang dia suka sama Alula, kenapa nggak bilang sama Radion?"

"Dia pasti takut sama kamu."

"Iya, Radion tau. Makanya dia baru berani deketin Alula setelah Radion sama Alula udah nggak deket lagi."

Marissa mengusap puncak kepala Radion pelan. "Apapun masalahnya yang ngebuat kamu kecewa banget sama Galen, jangan selesain dengan cara berantem. Inget, dia sahabat kamu!"

Sahabat.

Jika di pikir-pikir memang benar. Ia dan Galen sudah sangat dekat. Bercanda bersama, ke kantin bersama, berada di Camelion bersama.

Radion juga kaget dengan tingkah lakunya kemarin yang tiba-tiba saja menghajar sahabatnya sendiri.

Tetapi mau bagaimana lagi? Ia benar-benar kesal. Kenapa ia baru tahu sekarang? Kenapa Galen harus seperti itu?

Kenapa Galen harus mengambil Alula darinya? Bukan sekali dua kali lelaki itu kepergok pulang bersama Alula.

Radion melihatnya sendiri dengan matanya. Dan esoknya, Galen masih asik bercanda seolah-olah tidak pernah melakukan hal apa-apa. Padahal ia sudah menyakiti dirinya.

"Iya, Mi. Radion minta maaf."

"Selesain aja baik-baik. Inget, kamu punya Camelion! Kalau kalian berantem, gimana nasibnya Camelion?"

Benar. Radion harus ingat Camelion.

Hanya Camelion yang mampu membuatnya bertahan sampai saat ini.

RADIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang