Prolog

5 3 0
                                    


PROLOG.

Percaya tidak kalau di dunia ini ada dunia lain, ada pemerintahan lain yang jauh dari kata korupsi! Dimana uang tidak ada gunanya. Aku pikir pasti akan seru jika dunia itu sampai ada tapi aku tak pernah menginginkan dunia itu benar-benar ada sampai aku terlahir di dunia ini—sebagai satu-satunya manusia yang dengan istimewanya melihat 'mereka yang hidup dalam kerasnya aturan pimpinan mereka yang kejam' jika berkat seperti ini, maka setiap anak yang terlahir sebagai aku akan menolaknya.

Namaku YARA.
Sekarang sudah berumur 19 tahun, di besarkan oleh ayah tampanku di sebuah gubuk sederhana di hutan, berdekatan dengan sungai kecil dan padang rumput luas di atas bukit. Masa kecilku hanya dihabiskan bersama alam, tidak tahu siapa keluarga kandungku. Aku pernah bertanya pada ayah, tentang siapa aku dan bagaimana ayah mau membesarkanku? Tapi ayah selalu saja tersenyum tak ingin menjawab apapun.

"Ayah tidak akan meninggalkan Yara, 'kan?" tanyaku pada ayahku yang sedang membuat sebuah ayunan gantung di pohon dekat rumah kecil kami.

"Tentu saja tidak!" jawabnya. Yxila nama ayahku yang tampan, meski umurnya sudah terbilang tua tapi wajahnya tak terlihat seperti umur 56 tahun. Malahan yang ku lihat 20-an ke atas lah, seperti kakak bagiku tapi nyatanya dia adalah ayah kesayanganku. Aku mencintainya meski matahari begitu terang dan langit malam begitu indah—dia keluargaku yang paling berharga.

Aku berjalan memeluknya seperti anak kecil. "Ayah, kenapa selalu membuat ayunan gantung di pohon ini! Kan kasihan pohonnya aku mainin terus?" Apa ayahku tidak kasihan pada pohon tua yang selalu saja menahan berat badanku dari dulu.

"Memangnya putri ayah sudah sebesar apa?" tanyanya. "Cobalah, ayah sudah sesuaikan dengan ukuranmu yang sekarang!"

Aku duduk di ayunan baruku dengan senang meski selalu di anggap anak-anak tapi aku suka, asal itu ayahku. "Terima kasih lagi yah!"

"Nak!" panggil ayah, suaranya tampak serius.

"Ya?"

"Kalau nanti sudah punya pasangan, kamu mau tinggalkan ayah tidak?"

Aku bingung, berhenti mengayunkan ayunanku. "Kenapa ayah bertanya begitu? Yara enggak akan ninggalin ayah! Yara enggak usah punya pasangan aja biar bisa sama ayah!" Tiba-tiba ayah memegang wajahku sembari berkata, "tapi itu keinginan ayah, kamu mau tidak!"

"Ayah juga ingin melihat putri ayah bahagia."

"Kok gitu sih, Yara jadi mau nangis!" Apa cuma aku yang merasa kalau kalimat ayah kali ini sama seperti kalimat terakhir....

"Maafkan ayah Yara! Ayah salah karena telah membuat perjanjian dengan dia untuk kekuatan yang... Tak berguna lagi bagi ayah. Tapi—"

"Semua telah terjadi! Perjanjian tak bisa di batalkan dan putrimu adalah milik Dia. Jika kau berkhianat maka gantinya adalah nyawamu Yxila!" bisik sebuah suara di telinga Yxila yang tak bisa didengar oleh Yara.

...

Karena rasa sayang seorang ayah pada Yara yang begitu peduli padanya, Yxila memutuskan untuk menjadi manusia. Memilih untuk menyembunyikan Yara dari 'Dia' akibat pengkhianatan itu Yxila langsung di eksekusi karena telah memilih manusia dari pada 'Dia' Sementara itu, Yara terus menunggu di ayunan yang sama, menunggu ayahnya yang tak kunjung pulang dengan sabar meski rasanya batinnya mulai lelah.

Bagaimana nasib Yara selanjutnya? Apa yang akan terjadi jika ia mengetahui kematian ayahnya tersayangnya?!

TBC.

From the Love Of Death Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang