Bab 6 Pentingnya sebuah keluarga

1 3 0
                                    

Bab 6 Pentingnya sebuah keluarga

"Tapi Rafalalda menginginkan Yara hidup-hidup!" batin Gahel menatap serius ke arah Araga yang sebentar lagi akan meledak-ledak.

...

"Kak jika kita bertemu lagi maka tepati janji kakak! Adikmu ini tak pantas untuk...."

"Kalau begitu jangan bertemu lagi, tetaplah di sisiku sebagai keluargaku satu-satunya. Jangan takut pada kematian Yara, jangan juga pernah takut pada neraka."

"Lalu mengapa kakak khawatir jika aku pergi ke tempat yang bukan neraka?!"

"KAU TIDAK MENGENAL SIAPA RAFALALDA YARA! TIDAK AKU, ATAU PUN GAHEL!" bentak Araga untuk yang kesekian kalinya berharap kalau Yara mengerti keadaan saat ini. "Yara tetaplah bersama kakak, kakak akan jaga kamu! Percaya sama kakak."

Keadaan berubah menjadi sunyi senyap, suasana di penuhi waspada. Tiba-tiba Yara menutup mata singkat sebelum berlari ke arah kakaknya!

"Jangan berpikir untuk kabur...."

Namun saat Gahel mencoba untuk menghentikan Yara, Araga sudah lebih dulu meraih tangan Yara. "Begitu cepat!" Batin Gahel. Memang, mengingat Araga berada di atasnya tapi bukankah ini adalah sebuah pengkhianatan. "Tuan Araga hanya ingin mengingatkan kalau jalan Anda salah saat ini, Tuan Rafalalda tidak akan mengampuni Anda!"

"Begitu juga dengan kamu!"

Araga tahu setiap kegagalan selalu ada harga yang harus di bayar jika kau menjadi pengikut setia dari Rafalalda, tidak pernah berubah sebelum maupun sesudah peradaban tercipta di dunia yang fana ini. Gahel yang tahu akan hal itu sama sekali tak peduli, karena kesetiaannya hanya untuk tuannya—begitu pula dengan nyawanya.

Gahel menghilang namun di saat-saat terakhir, Gahel justru mendengar doa dari seorang Yara untuknya.

"... "

Gahel pun tersenyum singkat sebelum benar-benar menghilang. "Terima kasih untuk doamu Yara!" Gumam Gahel.

Saat semuanya berakhir Yara memeluk kakaknya Araga untuk berterima kasih karena telah membukakan hatinya untuk terus bersandar pada satu-satunya keluarga yang ia punya. Sementara para pengendali menatap Araga tak suka!

"Kau seorang user, sebaiknya menjauh dari Yara!" ucap ketus Layly.

"Bersyukurlah karena saya datang tepat waktu, karena jika terlambat sedikit saja! Ku pastikan nyawa kalian dalam bahaya karena tak bisa menjaga Yara!" jawab tegas Araga menatap tajam Layly dan para pengendali bergantian.

Di hotel.

Aku pun menjelaskan siapa Araga dan apa hubunganku dan dia, kapan kami bertemu secara detail. "Kalau dia bukan kakakmu sudah ku pastikan ia lenyap dari dunia ini!" ucap Layly dengan berani... Tapi tak mau menatap mata Araga karena takut.

Aku menatap kak Araga penuh harap. "Kakak ingin menjelaskan sesuatu?"

"Tidak dengan mereka!" jawab Araga dengan nada dingin. Aku yang paham segera menuju balkon—Layly menahan tanganku karena tak percaya tapi mencoba untuk tersenyum padanya.

Di balkon angin malam yang berhembus menerpa Yara membuat rambutnya terbang kemana-mana dengan indahnya.

"Rafalalda tak peduli pada urusan orang lain, begitu dengan kakakmu ini yang adalah pengikutnya!"

From the Love Of Death Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang