III

4.7K 302 22
                                    


Beberapa hari pun telah berlalu semua berjalan dengan lancar tetapi tidak dengan segala ritual yang selalu kedua orang tuanya tersebut jalani, mark pintar ia terus berusaha melangar atau pun sesekali dengan sengaja mau tidak ia mengacaukan segala yang sedang kedua orang tuanya itu lakukan terhadap nya.

Dimulai dari rutual pagi yang melibat kan mark mau pun bayi yang berada dalam kandungan nya itu pun tidak luput dari rencana mark yang kali ini  ingin mengagalkan ritual tersebut, dimana kali ini ia terus saja di paksa agar mau bersetubuh bersama suami nya tersebut di sebuah kamar yang orang tuanya itu telah sediakan.

Mark tidak faham akan jalan berfikir kedua orang tuanya itu, apa mereka buta, tentu mark tidak mau ia bahkan tak jarang menolak nya mentah-mentah lihatlah saat ini dengan keadaan perut yang mulai membesar belum lagi teringat bagaimana cara bermain suami nya itu yang sangat kasar, mungkin tanpa sengaja dapat melukai bayi nya.

"mark kau harus melakukan nya ini juga untuk kebaikan bayi mu" wanita dengan surai panjang itu atau ibu dari mark tersebut kini terus saja mengucapkan kata itu berkali-kali berusaha membujuk mark yang hanya terdiam.

Mark menolehkan kepala nya menatap tepat pada wajah sang ibu nya itu yang seperti tengah berharap kepadanya, mark tak yakin atas rencana kali ini tetapi saat mendengar perkataan sang ibu nya itu tadi tentang mengenai kebaikan dari sang bayi mark pun mulai luluh ia pun pada akhir nya menganguk menyetujui rencana itu.

Mark di bawa ke sebuah satu ruangan yang terdapat pada basement rumah itu mark mulai tak yakin tetapi ia sudah menyetujui rencana itu dan tak mungkin kedua orang tuanya itu dapat memperbolehkan mark untuk membatalkan nya begitu saja, mark sebisa mungkin untuk tak banyak berfikir hal negatif.

Sesaat setelah sampai kedua orang tua mark itu mulai membukakan pintu itu mempersilahkan mark untuk masuk terlebih dahulu, mark mulai merasakan ada nya hal yang tidak enak membuat nya seakan tak nyaman, ruang itu terliat begitu gelap hanya saja jika tidak banyak nya lilin yang ada serta mark dapat mencium bau yang tak sedap pada ruang itu.

Ia terus menolehkan wajah nya kesana-kemari seakan bingung atas segala yang baru saja ia lihat saat ini sebelum kehadiran jeno yang secara mendadak memeluknya itu membuat antensi mark pun tergangu, jeno pria itu tanpa malu mulai mencium bibir mark seakan mengabaikan fakta akan ada nya kedua orang tuanya mark itu.

"mari kita akan memulainya" seseorang dengan pakaian sebara hitam yang buru saja masuk itu dengan tiba-tiba saja datang dapat membuat yang lain nya pun kini menatap kehadiran orang tersebut terkecuali dengan jeno pria itu yang justru hanya santai seolah tak perduli.

Seseorang itu pun kini telah siap dengan berdiri tepat di depan garis yang entah sejak kapan tergambar itu di ikuti dengan sang ayah dan ibu dari mark yang juga sama berdiri berdampingan dengan nya, masing masing dari mereka memegangi lilin yang berwarna merah pekat itu seraya mulai menghafalkan kata-kata yang tentu mark tak ketahu itu.

Ritual pun kini dimulai seakan tau akan apa yang di lakukan jeno pria itu mulai kembali mencium bibir mark secara bersamaan dengan tangan dari pria itu yang satu persatu mulai membukakan kancing baju yang mark kenakan.

Ritual pun terus berlanjut di ikuti dengan sesi panas yang mark dan jeno lakukan semua orang seakan hanya focus pada apa yang mereka memang harus lakukan tak terkecuali dengan mark yang hanya dapat menangis dalam diam melihat bagaimana kini diri nya yang telah kacau terlebih dengan rasa malu yang teramat sangat.

Sebelum tak berselang lama ritual yang  mereka lakukan pun kini telah berakhir, mark dapat menghelan nafas lega semula ia kembali memakaikan pakaian nya itu yang perlahan di bantu oleh sang ibu, dengan cepat ia pun kini telah berada di ruang makan dengan beberapa hidangan makan yang begitu mengiurkan menurut nya.

Mark mengambil sepotong daging pangang itu menaru nya pada piring dengan cepat ia pun memakan daging tersebut, rasanya memang sama saja layak nya rasa daging pada umum nya tetapi entah mengapa saat mark melihat daging yang bahkan belum matang pada meja sebrang nya itu dapat membuat mark sangat ingin memakan nya.

Melihat bagimana mark yang terus saja menatap daging mentah itu membuat sang ibu yang sadar akan hal itu pun mulai mengambilkan sepotong dari daging itu menarunya tepat di piring mark sebelum ternyum tulus seakan memperbolehkan mark untuk memakan nya, dan mark yang melihat jika ia di perbolehkan itu pun tanpa berfikir panjang mulai memakan nya seakan tak ada rasa jijik sedikit pun.


.
.

Satu hari lagi pun kini telah berlalu tergantikan dengan malam yang kini kembaki muncul, mark tentu masih bertanya tanya tentang ritual yang pada pagi tadi ia lakukan itu sebelum mark mulai teringat akan satu hal yang sangat membuat nya kaget, ia baru mengingat bagiamana pola yang tergambarkan pada lantai tempat ritual tadi di laksanakan itu sama dengan pola yang ia lihat pada lantai kamar mandi.

Pola bintang besar dengan warna merah maroon yang menyala seakan memang berkaitan dengan kedua hal yang mark lihat itu, dan tanda itu juga terdapat di dada jeno walau warna nya tak sama tetapi pola itu begitu mirip.

Mark pun menjadi penasaran akan pola atau lambang bintang itu yang selalu ada berkaitan nya dengan hal apapun yang ia lakukan tersebut.

Tak ingin membuat rasa penasarannya begitu saja menghilang sia-sia mark pun memilih untuk keluar dari kamar nya itu ia berjalan menuju ruang dimana kamar kedua orang tuanya itu berada, di lantai tiga membuat mark yang hanya memang berjalan melalui tangga tersebut pun cukup kewalahan sebelum pada akhir nya ia dapat sampai pada tempat tujuan nya itu.

Mark memilih untuk masuk secara diam-diam jika ia akan ketahuan pasti yang jelas ia akan terkena marah teringat jika ia tak pernah di beritahu tentang apapun itu terkecuali ia sendirilah yang mencari tahu nya, membuat mark pun kali ini bertekat untuk mencari tahu tentang simbol serta pola aneh itu dan segala yang pastinya berkaitan dengan nya itu, mungkin kali ini ia dapat mengetahui nya dari kamar sang kedua orang tuanya ini.

Mark berjalan dengan sepelan mungkin agar tidak menimbukan satu suarapun yang mungkin dapat membangunkan orang tuanya dan yang jelas dapat mengagalkan rencana mark itu, ia berjalan menuju lemari kayu tua besar itu membukanya secara perlahan sebelum ia mulai mencari buku atau barang lain nya yang mungkin dapat sebagai sebuah jawaban dari semua pertanyaan nya tersebut.

Setelah memakan waktu yang cukup lama mark pun pada akhir nya dapat menemukan sebuah buku tua yang cukup aneh menurut nya ia pun tanpa berfikir panjang mulai meraih buku itu sebelum membawanya pergi ketempat dimana aman untuk nya membaca, mungkin saja buku itu lah yang dapat memberi jawaban dari semua pertanyaan mark selama ini.

.
.
.
.
.
.
.
.

To Be Continue.

Very strange pregnancy ft. NoMark [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang