XI

1.8K 165 13
                                    

Mark memainkan jari jarinya resah sebab semua penjuru rumah ia sudah kunjungi tetapi buku itu tetap saja tidak ketemu bahkan sampai kini bulan pun sudah menampakan dirinya lagi.

Ia binggung harus bagaimana menyakan kepada jeno saja percuma sebab lelaki itu hanya menjawabnya jika ia mau dan seterusnya hanya mengakat bahu atau tidak menjawab sama sekali.

Jam kini sudah menunjukan pukul sebelas malam yang diamana ia seharusnya sudah tertidur tetapi kali ini ia masih saja memikir kan buku itu.

Mark tidak mengingat apapun dan diamana terakhir ia melihat buku itu.

Krek.

Suara pintu yang mendadak terbuka membuat lamunan mark pun mendadak buyar berganti dengan melihat kearah ambang pintu itu.

Terlihat jeno yang masih sama dengan sebelumnya tidak ada yang berubah satu pun dari nya.

Lantas mark menghelan nafas saat tau jika itu jeno, mana mungking orang lain teringat jika kini hanya dirinya dan jenolah yang menempati rumah tua ini.

Mark mengamati setiap gerak gerik bahkan langkah lelaki itu yang terlihat biasa saja bahkan cenderung monoton mungkin hanya mark saja yang berlebihan jeno berpeliraku seperti biasanya dari ia datang pertama kali sampai sekarang pun tidak ada yang berubah.

Hanya saja semakin kesini mark semakin aneh akan tingkah lelaki itu walaupun sudah sejak awal, terlihat berbeda dari yang lainnya.

Mark terus mengamati jeno sampai sampai ia tidak sadar jika jeno juga sedang menatapnya balik.

Sebelumnya jeno yang ingin berjalan menuju jendela di sebarang kasur membalikan langkahnya yang ia ambil menuju mark berada saat melihat mark yang terus saja mengamatinya.

Mark sedikit terkejut saat melihat jeno yang kini sudah berada tepat di depannya dengan wajah biasa tanpa ekspresi, lantas jeno sedikit membungkuk menyamakan tingginya dengan mark.

"Je-Jeno!" mark lefleks menjauh kan wajahnya saat hanya ada beberapa jarak yang tersisa dengan jeno dan dirinya, dan itu lantas membuat jeno semakin mendekat kepadanya mengikis jarak yang ada.

"Ah!" mark terkejut saat dengan tiba tiba saja jeno meremas pahanya dengan kencang bahkan sampai dimana urat dari lengannya terlihat.

"Sa-sakit lepas kan!!" mark berusaha menyingkirkan tangan jeno yang masih saja meremas pahanya itu dengan sangat kencang, entah apa yang dipikirkan lelaki itu sampai berbuat seperti ini, memang benar sejak awal apa yang mark pikirkan tentang jeno aneh itu memang benar.

"Jeno!" mark menaik kan nada bicaranya yang mana tetap saja tidak membuat jeno berkutik sedikit pun justru jeno semakin memajukan wajahnya yang mana dengan cepat ia menempelkan bibirnya dengan bibir mark.

.

Jeno dengan tergesa gesa melumat bibir pink itu seraya satu tangannya ia gunakan untuk menekan kepala bekang mark agar semakin menempel dalam kepadanya dan tidak lupa satu tangan nya ia gunakan untuk menahan berat tubuhnya yang kini tengah mengukung mark.

Tidak ada balasan yang mark berikan membuat jeno semakin bernafsu akan nya dimana setelah tadi sempat ada penokan yang mark berikan pada akhirnya lelaki manis itu pun membiarkan apa yang jeno ingin lakukan.

Pada saat sampai dimana nafsu jeno yang semakin tidak bisa di bendung lelaki itu pun mulai membuka satu persatu bajunya dengan di susul dirinya pula yang membukan baju milik mark.

"Tunggu!" Serentak mark menahan tangan jeno yang baru saja ingin membukan kan baju nya membuat jeno menatap nya tak senang hati.

"b-bisakah kali ini kita tidak melakukannya?" mark menatap memohon kepada jeno yang terdiam, dalam diam juga mark kini tengah takut setengah mati, meluapkan fakta jika jeno tentu akan marah akan hal ini  tetapi mau bagaimana lagi pinggang belakang nya begitu terasa sakit saat ini mungkin ini sebab faktor kehamilan nya yang semakin membesar. Jika di paksakan bisa saja mark melahirkan saat ini juga.

Jeno hanya terdiam melihat mark yang tengah sunguh sunguh menatap nya  dengan tatapan memohon ia sudah menduga tentang hal ini sebelumnya. Tetapi di satu sisi ia tidak bisa untuk mehan lebih lama lagi hasrat akan mengagahi mark.

Jeno pada akhir nya pun tidak perduli ia tetap kukuh untuk segera mengagahi mark yang selalu terbayang bayang di dalam pikiran nya tersebut pada saat dimana mark yang tengah mengangkang di depan nya itu terus berada di otak nya bak sebuah film.

"Jeno tu-tunggu! Kau tau kan jika ak- Akh!" Mark mencekram kuat bahu tegap itu saat sebelumnya ia gunakan untuk mendorong nya, tetapi bukan jeno namanya jika di dorong begitu saja langsung tumbang apa lagi yang mendorong hanya mark.

Mark tentu menangis dan mengeluh kesakitan walapun sakit nya tak sesakit saat pertama kalinnya tetapi kali ini seakan terdapat duri duri kecil yang menusuk lubang nya membuat mark pun tak tahan lagi akan ini.

"Akh! Jen-jeno Lepaskan!!" mark mendorong dorong lagi bahu itu dengan sekuat tenaga nya tetapi bukan jeno namanya jika di dorong begitu saja langsung tumbang, seperti biasa jeno tidak berkutik sedikit pun justru ia semakin menusukan kebangaan nya masuk kedalam.

"AA! JENO! HIKS" Mark mengis mengeluarkan seluruh air matanya melihat sorot mata jeno yang terlihat tak perduli membuat mark semakin menangis sejadi jadinya.

Jeno pun perlahan mulai memaju mundur kan tubuhnya mengaikan mark yang menangis sebabnya jika ia tidak melakukan ini dengan segera itu dapat membuat mark semakin tersiksa akan nya.

Waktu pun berlalu detik mulai berganti menit dan menit pun mulai berganti jam, kini terhitung sudah dua jam lama nya jeno mengagahi mark yang sampai saat ini bahkan belum usai.

Nafsu jeno semakin tinggi terhadap mark yang terlihat menangis raut wajah itu semakin membuat jeno tak ingin lepas darinya bahkan lubang nya begitu ketat membuat jeno mabuk kepayang.

Kini untuk kesekian kali nya jeno telah keluar tetapi tidak dengan mark lelaki manis itu sejak pertama kali bahkan belum menunjukan tanda tanda akan keluar seakan mark tidak menikmati kegitan panas ini.

Jeno memahami akan hal itu yang terpenting dirinya puas akan mark yang dalam satu sisi ia juga ingin mark sangat puas akan nya seperti apa yang selalu ia rasakan.

Desah pelan kembali terdengar untuk kesekian kali nya kini tanda akan permainan jeno segera usai pun mulai terlihat, selah keluar untuk yang terakir kalinya jeno pun langsung saja menjatuhkan tubuh nya tepat di samping mark yang sudah sangat kacau tersebut dengan pipinya yang terbasahi oleh air mata dan serta tubuhnya yang telah di penuhi oleh ruam ruam merah ke unguan membuat jeno pun ternyum kecil melihat nya, mark tak pernah gagal membuat dirinya mesara sangat puas.

"Aku mencitai mu mark" setelah mengatakan hal itu jeno mulai beranjak dari kasur meninggalkan mark yang mungkin telah pingsan akannya, yang mana kini langkahnya ia bawa keluar dari kamar itu menuju entah kemana. Tetapi dalam samar samar terlihat langkah itu berjalan menuju ruang bawah tanah.










Malam semua, dan selamat binggung sama book ini..

Jujur ajah aku juga bingung

Maaf ya kalo banyak typo nya:)

Very strange pregnancy ft. NoMark [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang