XIX

1.6K 124 19
                                    

Mata yang sempat terpejam itu kini perlahan mulai terbuka sembari menyesuikan cahaya.

Mata bulatnya menatap sekelilingnya yang kini napampak hancur terkecuali dirinya saja.

"J-Jungwoo.. Lucas!" mark berteriak histeris saat melihat sosok lelaki tinggi itu kini sudah tak lagi bernyawa.

Tubuh itu kini sudah bermandika cairan kental berwarna merah pekat dengan bau yang mengular.

Sebuah besi yang berukuran cukup besar menancap tepat pada dada lelaki itu dari sebuah mobil yang berada di depanya.

Mark membeku sesaat pandangan mulai memburam sebab matanya yang mulai berkaca kaca, sejenak dirinya menoleh menatap jungwoo yang mungkin tak sadarkan diri tetapi mark dapat menangkap jelas jika sosok lelaki itu juga sudah tak lagi bernyawa seperti lucas.

Setetes air mata mulai turun mengotori pipi itu pandangan mark tertuju entah kemana ia menatap lekat sekelilingya yang di isi oleh hutan lebat, ia sebelum nya tak perhan lagi melewati jalan ini bahkan mark tak tau jika jalan ini telah di aspal.

"Hiks.. j-jungwoo!" Air matanya semakin membasahi pipinya ia mark mengengam tangan dingin jungwoo yang hanya terpaku dengan mata yang tertutup rapat.

Mark tidak tau lagi harus bagaimana selain dirinya sendirilah yang harus pergi sendirian.

Rasa takut mulai menyelimuti dirinya, mark sesaat mulai keluar dari mobil tersebut, yang mana ia harus meninggalkan sosok kedua lelaki naas itu begitu saja.

Langkahnya mulai membawanya berjalan menuju depan, mark berniat kembali meneruskan pelarianya, mark tidak mau jika dirinya kembali pulang dan harus bertemu kembali kepada jeno, mark takut jika lelaki freak itu menyakitinya terutama kepada calon bayinya.

Tap'Tap

Suara langkah kaki yang terkesan terburu buru itu membuat mark terpaku di tempat, dirinya mulai memberanikan diri untuk menoleh ke belakang.

"J-jungwoo?" mark membelak tak percaya itu benar jungwoo yang tengah berlari dengan susah payahnya.

"T-tunggu aku mark" ujar jungwoo yang mulai menghampiri mark dengan jalan yang sedikit agak pincang.

Mark menatap lekat wajah lelaki itu tak percaya, mark kira jungwoo sudah tak ada.

"kau meninggalkan ku?" tanya nya dengan bibir yang sedikit memaju, lantas mark sesaat melupakan tangis nya, di dalam keadaan seperti ini jungwoo masih saja sempat sempatnya bertingkah seperti itu.

"maaf" ucap mark seraya menunduk, dan lantas di balas gelengan kepala oleh jungwoo.

Jungwoo menangkup pipi kecil itu yang ia bawa untuk menatapnya, senyuman kecil terlihat darinya saat menatap mata bulat itu.

"kenapa malaikat ini menangis huh?, jangan takut mark.. aku akan selalu berada di samping mu, sebab itu sudah menjadi pekerjaan ku" jelas jungwoo dengan nada lembutnya, yang membuat mark pun ternyum kecil atas apa yang jungwoo katakan itu, tetapi dalam diam mark juga merasa bingung ada saat jungwoo mengatakan jika itu sudah menjadi pekerjaannya'.

Tetapi mark tak mau ambil pusing, mark memilih menganguk kecil membalasnya.

"Sekarang tunggu di sini hm.. aku ingin mengambil hp ku" setelah mengatakan hal itu jungwoo mulai kembali bergegas berjalan menuju mobilnya yang telah setelah hancur itu.

Di depan sana mark masih dapat samar samar melihat mayat lucas yang sudah dengan mengenaskan tertusuk oleh besi itu, tetapi dalam lamunanya jungwoo tiba-tiba saja menepuk pundaknya yang sontak membuat dirinya pun terkejut.

"Ini!" jungwoo menyerahkan hp nya tersebut kepada mark, tetapi mark tak langsung mengambilnya ia mulai menatap jungwoo dengan raut bertanya.

"Pengang ini, jika ada perlu apapun telpon lah salah satu nomor itu" jelasnya kepada mark, mark pun menganguk mengerti jungwoo terus tenyum menatap mark.

"Bagulah, ayo kita lanjutkan perjalanan" setelahnya mereka pun mulai kembali berjalan seakan tak ada apapun, mark yang berjalan deluan di ikuti dengan jungwoo yang mengekorinya.

.
.

Kini terasa sudah perjalanan mark berserta jungwoo sangatlah terasa jauh, mark mengeluh pelan sebab kakinya yang nampak tak lagi kuat untuk berjalan.

Jungwoo yang menyadari hal tersebut pun mulai menghampiri mark.

"kenapa?" tanya nya seraya menatap mark dari bawah hingga atas, lantas mark hanya lenggeng pelan.

Kini langit semakin gelap yang mana menandakan bahwa malam mulai datang, dan jika mark menyerah sampai sini saja perlarian mark pun terasa sia-sia apa lagi jalan raya sudah semakin dekat olehnya.

"Kau lelah?" tanya jungwoo yang mulai khawatir kepada mark, mark sebenarnya memang sudah lagi tak kuat, tetapi dirinya tetap memaksakan agar cepat sampai jalan raya utama.

"Bagaimana jika kita bermalam di rumah itu terlebih dahulu?" matanya seketika saja menatap kearah dimana jungwoo menunjuknya, tepat di rumah tua di sebrang mereka itu.

Mark merasa tak yakin akan hal itu.

"Kaki mu akan semakin membengkak jika terus berjalan" ujar jungwoo berusaha menyakin kan mark.

Jungwoo tanpa berlama lama lagi mulai menarik perlahan lengan mark yang ia bawa menuju arah rumah itu, bahkan tampak tak ada ke hidupan di dalam nya.

"T-tapi.." mark merasa ragu, tetapi mendengar jungwoo yang menyakinkan nya membuat mark pun mau tak mau mengikutinya, sebab terasa juga dirinya yang sudah merasa sangat lelah.

Tok..Tok

Pintu pun mulai jungwoo ketuk, mark hanya menatapi pergerakan lelaki itu.

Tak berselang lama pintu itu pun mulai terbuka dan langsung menampakan sosok lelaki tinggi yang sangat mark kenali.

Mark terdiam tak percaya dengan apa yang dirinya lihat bahkan saat kakinya ingin sekali melangkah justru tak bisa, membuat mark hanya dapat terdiam mematung.

"J-jeno" mark menatap jeno yang kini berada di depanya dengan raut wajah datar nya itu menatapnya dengan kelat.

"Melarikan diri?" satu kata yang jeno katakan sebelum dirinya dengan paksa mulai menarik tanggan mark, memaksanya untuk kembali masuk kedalam rumah yang ternya itu adalah rumah nya.

"Tidak! Aku tidak mau! L-Lepaskan!! Jungwoo!" mark berusaha menarik tangan jungwoo meminta bantuan, tetapi saat mark mulai menoleh ke belakang dirinya tak dapat menangkap ke berada jungwoo diri sana.

"Jungwoo??" mark membulatkan matanya binggung saat tak dapat melihat keberada jungwoo di mana pun seakan hilang begitu saja.

"Ada apa huh?" tanya jeno yang menatap mark tengah kebingungan, lantas mark menoleh dengan raut wajahnya yang sulit untuk di artikan.

"Kau hanya datang sendiri" setelah mengatakan hal tersebut mark hanya dapat terdiam, ia mulai tersadarkan akan suatu hal.

Mark mulai sadar jika sebenarnya jungwoo yang sejak tadi menemaninya itu hanyalah sebatas halusinasinya saja, sebab dirinya yang sudah merasa sangat lelah, dan satu hal lagi! Jungwoo itu sudah mati, jelas-jelas jika tadi jungwoo sudah mati tertusuk oleh besi itu yang sama halnya dengan lucas.

Mark mulai kembali meneteskan air matanya, mark meratapi nasibnya yang begitu malang.






Hemmm... bagaimana tangapan kalian dengan cerita ini?🎤

Komen yah!

Very strange pregnancy ft. NoMark [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang