"Kau baik baik saja??"
Mata itu pelahan mulai terbuka di susul dengan pandangan yang masih terasa berkunang kunang, kepala nya masih terasa pusing.
Mark mulai menatap sekelilingya yang pada dasarnya masih seperti biasa lantas pandangan nya pun kini teralihkan menatap kepada jungwoo yang sudah berada di depanya tersebut.
"Jungwoo?" Mark bertanya pelan seraya berusaha menduduk tubuhnya yang terasa sangat sakit terutama pada bagian bawahnya.
Jungwoo tak langsung menjawab tetapi lelaki itu dengan segera membantu mark yang tengah sedikit kesusahan itu.
"Maaf jika aku l-lancang masuk ke kamar mu" ujar jungwoo saat melihat mark kini telah berhasil duduk dengan nyaman, lantas mark menatap penuh tanya kepadanya.
"Memang kenapa kau datang kemari?" mark bertanya pelan yang mana itu membuat jungwoo tersenyum tak enak dirinya mengaruk terngkuknya yang tak gatal.
"Humm.. a-aku hanya khawatir.." ujar jungwoo yang kini mengalihkan pandanganya ke arah lain.
"Khawatir?" mark mengulangi apa yang jungwoo katakan pasalnya ia hanya heran baru kali pertama ini ada yang mengkhawatirkannya setelah teman temanya dahulu.
"I-Iya aku hanya punya firasat buruk untuk hari ini" jungwoo tak bisa untuk berbohong lagi dirinya memang benar sudah memiliki firasat buruk tentang mark terlebih dirinya sudah menolongnya kemarin.
"firasat? buruk?" mark bergumam pelan seraya menatap jungwoo yang hanya terdiam.
"Ah! Sudahlah, apa kau ingin sarapan? Aku bisa membuatkanya!" ujar jungwoo dengan nada semangatnya berlarih mark membuang jauh tetang apa yang ia katakan barusan.
Mark hanya mengaguk sekilas membuat jungwoo pun tersenyum senang lantas lelaki itu segera bergerak untuk membuat sarapan tersebut.
"Oh iya mark!"
"Maaf jika kedatangan ku di sini membuat mu kerepotan" ujar jungwoo yang kini sudah berada di ambang pintu tersebut lantas dirinya kembali berbicara.
"Tenang saja mungkin nanti temanku akan datang untuk menjeputku" setelah mengatakan hal tersebut jungwoo begitu saja berlalu pergi meningalkan mark dengan seribu kata mark intinya hanya terdiam saja saat jungwoo berbicara kepadanya.
Tetapi di lain sisi mark mulai perlahan mengerutkan alisnya bingung seperti ada yang kurang..
"Jeno?" mark langsung teringat akan lelaki itu setelah malam tadi yang cukup membuatnya bungkam akan keanehanya tersebut.
Lantas dirinya segera bergegas beranjak menuju arah kamar mandi mark berniat untuk membersikan tubuhnya terlebih dahulu.
.
."Iya! Aku sedang usaha bodoh!" dalam telpon itu ia mulai mengerutu kesal lantaran di sebrang telpon sana sang penelpon hanya bertanya dengan terkesan memarahinya dengan menyebutkan bahwa kerja tak becus, dan itu sangat membuatnya kesal!
"Jika seperti itu kau saja yang mengantikan ku!" ujar nya lagi yang kini sudah terlampau kesal lalu tanpa ada nya basa basi lagi ia mulai mematikan telpon tersebut dan mengantogi benda pipih itu.
"Sial!" serunya dengan wajah penuh amarah.
"Jungwoo?" tiba tiba saja dari belakang jungwoo di kagetkan dengan ke dalatanganya mark yang telah rapih tak seperti sebelumnya.
"Iya?" Lantas jungwoo menoleh kearahnya menatap mark dari atas hingga bawah yang mana membut sang empunya sedikit terbinggungkan.
"A-Ada apa?" tanya jungwoo yang kini mulai kembali focus kepada masakanya tersebut dirinya tengah membuat omlet biasa.
"A-Aku ingin berbicara" mark mulai mendudukan dirinya di bangku meja makan tersebut berlalu menatap jungwoo yang tengah sibuk dengan apa yang ia masak.
Dan tanpa menunggu waktu yang lama jungwoo pada akhir nya mulai datang menghampirinya dengan satu buah piring yang berada pada tangannya.
Jungwoo mulai menaru piring yang sudah berisikan makanan tersebut keatas meja tepat di depan mark.
"Ini aku sudah selesai!" jungwoo sesikit mendorong piring itu kepada mark yang sejak tadi hanya memperhatikanya membuat ia dalam diam tersenyum tipis.
"Oh kau mau berbicara apa?" ujarnya seraya menarik bangku untuk dirinya duduk.
Mark yang kini mulai focus menatap hasil masakan jungwoo harus kembali teralihkan saat mendegar lelaki itu bertanya.
"S-Sebelumnya apa benar teman mu akan menjeput mu??" mark mulai menatap penuh tanya kepada jungwoo dan yang ditanya hanya terdiam untuk beberapa saat sebab tak yakin juga dinya pasti atau tidaknya untuk hal itu.
"Iya m-mungkin saja!" jawab jungwoo dengan sedikit terbata bata keringat dingin pun mulai terlihat darinya, benar juga untuk apa yang mark katakan dirinya jadi ragu tentang benarkah temanya akan menjeputnya, teringat lagi jika dirinya saat di antar ke hutan ini saja seperti orang yang di buang begitu saja.
"Memangnya kenapa?" jungwoo memilih untuk bertanya kepada mark yang mulai perlahan mendekatkan dirinya.
Mark sejenak menatap sekelilingnya yang tampak sepi seperti biasa sebelum dirinya kembali menatap jungwoo yang sudah mulai waspada.
"Ada ap-" belum sempat jungwoo bertanya mark sudah harus memotong perkataanya.
"Jika benar teman mua akan menjeput mu biarkanlah aku ikut bersama mu.." mark kini mulai menatap penuh harap kepada lelaki asing yang bahkan baru malam tadi ia berjumpa, mark yakin jika jungwoo adalah orang yang tepat yang bisa menolongnya.
"Ku mohon.. biarkan aku ikut.." mark mulai meneteskan air matanya sembari menyatukan kedua tangan nya membertuk permohonan yang mana itu membuat jungwoo terheran akannya.
"M-mark??" jungwoo tak tau harus bagaimana ia panik sekaligus takut melihat mark yang kini menangis pelu memohon kepadanya, terdapat rasa iba dalam dirinya.
"A-aku hiks.. mohon!!" mark mulai meraih tangan lelaki itu ia mengengamnya erat mark kini sunguh sungguh berharap kepada jungwoo hanya lelaki ini lah yang dapat menolongnya terlebih jeno sedang tak ada di rumah.
"M-mark tapi b-bagimana jika suami mu tau?" jungwoo ragu ia hanya takut jika pelarian mark ketahuan suaminya itu yang ada justru membuat mark dalam bahanya terlebih dirinya masih dalam keadaan hamil.
Jungwoo tak dapat membayangkannya dan tak mau membayangkanya!
"Hiks! Biarkan saja.." mark masih mengegam tangan besar itu ia kini mulai memiliki harapan untuk hidup lebih cerah lagi.
"Hemm.. b-baiklah aku akan menelpon teman ku" pada akhirnya jungwoo yang tak tega pun mengizinkan mark agar ikut denganya dengan membawa resiko yang tinggi, hanya saja ia berharap akan baik baik saja.
"Terimakasih" mark tenyum senang ia berharap tentang rencana ini benar untuk ia ambil.
Hemm.. mulai bosan yaa..
Gak ada kemajuan..
Tapi aku harap kalian suka ceritanya. Dan jangan lupa komen ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Very strange pregnancy ft. NoMark [END]
Fantasi[JENOXMARK][REVISI] Mark merasakan hal aneh yang mulai janggal pada kehamilan pertamanya. Rasa aneh itu semakin menjadi saat ia mengetahui satu hal. NOMARK JUST FANTASY.