Jika Detektif Bersenjata dan Mafia Pelabuhan adalah Satu [#2]

855 112 2
                                    

Pernahkah kamu merenung, tentang bagaimana reaksimu ketika mengunjungi sebuah perusahaan besar kemudian melihat ada banyak anak di bawah umur yang lalu lalang di lobinya?

Mori Corporation, nama samaran dari Port Mafia, baru saja mengalami masalah serupa. Beberapa klien perusahaan yang sedang mengunjungi markas besar tersebut dibuat terheran-heran.

Pasalnya, seorang bocah 12 tahun bersama bocah lainnya yang berusia 14 tahun, tak lain adalah Kyusaku dan Kenji, sedang berjalan di lobi sambil membawa eskrim, entah didapat dari mana.

"Fukuzawa-dono." Mori memanggil, matanya tak luput dari pemandangan kota yang juga dapat dilihat dari kantor Presiden Detektif.

Fukuzawa tidak merespon, namun telinganya siap mendengarkan sembari matanya membaca kata demi kata surat dari pemerintah untuknya.

"Bagaimana jika Agensi Detektif membuat panti asuhan saja? Agak aneh rasanya kalau anggota kita yang masih di bawah umur terlihat berkeliaran di sini selama jam kerja."

Fukuzawa mendongak, seluruh perhatian matanya tertuju pada Bos Mafia yang usianya 5 tahun lebih muda dari dirinya.

"Tidak ada anak di bawah umur yang sudah diperbolehkan memegang senjata."

"Tapi di Agensi kalian lebih banyak anak kecilnya."

"Sejauh yang kita tahu, orang termuda yang ikut andil dalam perang melawan The Guild dulu adalah anggota Mafia bukan?"

"Ayolah, apa anda tidak ingin mengalah pada organisasi anti-hero ini?"

"Sekarang kita berada dalam satu organisasi yang sama, meskipun cabangnya berbeda."

"Fukuzawa-dono."

"Tidak, Mori-sensei. Jangankan anak kecil, aku sendiri masih tidak yakin untuk menunjuk Ranpo turun langsung dalam medan perang."

"Ranpo Edogawa? Bukankah dia sebaya dengan Kouyo-kun?"

Fukuzawa menghela nafas gusar. Otaknya berpikir keras mencari solusi dari permasalahan ini.

Ruangan yang baru beberapa menit hening ini, dipecah oleh suara ketukan pintu, tanpa perizinan, seorang anak perempuan di bawah umur masuk.

Oh, Elise rupanya.

"Elise-cha~n, kau pergi lama sekali. Aku merindukanmu loh~ ♡."

Gadis blonde itu menggembungkan pipi; tidak suka. "Hmph! Sama Rintarou tidak enak! Rintarou suka ga mau beliin kue! Lebih enak sama Odasaku!"

Fukuzawa dan Mori refleks melihat ke balik pintu. Remang memang, tapi terlihat jelas Odasaku berdiri di balik pintu sambil membawa sekotak kue.

Solusi permasalahan ini terpecahkan.

Jika Detektif Bersenjata dan Mafia Pelabuhan adalah SatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang