Dimohon tidak menanyakan cerita lain, hargai yang ada
**
Hari ini adalah tiga hari setelah dokter meminta persetujuan keluarga untuk melepas alat dari tubuh Andin. Seharusnya hari ini juga adalah hari pernikahan Al dan Andin, hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh mereka. Sayangnya hari ini semua jauh berbeda dari apa yang sudah disiapkan dan direncanakan.
Air mata yang harusnya jatuh karena haru dan bahagia menjadi air mata penuh kesedihan. Orang-orang yang harusnya berkumpul di gedung mewah penuh dekorasi suka cita menjadi berkumpul di sebuah ruangan yang kecil. Manusia memang hanya bisa berencana, karena akhirnya Tuhan yang menentukan.
..
Tiga hari lalu, Al meminta dokter memberikan Andin waktu satu minggu lagi, jika dalam waktu satu minggu masih belum ada perkembangan maka dengan terpaksa ia akan melepaskan Andin, membebaskan Andin dari rasa sakit dan kehidupan yang bergantung pada alat.
Malam harinya, ketika menatap Andin yang tidak berdaya dari kaca, Al mengingat keinginan terakhir Andin. Andin ingin pernikahan mereka dilaksanakan sesuai tanggal yang sudah ditentukan tanpa ada pengunduran. Al ingin mengabulkannya, harapan besarnya adalah pernikahan itu bisa membuat Andin bangun atau setidaknya Andin akan pergi dengan tenang.
Ketika pikiran itu terlintas, Al langsung menyampaikannya pada mama Rossa dan papa Surya, dua orang tua itu hanya bisa menyetujuinya demi dua anak mereka. Mereka memberikan Al kesempatan melakukan apapun untuk Andin karena waktunya hanya sebentar lagi.
Keesokan harinya, Al menyampaikan keinginannya pada dokter untuk membawa penghulu ke dalam ruang ICU dan menikahkannya dengan Andin. Awalnya dokter menolak dan melarang karena dianggap dapat mengganggu prosedur rumah sakit dan percuma.
Aldebaran turun bersujud di kaki dokter di ruangannya, dengan air mata yang menetes perlahan Al memohon agar dokter memberikannya izin.
"Dokter, saya mohon, saya janji tidak akan membuat keributan atau kekacauan, semua akan berjalan dengan tenang. Hanya akan ada mama saya, papa mertua saya, dan seorang penghulu"
"Ini permintaan terakhir Andin dok, saya mohon"
"Selama kami bersama, Andin belum pernah meminta apapun pada saya dok, kecuali untuk tidak menunda pernikahan kami"
"Saya mohon izinkan saya memenuhi permintaan Andin-.." ucapan Al terhenti karena ia tidak kuat melanjutkan kalimatnya. Ia terisak sebentar.
"Yang mungkin permintaan terakhirnya"
"Kalau pun Andin harus pergi, saya mau Andin pergi dengan tenang dan bahagia.." lirih Al melemah. Ia benar-benar tidak sanggup meskipun untuk membayangkannya, hidup tanpa Andin rasanya tidak mungkin.Melihat dan mendengar Al, dokter merasa iba, dokter juga berpikir mungkin setelahnya Al akan lebih ikhlas melepaskan Andin. Akhirnya dokter memberikan izin dengan beberapa syarat.
..
Baru saja pernikahan itu terjadi di ruang ICU, sekarang Al dan Andin sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Al memasangkan cincin kawinnya di jari manis tangan kanan Andin lalu dikecupnya jemari pucat itu.
Mama Rossa dan papa Surya bergantian memeluk Al, antara mengucapkan selamat atau menguatkan. Mereka juga mengecup kening Andin dan membisikan selamat di telinganya, masih tersimpan harapan meskipun sangat kecil. Setelah itu mama Rossa dan papa Surya pamit keluar ICU untuk mengantarkan penghulu keluar, meninggalkan Al berdua dengan Andin.
Al mengecup kening Andin lama, air matanya kembali menetes.
"Assalamualaikum istri saya" sapa Al dengan lembut, sebelah tangannya menggenggam jemari Andin dan sebelahnya lagi mengelus kening istrinya itu.
"Masih betah tidur hm?"
"Kita udah menikah Ndin, gak ada pengunduran sesuai sama keinginan kamu"
"Saya udah penuhi permintaan kamu, kamu masih belum mau bangun? Kamu masih marah sama saya?"
"Andin.."
"Bangun Ndin, saya mohon.."
"Kamu kan tau kalau saya gak bisa tanpa kamu, saya gak mau hidup tanpa kamu Ndin.."
"Saya terus menghitung mundur sejak tiga hari lalu dan sekarang tinggal empat hari lagi"
"Saya mohon kamu bangun Ndin.."
"Seorang istri gak boleh pergi tanpa izin suami, tapi empat hari lagi- hiks.."
"Kalau kamu belum bangun saya harus mengizinkan kamu biarpun saya gak mau"
"Bangun Andin.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever and Ever
Short StoryTentang bagaimana saling menerima dan saling melengkapi