Tenth

2.9K 433 50
                                    

Mirna adalah teman baik Andin dari kecil di Surabaya sampai mereka dewasa, sayangnya nasib mereka sangat berbeda. Hidup Mirna hancur ketika ia menikah dengan seorang pria berengsek yang membuatnya harus melakukan tindak kriminal pencopetan untuk memenuhi kebutuhan puteranya, sampai akhirnya putera Mirna yang berusia tiga tahun itu meninggal tertabrak mobil bersama ayahnya ketika ayahnya hendak membawa lari sang putera dari Mirna. Dari sana Mirna menyerahkan diri ke kepolisian atas semua tindak pencurian dan pencopetan yang dilakukannya. Dengan catatan kriminal yang ia miliki, semakin sulit untuk Mirna mendapatkan pekerjaan yang baik, sampai akhirnya ia menjadi cleaning service di kantor Aldebaran. Andin tau itu, ia sudah meminta Mirna Al untuk memberikannya posisi yang lebih bagus tapi Mirna tidak mau karena merasa tidak pantas.

Siang ini, Al meminta Rendy untuk mengantarkan Mirna ke rumahnya. Mereka duduk di gazebo dekat kolam renang.

"Pak bos, gimana kondisi Andin Pak? Saya boleh ketemu Andin gak habis ini?" tanya Mirna ketika Al datang dari dalam rumah menghampirinya.

Al mengangguk lalu mempersilahkan Mirna duduk kembali.

"Maaf Pak, ada apa ya tapinya saya diundang ke sini? Pake dianter Pak Rendy segala lagi?"

"Andin"

"Andin kenapa, Pak?"

"Kamu mau kerja di sini? Untuk temani Andin kalau saya kerja, tugas kamu gak akan berat kok karena kamu cuma perlu awasin Andin aja, kalau Andin butuh sesuatu kamu tinggal panggil saya, saya selalu ada di rumah, cuma kadang saya perlu urus beberapa pekerjaan jadi gak bisa 24 jam sama Andin"

"Mau! Mau Pak bos!" Mirna mengangguk cepat penuh semangat, tentu ia sangat ingin membantu Andin, meskipun tidak dibayar asal ada tempat tinggal dan bisa makan nasi, karena ia tidak punya siapapun lagi.

"Kalau gitu kapan kamu bisa mulai?"

"Kapan aja saya bisa, Pak"

"Yaudah kalau gitu kamu mulai kerja besok ya, beresin barang-barang kamu dan bawa ke sini, nanti Rendy yang jemput"

"Siap! Makasih banyak Pak bos!"

Al tersenyum lalu mengangguk.
"Mau ketemu Andin kan?"

"Mau banget Pak, saya belum pernah jenguk Andin soalnya takut gak boleh masuk rumah sini" ucap Mirna melas.

"Ayo" Al berdiri dan melangkah lebih dulu dengan Mirna mengikuti di belakangnya.

"Itu Andin, lagi sama mama saya" Al menghentikan langkahnya di pintu menuju halaman belakang lalu menunjuk pada Andin yang duduk di sebelah kursi taman, sedang bicara ringan dengan mama Rossa.

"Gak apa-apa saya ke sana Pak?"

Al mengangguk, "tapi kamu jangan bilang kalau kamu saya minta kerja di sini untuk jaga dia ya, saya gak mau dia pikir kalau saya menganggap dia sakit"

"Terus nanti pas udah kerja di sini saya bilang apa, Pak?"

"Bilang aja kamu saya minta bantu-bantu Kiki di sini, Kiki itu asisten rumah tangga, nanti saya kenalin"

"Ohh siap Pak bos, kalau gitu saya boleh ke Andin ya Pak?"

"Iya"

..

Andin, Al, dan mama Rossa sudah berkumpul di meja makan untuk makan malam. Andin sudah mulai terbiasa mengambilkan makanan untuk semuanya meskipun Al masih membantunya sesekali.

"Kamu kok kepikiran minta Mirna buat kerja di sini?" tanya Andin sembari menyendokan nasi ke piring suaminya.

"Saya butuh orang buat bantu Kiki, soalnya kan sekarang Kiki sambil kuliah juga, kasian kalau waktunya dia mepet-mepet. Saya bingung juga cari di mana orangnya, sekarang kan susah cari orang yang jujur, terus kepikiran Mirna deh temen kamu"

Forever and EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang