Bagian 7. GRACE

32 2 1
                                    

HAPPY READING GUYS

Grace memandang hampa pemandangan luar dari dalam kamar Apartemen. Sudah 5 bulan terakhir lamanya ia hidup dalam kesepian. Semenjak dia pergi meninggalkan Grace, kehidupan Grace berubah tanpa ia minta. Semua pergi meninggalkannya seorang diri. Entah untuk selamanya atau hanya sementara.

Dan selama itu pula Grace mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri. Dulu sebelum semuanya berubah, ia sering kali mendapatkan uang jajan yang cukup untuk ia tabung dari sang papah. Dan bukan cuma itu, selama ini Grace juga kerap mengikuti balap motor yang di lakukan nya secara ilegal.

Jika kalian bertanya dari mana Grace bisa membeli Apartemen ini, maka jawaban nya tadi. Uang hasil balap motor lah yang sudah membuat nya bertahan hidup sampai detik ini.

Saat sedang asik dengan pikiran nya, tiba-tiba ponsel Grace berdering tanda sebuah panggilan masuk. Segera Grace mengambil dan mengangkat panggilan tersebut.

"Ada apa?" Tanya Grace saat sambungan sudah terhubung. Tanpa melihat siapa orang yang menelepon pun Grace sudah tahu siapa pelaku nya.

Terdengar gelak tawa dari seberang saat Grace sudah mengangkat nya. "Kebiasaan yaa lo. Bukan nya salam dulu kek atau apa, ini malah..."

"Bacot," sambar Grace tidak sabaran.

"Anjir, durhaka lo sama abang sendiri."

"Sejak kapan gue punya abang?" Ujar Grace sarkastik.

"Sejak lo kerja sama gue," jawab Bima dengan cepat.

Bima Rajasa. Yaa, orang yang sedang berbicara melalui sambungan telepon dengan Grace saat ini. Cowok dengan tato di pergelangan tangan nya itu memang sudah menganggap Grace sebagai adik nya sendiri.

"Yayaa, jadi kenapa lo nelpon gue?"

"Jam 7, tempat biasa," jawab lelaki itu.

"Penting or..."

"Penting!" Sambar Bima saat Grace belum menyelesaikan ucapan nya.

Grace menghela napas. Segera ia mengiyakan saja ajakan Bima untuk bertemu dengan nya malam ini. Grace tidak ingin membuang tenaga nya hanya untuk berdebat dengan orang gila seperti Bima. Mau menolak pun pasti Bima akan memaksa Grace dengan berbagai cara.

*****

"Tadi gue liat mobil Lo dipinggir jalan," ujar Rio pada lelaki yang kini sedang duduk santai di halaman belakang rumah nya.

Sepulang sekolah tadi Rio mengajak Athalla dan juga Rafael untuk kumpul di rumah nya. Di karenakan orang tua Rio sedang ada tugas di luar Kota.

"Hm," gumam Athalla masih sibuk dengan ponsel nya.

"Emang lo ngapain tadi?" Tanya Rio lagi.

Athalla tidak langsung menjawab. Ia terlebih dahulu memasukkan ponsel nya ke dalam saku celana. "Ada urusan."

"Di kuburan?"

"Lah, lo ngapain njir di kuburan? Ngelayat siapa lo?" Bukan nya Athalla yang menjawab, kini malah Rafael yang bertanya karena merasa penasaran dengan pembicaraan dua teman nya itu.

"Bukan urusan lo," jawab Athalla seadanya.

"Yee si bambang, di tanya juga."

PLAK

Rio mengeplak kepala Rafael karena cowok itu tidak bisa diam sedari tadi. Tidak terlalu kencang, tapi bisa lah membuat Rafael meringis.

"Njem, sakit ege," keluh Rafael kepada Rio.

"Makanya gausah kepo."

Sementara itu, Athalla hanya diam memperhatikan kedua teman nya itu. Sudah tidak heran baginya terjadi pertengkaran antara Rafael dan Rio. Berbanding terbalik dengan dirinya dan Azzam.

Tiba-tiba Athalla teringat sesuatu. Azzam? Lelaki itu sama sekali belum terlihat batang hidung nya. "Azzam di mana?"

"Biasalah, nanti juga nongol anak nya," jawab Rio sambil memberikan minuman kaleng kepada dua teman nya itu.

*****

Di sisi lain, ada seorang gadis yang sedang bersimpuh di depan gumpalan tanah yang sudah basah akibat air yang ia siramkan di atas nya.

Tak henti-henti nya pula sang gadis terus merapalkan doa sambil sesekali menghapus jejak air mata yang terus-menerus keluar.

"Ka...lo jahat banget," ujar Grace sambil mengusap batu nisan yang ada di hadapan nya.

Yaa, perempuan yang sedang bersimpuh di hadapan makam itu adalah Grace. Grace Natalya. Gadis dengan dress putih yang membaluti tubuh mungil nya itu masih terus berceloteh. "Gue masih ga nyangka lo pergi secepat itu."

Grace tertawa getir pada dirinya. Ia tidak bisa lagi membendung air mata yang sedari tadi ia tahan. "Hiks...hiks, Lo jahat banget sama gue ka," ucap Grace sambil menundukkan kepala nya.

Dan tanpa Grace sadari, ada seseorang yang sedari tadi memperhatikan dirinya. Orang itu melihat apa saja yang Grace lakukan dari awal sampai akhir.

*****

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GRACE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang