Bagian 10. GRACE

9 1 0
                                    

HAPPY READING SEMUA

Aku terlahir karena kalian menginginkanku bukan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku terlahir karena kalian menginginkanku bukan?

❤︎G❤︎

Sesampainya, Athalla langsung memarkirkan motornya didepan gerbang rumah Grace. Tampak sepi pikirnya. "Eum, thanks ya udah mau anter gue balik," ucap Grace merasa tak enak hati pada Athalla.

"Hm," jawabnya dengan gumaman.

Grace menyipitkan matanya, "Gak ikhlas ya lo?" Tanya Grace karena mendapat balasan seperti itu dari Athalla.

"Emang." Jawabnya singkat, padat dan jelas.

"Jujur banget sih lo, kan gue jadi seneng," ujar Grace cengengesan.

"Sinting." Athalla tidak habis pikir dengan jalan pikiran cewek satu ini. Bukannya merasa bersalah karena telah merepotkannya dia justru malah senang? Cewek aneh, pikirnya. "Yaudah, gue pulang." Pamitnya pada Grace.

Sebelum Athalla benar-benar menyalakan mesin motornya, Grace terlebih dahulu memegang tangan Athalla. "Ih kok gitu doang?" Kata Grace merengek bak anak kecil.

"Ya terus gue harus apa?" Tanya Athalla bingung dengan tingkah laku cewek yang ada disampingnya ini.

Grace tampak berpikir sambil menaruh telunjuknya didagu, "Aaa gue tahu," Katanya dengan mata berbinar. "Jadi gini... kan biasanya kalau eumm, orang pacaran itu kan eumm, ada pelukan gitu kan? Lo gamau peluk gue dulu gitu?" Lanjutnya sambil menggoyang-goyangkan badannya ke kanan dan kiri seperti anak kecil yang sedang meminta permen pada orang tuanya.

Athalla menaikkan sebelah alisnya, "mau?"  Tawar Athalla pada Grace. Tentu saja itu bukanlah tawaran yang akan dilakukan olehnya.

Dengan semangat Grace menjawab "MAUUU BANGET," Serunya dengan suara lantang. Saat hendak memeluk Athalla, tiba-tiba saja Grace terjatuh karena Athalla sudah pergi melajukan sepeda motornya dengan kecepatan sedang, Sontak itu membuat Grace kesal setengan mati.

"AAHHH, SIALAN! AWAS YA LO ATHALLA, GUE SUMPAHIN LO JADI SUAMI GUE." Maki Grace yang masih bisa didengar Athalla walau samar-samar, dan seulas senyum terbit diujung bibirnya.
 

❤︎ ❤︎ ❤︎

Grace melangkahkan kakinya perlahan memasuki perkarangan rumahnya, dilihatnya mobil yang tak lain adalah mobil sang ayah membuat jantungnya seketika berdegup kencang. Dengan kekuatan penuh, Grace memberanikan diri untuk masuk kedalam rumahnya. "Huft, tenang Grace, semuanya bakal baik-baik saja," ucapnya menenangkan diri. "Oke, let's go!" lanjutnya sambil mengepalkan satu tangannya ke atas menyemangati.

"DASAR GAK BECUS!"

PLAK

Satu pukulan keras mengenai pipi sang ibu, Senja. Grace terpaku sejenak untuk meresapi apa yang sedang terjadi dihadapannya. Tak selang lama, Grace tersadar dan ia harus membantu sang ibu.

"LO APA-APAAN SIH? COWOK BUKAN? KO MAINNYA TANGAN?!" Teriak Grace. Ia sudah tidak tahan lagi dengan sikap temperamental sang ayah, bahkan untuk disebut "ayah" saja rasanya itu tak pantas.

Dengan mata menyalang bak elang yang ingin memangsa makanannya, Devan, manarik kembali rambut Senja, istrinya. "KAMU GAUSAH BELAIN IBU KAMU YANG GAK TAHU DIUNTUNG INI. SUDAH ENAK SAYA NAFKAHKAN, SEENAKNYA DIA MAIN PRIA LAIN DILUAR SANA!"

"Ahh, sakit mas." Ucap Senja kesakitan karena sedari tadi rambutnya ditarik kencang oleh Devan.

"SAKIT? SAKIT HAH?!" Tanya Devan masih dengan amarahnya.

"SUDAH STOP! LEPASIN IBU, IBU GA SALAH APA-APA."  Grace tidak kuat lagi melihat pertengkaran kedua orang tuanya ini. "Please stop yah, ibu gak salah apa-apa.." lirih Grace.

"KAMU TAU APA GRACE? DIA SUDAH MENDUAKAN SAYA! KAMU TAHU ITU, HAH?!" masih dengan cekalan kuat dirambut Senja, Devan melempar Senja hingga membentur dinding yang ada didekatnya.

"IBUUU," Teriak Senja. Segera ia menghampiri sang ibu untuk membantunya berdiri.

"LO APA-APAAN SIH? MANA ADA SEORANG AYAH YANG BERANI MAIN KASAR SAMA ISTRI BAHKAN ANAKNYA." Ucap Grace dengan menggebu-gebu. "Bahkan, untuk manggil  ayah aja rasanya gue jijik." Lanjutnya.

"BERANI KAMU SAMA SAYA? DASAR ANAK GAK TAU DIRI!"

PRANGG

Lemparan piring itu tepat mengenai pelipis Grace yang berusaha melindungi ibunya. Pecahan kaca sudah menyebar dimana-mana.

"HAH, SIALAN!" Setelah mengatakan itu, Devan pergi meninggalkan Senja begitupun dengan Grace. Grace sudah tidak mau tahu lagi kemana ayahnya pergi, bagi Grace, itu adalah ketenangan jikamana tidak ada Devan dirumah ini.

Dilihatnya sang ibu yang sudah tidak berdaya, Grace benar-benar khawatir akan kondisi ibunya saat ini. "Bu, kita ke rumah sakit ya?"

Senja menggeleng, "Nggak usah nak, ibu baik-baik saja." Tolak Senja dengan lembut.

"Tapi badan ibu banyak memarnya, Grace gamau ibu kenapa-napa," ucap Grace khawatir.

Senja tersenyum, tangannya yang tidak berdaya itu berusaha menggapai pipi anak yang dicintainya, "Kita obati lukamu dulu ya nak," itulah yang dikatakan Senja kala dirinya sedang merasa kesakitan. Grace tau, ibunya menahan sakit yang ada di hatinya bahkan di tubuhnya juga, tetapi Senja masih memikirkan dirinya.

Grace menangis, menangis dalam dekapan sang ibu, Grace tidak tahan kalau harus terus menerus seperti ini. Bahkan bukan cuma ibunya yang kena, Grace pun akan kena sasaran Devan kalamana dia sedang marah. Entah itu karena pekerjaan atau hal lain.

Dengan dekapan Senja, Grace merasa tenang. Grace merasa semua kesakitannya bisa tersalurkan hanya melalui pelukan dari Senja. Dengan suara lirih Senja berucap, "Maafkan ibu ya nak."



❤︎⸜(。˃ ᵕ ˂ )⸝❤︎

YEAYY setelah sekian lama akhirnya aku up lagi mweheh.. tunggu keseruan selanjutnya tentang neng Grace dan babang Atha yaa!

 tunggu keseruan selanjutnya tentang neng Grace dan babang Atha yaa!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GRACE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang