Bagian 4. GRACE

153 86 120
                                    


HAPPY READING GUYS......

HAPPY READING GUYS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Grace. Satu nama yang berhasil memenuhi isi kepala Athalla saat ini. Cewek itu seolah-olah memiliki magnet yang bisa membuat siapa saja tertarik ingin mendekat. Sedari tadi Athalla terus memerhatikan gerak gerik yang dilakukan gadis itu. Dari yang tersenyum, mencak mencak, sampai yang tertawa lepas.

Athalla tidak mengerti dengan gadis itu. Kemarin dia marah marah dua kali karena mie ayam dan motornya yang terhalang mobilnya, dan sekarang dia malah bersikap baik terhadapnya seolah-olah tidak terjadi apa apa diantara mereka.

"Tha," panggil Rio namun Athalla masih menatap lurus ke depan. Sedari tadi pandangannya pun tertuju pada seorang gadis yang kini Sedang asik tertawa bersama teman-temannya. Rafael yang sedari tadi diam pun langsung mengikuti arah pandang Athalla.

"Woi Tha!" Rafael menggebrak meja membuat Athalla terkejut. Sontak ia langsung mengalihkan pandangannya dari Grace. "Kalau suka tuh di samperin, jangan di liatin aja," sambung Rafael ketika duduk di sebelah Athalla.

"Apaan sih lo! gak jelas banget," kata Athalla melepas rangkulan Rafael pada pundaknya.

"Alah, masih aja ngelak lu Saipul."

"Eh, bapak gua jangan di bawa bawa maemunah!" Rio tidak terima pada Rafael karena membawa bawa nama ayahnya. Ya, walaupun dalam bentuk bercandaan semata.

"Ouh iyaa, gue lupa. Di sini kan ada anaknya bapak Saipul yaa," kata Rafael dengan wajah polosnya bermaksud ingin meledek temannya, Rio.

"Anjing."

"Jangan bawa-bawa nama orang tua, apalagi dengan mengejek teman dengan membawa nama mereka."ucap Azzam datar. Sebenarnya dia malas sekali ikut nimbrung dengan teman-temannya yang membicarakan hal di atas kata wajar. Tapi jika bersangkutan dengan orang tua, maka dia tidak akan tinggal diam.

"Wish, udah dah kalau Azzam udah ngomong pasti pada diem," kata Rafael sambil menopang dagu di atas meja kantin.

"Mantap! Emang Azzam doang dah yang belain gua." ucap Rio sambil mengedipkan satu matanya membuat Azzam mendelik jijik kepadanya.

"Cuma hari ini." kata Azzam membuat semangat Rio pupus karena perkataannya.

"Mampus lo! Lagian mana ada sih yang mau belain lo," ucap Rafael tertawa iblis saat melihat temannya sengsara. Begitupun dengan Athalla dan Azzam yang ikut tertawa.

Sahabatan dari kecil bukanlah waktu yang singkat untuk ke empatnya saling mengenal satu sama lain. Begitu pun dengan Rafael. Dirinya hanyalah pendatang bagi ketiganya. Mereka dipertemukan disebuah Rumah Sakit yang merawat nenek Rio yang saat itu sedang menderita tumor otak.

Athalla, Azzam dan Rio sudah bersahabatan sejak mereka umur 5 tahun. Satu perumahan membuat ketiganya sering bertemu dan bermain bersama. Dan saat itulah ketiganya selalu menghabiskan waktu bersama. Sampai pada suatu hari, Nenek Rio harus di operasi karena tumor yang menyerang otak nya. Setiap pulang sekolah Athalla dan Azzam kecil selalu menemani Rio di Rumah Sakit menjaga nenek tersayang.

GRACE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang