Bagian 8. GRACE

12 1 0
                                    


HAPPY READING GUYS!!!

Hari sudah mulai gelap,  segera Grace beranjak dari tempatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari sudah mulai gelap, segera Grace beranjak dari tempatnya. Ia menepati janjinya itu untuk selalu datang ke makam setiap tanggal 14. Dengan langkah gontai, dia meninggalkan makam itu. Sudah cukup Grace bersedih hari ini, ya..hanya hari ini. Segera Grace pergi dari sana untuk mencari angkutan umum yang akan mengantarkannya untuk bertemu dengan seseorang.

Tiba di halte, Grace merapihkan pakaian yang ia kenakan. Tak lupa juga ia memberi polesan sedikit di wajah cantiknya agar orang lain tidak tahu bahwa ia habis menangis. Sebenarnya ia ingin pulang terlebih dahulu untuk mengganti baju agar tidak terlalu mencolok, Karena dress yang ia gunakan saat ini sedikit kotor. Tapi tidak apalah, toh mereka juga tidak mengenal Grace.

Segera Grace memberhentikan taxi yang ingin melewat. "Wa chu want bar ya pak," ujar Grace memberi tahu tujuan nya.

"Baik ka," saut bapak dari bangku pengemudi.

Selama perjalanan, hanya hening yang menghiasi keduanya. Grace juga sedang tidak mood untuk mengajak bicara bapakny, makanya ia memutuskan untuk diam saja sambil melihat ramai nya kota Jakarta.

Ting

Suara notifikasi dari ponsel Grace membuyarkan lamunan nya, membuat Grace segera membukanya. Grace menghela nafas saat melihat nama Bima tertera di layar.

Bima : gajadi disana, tempatnya terlalu rame. Langsung ke markas aja."

*****

"Wihh sampe juga ni bocah," sambut Bima ketika Grace memasuki markas yang biasa mereka pakai untuk bersantai atau membicarakan hal-hal penting. Contohnya seperti saat ini.

Grace mendaratkan bokongnya di sofa yang ada di pojok ruangan. Setelah meneguk habis kaleng coca cola yang ia ambil didalam kulkas, Grace langsung bertanya kepada Bima tanpa niat bertele-tele. "Apa yang mau lo omongin?"

"Besok malam, kita tanding." jawab Bima dengan serius.

"Tumben hari senin, biasanya juga hari libur."

Bima mengedarkan pandangan nya ke anak-anak lain yang sedang bermain catur di ruang depan. "Mereka minta besok, anak-anak lain juga setuju. Tapi cuma 3 yang akan balapan. Kalau lo mau, lo ambil bagian gue."

"Lo ga ikut?" Tanya Grace kepada Bima.

Bima menggeleng. "Gue mau istirahat dulu," ujar Bima sambil menyenderkan badannya ke penyangga sofa di depan Grace.

"Ah cemen lu," ledek Grace pada lelaki itu.

"Bangke nih anak."

GRACE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang