PROLOG

410 175 127
                                    

"siapa lo?" tanyanya pada seseorang yang sedang memunggunginya. Jika diperhatikan dengan seksama maka postur tubuhnya sangatlah familiar. Seperti pernah bertemu tetapi entah dimana. Seperti mengenalinya tetapi tidak tahu siapa.

Merasa tidak ada balasan dari orang tersebut akhirnya Grace memberanikan diri untuk memegang bahunya. Saat membalikkan badan betapa terkejutnya Grace saat mengetahui siapa sosok yang sedang berada dihadapannya.

"G... Gak mungkin, Pa... Pasti gu... Gue salah liat kan," Dengan terbata-bata Grace bertanya kepada sosok dihadapannya. Sebenarnya itu bukanlah pertanyaan, karena itu lebih tepatnya ia ingin memastikan bahwa sosok yang dihadapannya ini bukanlah orang yang selama ini ia cari.

" Maaf saya harus pergi."

DEGGG

Suara itu. Suara itu sangat mirip dengan suara seseorang yang sangat ia rindukan. Bahkan dari Iris matanya saja Grace sudah bisa menebak siapa orang dibalik masker tersebut. Tetapi apakah mungkin dia orangnya?

Saat orang itu ingin pergi dari hadapannya, Pergerakannya terlambat karena Grace sudah terlebih dahulu mencengkal pergelangan tangannya sehingga orang itu tidak bisa pergi begitu saja.

"Gue mohon jangan pergi," Ujar Grace dengan berkaca-kaca, "Gue tau ini lo," Sambungnya sangat yakin bahwa dia tidak salah orang.

"Maaf anda salah orang," Ujar orang tersebut dari balik masker. Dengan sekali Hentakkan genggaman Grace terlepas. Dan dalam hitungan detik orang tersebut langsung melarikan diri dari hadapan Grace.

Saat sedang fokus mengejarnya Grace tidak melihat bahwa terdapat batu besar dihadapannya. Hingga ia jatuh tersungkur dan....


"Awwww," Teriak Grace saat tubuhnya tergelincir ke bawah. Dan untungnya dibawah kasur terdapat karpet berbulu sehingga Grace tidak perlu repot-repot untuk bersentuhan langsung dengan dinginnya lantai.

"Gila sakit banget anjir," Ringisnya sambil memegang bokongnya yang terasa sakit.
"Elah mimpi lagi," Ujarnya kesal pada diri sendiri. Saat menyadari sekarang pukul 06.00 akhirnya Grace memutuskan untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu.

20 menit ia habiskan didalam kamar mandi. Setelah selesai merapihkan segala keperluan yang dibutuhkan, akhirnya ia memutuskan untuk segera berangkat sebelum gerbang sekolah tertutup rapat dan ia benar-benar terlambat.

Sebelum benar-benar meninggalkan kamar, Grace kembali mengecek penampilannya didepan cermin. Dengan rambut yang dibiarkan menjontai kebawah, Kemeja Putih yang dibalut dengan Jaket Black Leather dari Brand ternama Dior, Celana jeans hitam dan terakhir sepatu canvas sebagai pelengkap.

"Perfect," Ujarnya bangga terhadap penampilan nya sendiri.


GRACE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang