Bagian 12. GRACE

7 1 0
                                    

Aku, hanya ingin bahagia. Walau hanya sesaat.

❤︎.G.❤︎

Dengan seragam yang sudah melekat pada tubuhnya, Grace juga tidak lupa untuk memakai jaket kulitnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dengan seragam yang sudah melekat pada tubuhnya, Grace juga tidak lupa untuk memakai jaket kulitnya. Dilihatnya dirinya didepan cermin, "Kaya ada yang kurang," Ucapnya pada diri sendiri. Grace melihat lagi seluruh tubuhnya yang ia kira sudah sempurna semuanya. Setelah Grace lihat lagi, benar saja, ada satu hal yang lupa ia pakai.

"Oh iya liptint, bibir gue harus mencolok bak penyanyi dangdut." Katanya lagi sambil meratakan liptint tersebut dibibir mungilnya.

"Mending gue kuncir atau gerai?" Tanyanya pada diri sendiri depan cermin. Memang seperti orang gila kalau dilihat-lihat. "Tapi kalau dikuncir, nanti luka dikening gue keliatan, tapi kalau digerai, gerah banget cok kalau siang," Lanjutnya masih mengoceh. Perihal rambut saja begitu ribet.

"Eumm, kuncir atau engga yaa.. duh gue galau banget." Tanyanya lagi.

Tanpa sadar, ini sudah pukul 06.20 yang berarti 10 menit lagi gerbang sekolah akan ditutup. Pasalnya hari ini adalah hari senin, dimana dilaksanakannya Upacara Bendera yang selalu dilaksanakan setiap pekannya.

"Wah njir, kok udah cepet banget si elah jam segini, duh gimana ini gue kuncir atau engga?" Masih bertanya tentang rambut pada diri sendiri sambil grasak grusuk mencari letak sepatu hitam yang selalu ia letakkan didalam kamar.

"Ah masa bodo deh." Akhirnya ia membiarkan rambut panjangnya tergerai bebas. Dengan buru-buru Grace menuruni anak tangga dengan kecepatan yang ia bisa.

"Ce, pelan-pelan ah, turun tangganya." Khawatir Senja melihat Grace yang sangat terburu-buru seperti dikejar setan.

"Gak bisa bu, Ace udah telat banget ini," Balasnya sambil menyambar roti yang ada dimeja makan lalu menggigitnya hingga mulutnya penuh dengan roti. Tak lupa juga Grace meminum susu yang sudah disiapkan Senja untuknya.

"Pelan-pelan atuh, sayang. Gak akan ada yang ambil makanan kamu Ce," Kata Senja sambil menggeleng-geleng dengan tingkah anaknya.

Selesai meminum susunya, tidak lupa Grace mencium pipi Senja, "Grace berangkat bu." Pamitnya sambil berlari kecil keluar rumah.

❤︎❤︎❤︎

Dengan kekuatan penuh, Grace terus menancap gas agar ia cepat sampai. Namun sayang, harapan Grace datang tepat waktu ternyata nihil.  Gerbang sekolah sudah di tutup rapat oleh Pak Udin selaku satpam disekolah Grace. "Ck, telat lagi gue."

Tidak tinggal diam, Grace terus mencari cara bagaimana supaya dirinya bisa masuk tanpa ketahuan. Grace terus memutar otaknya, sampai akhirnya ia menemukan cara. "Aha! Deket warung bu imas kan ada tembok tanpa kawat, nah iya bener, gue inget banget cuma tembok itu yang gak ada kawatnya."Gumamnya.

GRACE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang