Part 4

189 21 28
                                    

Udah tau gosip tentang Pak Kallendra dengan Saralle anak Marketing?

Alle terlonjak kaget. Ia tidak menyangka bahwa niatnya membasuh muka akan berakhir medapati gosip tentang dirinya. Jujur saja rasanya penasaran dengan obrolan mereka, dia tersenyum miris gosip tentang dirinya? yang benar saja.

Gara-gara penyakit keponya kambuh, akhirnya dia memilih bertahan dikamar mandi sempit dan sedikit bau dengan gaya menutup mulut dan hidung, walau tidak ada gunanya. "Emangnya kenapa?" suara itu semakin membuat Alle menajamkan pendengarannya.

"Kemarin ada yang mengirim ke grub kabar terkini kantor, mereka dipinggir jalan dan Pak Kallendra mencium tangan Saralle yang wajahnya burik itu."

Byur

"APA?"

Pelikan suara diluar bilik membuat hati Alle tertohok, bagaimana mungkin dia dan Kalle Bisyari Mageran itu digosipkan seperti ini. Satu Tahun dia bekerja disini, baru kali ini ada berita tak sedap seperti sekarang. Padahal tangannya tidak dicuim seperti kata mereka.

Woe, aslinya digigit. Rasanya Alle ingin berteriak seperti itu, sayang dia cukup waras untuk tidak meladeni orang-orang tidak waras. Dimana hobinya menilai kehidupan orang lain dan dengan mudah melupakan masalah hidupnya sendiri. Miris!

"Ini nggak bisa dibiarkan, diruangan saja Pak Kallendra mirip dengan kulkas berjalan. Sekali membuka suara bueh, dinginya membekukan kita! masa deket sama si burik. Mesti dia yang menggoda duluan" tambah suara lain dengan menggebu-gebu.

"Kita lihat saja nanti? anak Marketing ada yang masuk grub terupdate tapi nggak dengan Saralle!" balas suara lain yang disusul gerakan kaki menjauh dari kamar mandi.

Buru-buru Alle membuka Handphone dan mengetik sebuah pesan.

Kallendra Bacot Mageran🔥

Lee, nanti pulang kantor ketemu bisa?

Basmi Beban Keluarga🤣

Gaes, kalian masuk grub terupdate kantor ya?

Tidak ada balasan, padahal aslinya centang abu-abu dua. Baik dari Kalle atau teman-teman satu divisinya.

Dengan perasaan gondok dia pergi dari kamar mandi. Bodoh amat dengan gosib murahan itu, jika ada orang tidak termakan gosib maka mereka orang-orang berpikiran mahal. Pikirnya dengan langkah sebiasa mungkin.

Walau dibeberapa pertemuan tak sengaja bertemu dengan segerombolan karyawan dari divisi lain yang bisik-bisik setelah melihat wajahnya dari kamar mandi, tetap dia tidak perduli. Bahkan ada beberapa orang yang memandangnya horor, wajah salah satunya pucat pasi.

Menyadari bahwa ini bukan waktu tepat untuk tampil mempesona dihadapan karyawan Mahardhika, Alle tetap berusaha berjalan tanpa memperdulikan tatapan mereka semua.

"Assalamualaikum!" sapa Alle dengan gaya centilnya.

Beberapa dari mereka hanya menatap datar kearah Alle dan langsung fokus kelayar komputer masih-masing. Bibirnya manyun mendapati respon tak sesuai ekspektasi.

"Nggak jawab salam tidak masuk surga!" ucap Alle tanpa menyerah kepada teman-temannya.

Alle tidak menyerah dia masih merasa sebal dengan tingkah acuh teman-temannya. Pikirannya langsung teraarah kepada gosib yang beredar, jangan-jangan mereka percaya dengan omongan itu. Gawat!

Kallendra Bacot Mageran🔥

Lo nggak keruangan Divisi Marketing sekarang! AKU NGGAK MAU KETEMU KAMU.

Tak lama kemudian, Alle mendapati sebuah balasan.

Kallendra Bacot Mageran🔥

Bentar lagi.

"Ngapain kamu? tadi teriak-teriak waktu kita kita ngejar deadline. Sekarang diam bagaikan batu sungai,"

Wajah Alle mendongak mendapati Bella memandang aneh kearah dirinya.

"Nggak, ya... "

"Alle-alle mana?"

Wajah khawatir Kalle lebih menarik orang-orang yang ada di divisi marketing dari pada jawaban abstrak Alle yang nantinya digunakan sebagai jawaban.

"Hemmm, maksud saya Saralle!" ucap Kalle membenarkan, membuat alis mata Bella memicing menatap atasan divisi Personalia itu. Sementara Bastian dan Gani tersenyum tipis.

"Saya di... "

"Lain kali kamu kalau meninggalkan motor diparkiran jangan lupa kuncinya diambil, walaupun di kantor ini terjamin keamanannya. Jika kebiasaan buruk itu terus berkembang hingga tanpa sadar kamu selalu meninggalkan kunci motor sembarangan itu bahaya!"

"Pak, sa... "

"Jangan kebiasaan membuat orang-orang panik dengan tingkahmu. Tadi adikmu telepon saya dan mengatakan kamu tidak bisa dihubungi!"

"Ti... "

"Dan, jangan memotong pembicaraan orang yang belum selesai berbicara. Itu tidak sopan!" pungkas Kalle mengakhiri pembicaraan sepihak.

Semua orang terbengong-bengong dengan tingkah laku Kalle datang-datang mengomel kemudian dengan mudahnya dia meminum bekal Alle, memakan nasi didalamnya, dan memainkan Handphone disampingnya tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.

Bella menyenggol tubuh Alle, "Baik, terimakasih. Maafkan saya,"

Kalle menatap lekat kearah Alle sebentar dan melanjutkan aktivitasnya.

"Jangan makan bekal, Alle!" teriak Alle merebut kotak makannya dengan cepat sehingga membuat hati Kalle menjadi sebal.

"Kamu makan sudah makan banyak," jawabnya enteng.

"Heh, mana ada. Aku baru makan sebiji. Kembalian jangan dimakan!"

"Ngalah sama aku. Kamu makan tahu buatan bunda bisa setiap hari, lha aku?"

"Masa bodoh! jangan lupa jika bagianku, selalu kamu yang menghabiskannya."

"Nah, nurut ginikan bagus," ucap Kalle mengusap rambut Alle dengan tangan penuh minyak, sisa tahu goreng bekal Alle.

"Lee!"

Kalle hanya tersenyum melihat tingkah merajuk Alle, yang terlihat menggemaskan dimatanya. Sedangkan ketiga manusia penonton drama live itu masih bertahan dengan posisi serba salah mereka.

Sampai akhirnya Bella mengatakan, "Heemm, ingin mengklarifikasi kalian ini apa benar seperti gosip yang beredar?"

Tangannya menyatu dan membentuk hati. Membuat Gani dan Bastian merasa malu mempunyai teman sefrontal Bella.

"Nggak! kita cuma sebatas teman!" teriak keduanya kompak, membuat Bella meringis.

TBC

Gimana kesan kalian membaca part ini ?

Multicolored (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang