Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PERTARUNGANValhalla sudah hampir mencapai klimaksnya. Di sisi luar arena, (m/n) masih saja berhadapan dengan Runo. Walaupun Runo berpangkat lebih rendah dari (m/n), jangan sesekali meremehkan kekuatannya.
"Tsk! Minggir!!" Teriak (m/n) geram. Runo lagi-lagi tidak menjawab perkataan (m/n) dan membuat tendangan untuk (m/n). Sekali lagi, (m/n) dibuat terus menerus dalam posisi bertahan. Runo memang tadi sempat (m/n) tinju tetapi ia lama-kelamaan tidak sanggup menghajar teman terbaiknya ini.
"Kau tak bisa mengalahkanku hanya dengan menghindari seranganku, (m/n)!" Teriak Runo.
"Cukup, katakan apa.. " Suara (m/n) menjadi dingin. Perlahan ia mendekati Runo dan entah kenapa Runo terpaku dengan (m/n) hingga tak bergerak pada tempatnya.
Buk!
".. Apa Kisaki? Apa dia yang menjadikan alasanmu bertarung denganku?" Tanya (m/n) sambil memeluk Runo. Runo tersentak, maniknya melebar dan terakhir ia tersenyum lirih.
"Salah, kau salah." Kembali lagi Runo melayangkan tendangan pada (m/n), tapi kali ini (m/n) tidak menghindar hingga membuatnya terpental cukup keras.
"Aku.. Aku sudah muak dengan permainan-permainan yang kau lakukan." Ujar Runo dingin pada (m/n). (m/n) mengusap sudut bibirnya yang berdarah dan kembali menatap Runo.
"Gara-garamu.. Kakakku menghilang! Semua.. Semua salahmu sialan!" Teriak Runo.
Deg!
"R-runo.. " Tubuh (m/n) melemas, ia pun mulai meremas surainya saat memori lama yang benar-benar ia ingin lupakan meluap di pikirannya.
"Ku pikir Runo tidak memikirkannya lagi, i-ini salahku.. Benar Runo, ini salahku.. Gara-garaku─"
BRAK!
Runo tak mau menyia-nyiakan kesempatan langsung kembali menghajar habis-habisan (m/n) sambil..
Menangis.
Runo benar-benar menangis, sedangkan (m/n) tersentak sadar saat air mata Runo itu mengenai pipinya.
"R-runo.. " Batin (m/n) menatap lirih Runo.
"(M/n).. Maafkan aku.. " Batin Runo yang tak bisa terungkap di depan (m/n). Tanpa henti Runo terus menerus meninju wajah (m/n) sambil menangis.
"R-runo.. " Gumam (m/n) sebelum ia..
BRAK!
(m/n) akhirnya menendang kuat Runo hingga pingsan ditempat. (m/n) bangkit dari posisi dan menatap lirih Runo. Runo tadi mencoba menghancurkan mental (m/n) rupanya.. Itu cukup berhasil.
"Kisaki sialan, HAHAHAHA." (m/n) menutupi sebagian wajahnya dengan tangan kanannya seperti gaya Hanma. "Kau.. Kau yang terbaik Kisaki!!" Teriak (m/n) sambil menyeringai lebar.
Ah, sepertinya (m/n) menikmati permainan Kisaki.. Hm, atau tidak?
Tangan (m/n) mengepal erat, ia merasa bersalah dengan Runo di satu sisi ia juga merasa marah pada Kisaki. (m/n) tak suka jika memori lama menyakitkannya terputar kembali dalam otaknya tetapi, kali ini berbeda. Kali ini ia sudah menyadarinya, kalau dirinya benar-benar salah.