Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TANGAN Baji terjatuh, teriakan Chifuyu segera terdengar dengan lirih, seakan tak pernah percaya dengan apa yang terjadi. Sedangkan (m/n).. Dia terdiam setelah beberapa kali berteriak sambil menangis.
Ah, rasanya.. Ini kembali pada masa lalu kelamnya.
(M/n) tak tahu harus berbuat apa, Baji sudah mati tepat dihadapannya. Sekarang apa? Harus marah dan menyalakan takdir yang tak bisa di ubah? Atau malah menyalahkan Tuhan-nya sendiri? Haha! Lucu sekali!
Putus asa, mungkin yang dirasakannya sekarang. (M/n) tidak peduli dengan Mikey yang mulai menghajar Kazutora, suara teriakan dari Takemichi yang mencoba untuk menghentikan Mikey bahkan suara isakan dari Chifuyu yang berada di depannya.
Rasanya.. Sesuatu baru saja terputus dan juga menariknya kembali ke dalam lubang hitam yang selalu ia hiraukan dan selalu ia tutupi dengan senyumannya.
"Mana bisa aku bisa memaafkan Kisaki sialan itu begitu saja." Gumam (m/n) benar-benar tanpa ekspresi wajah walaupun sebenarnya ia sangat marah.
(M/n) bangkit dan berjalan menuju ke Mikey. Mikey tentu tersentak sebab (m/n) tiba-tiba tersenyum lebar seolah-olah tak terjadi apapun.
"Maafkan aku Mikey, aku... Pergi dari Touman." Ucap (m/n) sambil tersenyum. Tentu Mikey membelalakkan matanya, apa yang ia katakan?!
Semuanya terkejut dengan ucapan (m/n). "Apa yang kau kat─"
"Mitsuya." Draken menghentikan ucapan Mitsuya lalu menggelengkan kepalanya seolah berbicara 'jangan bertanya seperti itu'. Mitsuya mengetahui itu langsung menatap lirih (m/n).
Pat-pat!
(M/n) mengusap lembut surai pirang Mikey membuat empunya tersentak dan membolakan matanya. "Kau kuat Mikey, kau bahkan tak memerlukan aku di sisimu. Ubah era ini dan... Sampai jumpa di lain waktu Mikey." (M/n) tersenyum lebar pada Mikey sebelum akhirnya ia menuju ke arah tubuh Baji.
"Omong-omong... Izinkan aku yang mengurus pemakaman Kei." Tanpa menunggu jawaban dari Mikey, (m/n) sudah terlebih dahulu mengangkat tubuh Baji─menggendongnya seperti seorang pengantin.
Manik hitam Mikey berkaca-kaca. Di hatinya.. Merasa kesakitan.
Ingin sekali rasanya Mikey menggapai tangan (m/n) dan berkata 'Kalau dirinya tak bisa melakukannya sendiri tanpanya'. Tetapi apa dayanya, Mikey tahu kalau (m/n) adalah salah satu orang baik yang sialnya terjebak dengannya, Mikey tak tega jika harus melihat (m/n) 'terluka' lebih dari ini.
"Nii-san!" Takemichi mengejar (m/n) dengan tergesa-gesa.
"A-apa kau benar-benar meninggalkan Touman?" Tanya Takemichi yang tak terlalu tahu keadaannya. (M/n) menghentikan langkahnya dan menatap Takemichi.
"Iya, maaf ya Micchi... Sepertinya mengubah masa depan lebih susah dari perkiraanku." (M/n) tersenyum lirih pada Takemichi. Takemichi terdiam melihat (m/n) yang mulai menjauh. Ia baru menyadarinya, ini semua salahnya, kalau saja ia tak melibatkan kakaknya pasti.. Pasti kakaknya tidak akan merasa tersakiti seperti ini.