06

69 13 1
                                    


Happy Reading

"Ibu senang dengan kamu, selain cantik dan baik hati, nilai-nailaimu juga sangat bagus. Pasti nenekmu bangga denganmu" Ucap Bu Jieun membuat Kimha tersenyum manis.

"Terimakasih Bu" Ucap Hana.

"Oh iya, jangan lupa beritahu nenekmu untuk hadir di konseling guru dan orang tua pekan depan" Ucap Bu Jieun sambil mencap beberapa dokumen di atas mejanya.

"Tapi Bu," Gadis itu sedikit menjeda kalimatnya dan menundukkan kepalanya, Hana kemudian mengangkat kepalanya dan menatap Bu Jieun dengan raut wajah sedih.

"Nenek sulit untuk bisa berjalan" Ucapnya memelankan suaranya.

"Benarkah? Kalau begitu ibu akan menelfon nya saja" Ucap Bu Jieun, membuat Hana tersenyum.

"Permisi Bu" Suara seseorang membuat Hana dan Bu Jieun menoleh kesamping.

Hana terkejut dan panik, saat tahu orang yang berdiri disampingnya ini adalah Na Jaemin, teman sekelasnya. Gadis itu kemudian beranjak dari tempatnya dan pamit ke Bu Jieun.

Setelah keluar dari ruang guru, Hana berhenti di depan pintu, dan menatap Jaemin dari luar jendela. Apa Jaemin mendengar semua perkataannya dengan Bu Jieun? Bagaimana kalau dia benar-benar mendengarnya??

Kimha khawatir, karena di sekolah tidak ada yang tau tentang keluarganya kecuali Bu Jieun yakni walikelas nya saat kelas 10 dan Pak Lee Donghae walikelas nya sekarang.

Bahkan teman-temannya tidak ada yang tau latar belakangnya.

Tak berselang lima menit, Jaemin pun keluar dari ruang guru dan terkejut melihat Hana yang berdiri di depan pintu ruang guru.

"Kamu menungguku?" Tanya Jaemin.

Hana diam, dan meremas kuat seragamnya, gadis itu takut dan juga malu mengatakannya.

"Jaemin ~na" Panggilnya, dengan wajah menunduk.

"Ada apa?" Tanya Jaemin, dan mencoba menatap wajah Kimha yang terus menunduk.

"Apa kamu,.. dengar semuanya?" Tanya Hana dengan suara pelan, walaupun tidak ada siapapun di sekitar mereka.

"Tentang apa??" Heran Jaemin.

Kimha masih menundukkan kepalanya, dengan kedua matanya ia pejamkan dengan kuat.

Jaemin mengernyit, dan memegang kedua pundak Hana membuat gadis itu terkejut dan menatap wajahnya.

"Ada apa? Apa ada masalah??" Tanya Jaemin penasaran.

Kimha mengalihkan wajahnya dari Jaemin dan tersenyum canggung.

"Ti-tidak, lupakan saja" Ucapnya dan melepas kedua tangan Jaemin dari pundaknya.

Gadis itu kemudian berjalan meninggalkan Jaemin, dengan kedua tangannya yang masih bergetar ketakutan. Hana benar-benar malu, semoga saja Jaemin tidak mendengarnya.

Sedangkan lelaki itu, masih berdiri di tempatnya dan terus memandangi punggung Kimha yang semakin jauh darinya.

Jaemin tidak bodoh untuk tidak bisa mengerti dengan ekspresi dan kalimat yang dilontarkan Kimha barusan,

"Nenek sulit untuk bisa berjalan"

Menurut dia, gadis itu benar-benar berubah sekarang ini.

.
.
.

A teenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang