Happy Reading"Memikirkan apa?"
Kimha menoleh kesamping saat Mark duduk disampingnya, dan memberikannya susu strawberry.
"Makasih," Ucap Kimha, dan meminum susu kotak pemberian Mark.
Gadis itu mulai meminumnya, mereka berdua berada di halaman sekolah, melihat kelas lain yang sedang bermain bola basket.
"Kamu memikirkan sesuatu?" Tanya Mark membuat Hana menoleh.
"Tidak" Jawabnya dan kembali membaca buku.
Sebenarnya Kimha masih memikirkan kalimat Jaemin semalam, entah kenapa kalimat yang Jaemin keluarkan semalam membuatnya terasa tidak nyaman seakan tau sesuatu. Tapi ia tidak tahu apa yang Jaemin maksud.
"Apa kamu benar-benar tidak mengingatku?"
"Ha?"
"Tidak, lupakan saja"
"Aku memberitahu Jaemin soal orangtuaku"
"Apa?" Mark menatap Kimha terkejut.
Lelaki itu menatap gadis disampingnya dengan tidak percaya.
"Bagaimana bisa?"
"Aku juga tidak tau" Gumam Hana dan menatap Mark "Kenapa aku bisa memberitahunya" Lirihnya terdengar sedih.
Mark menatap Kimha khawatir, gadis ini tidak pernah memberitahukan siapapun tentang dia yang terlahir yatim piatu, kecuali dirinya.
"Kamu tenang saja, akan kupastikan dia tidak memberitahu siapapun" Ucap Mark dan memegang pundak sahabatnya, agar si gadis tidak terlalu khawatir.
"Kamu kan tau aku pandai mengancam orang" Ucap Mark melihatkan deretan giginya yang rapi.
Membuat Hana ikut tersenyum dan mengalihkan pandangannya dari wajah lelaki disukainya ini.
.
.
."Lukisan kamu sangat indah, kenapa tidak ikut klub seni saja?" Tanya Donghae, walikelas Doha.
Gadis itu tersenyum dan menggaruk tengkuknya "I-itu... Aku sebenarnya tidak terlalu menyukai seni, aku melukis hanya karena merasa bosan" Doha tertawa canggung.
Donghae diam menatap lukisan indah milik Do Hana. Pria itu kagum dengan bakat yang dimiliki muridnya ini.
"Kamu sudah buat persiapan masuk universitas?" Tanya walikelasnya.
Membuat Hana terdiam.
"Aku tidak tau mau masuk universitas mana" Ujar Hana pelan, takut ada guru lain yang mendengarnya.
"Bapak sarankan, kalau masuk jurusan di universitas, masuk sesuai minat kamu, jangan terpaksa. Bapak sempat pikir kalau kamu nantinya masuk jurusan kesenian, namun sayangnya kamu tidak menyukai seni"
"Kalau cita-cita,. Kamu punya?" Tanyanya.
Dan Hana menggelengkan kepalanya pelan. Gadis itu benar-benar tidak tau apa yang akan dia lakukan dimasa depan, cita-cita? Hana bahkan tidak pernah memikirkannya.
Setelah keluar dari ruang guru, Doha kembali ke kelasnya, berjalan di koridor dengan tatapan kosong. Ia bingung, apa yang akan ia lakukan di masa depan, apa dimasa itu ia akan menjadi seorang Jaksa? Reporter? Polisi wanita? Atau pengangguran?
Gadis itu menghela nafas lelah.
"Apa yang membuatmu menghela seperti itu?"
"Kamjagiya?! " Doha memegang jantungnya yang berdetak sangat kencang, mungkin sebentar lagi akan copot.
KAMU SEDANG MEMBACA
A teen
FanfictionMenceritakan tentang kehidupan 7 remaja SMA di lingkungan sekolah maupun rumah. Pertengkaran, percintaan, dan mencoba melupakan masa lalu yang kelam akan mereka lewati bersama-sama. Start : 07 Januari 2022 -Terinspirasi dari web drama A teen © Mei...