bagian iv.

6.1K 732 21
                                    

setelah beberapa hari dibikin sibuk gara-gara masalah di osis, akhirnya sekarang jaemin udah bebas. dia udah selesai menjabat, barusan baru saja selesai untuk sesi pengangkatan.

masalah pemilihan udah dari tadi, jadi hari jum'at seharian dipake buat urusan ini. untungnya selesai dengan tempat waktu dan gak ada kendala apapun.

bikin anak-anak panitia yang ngurus menghela nafas lega.

"duluan guys!" ujar jaemin setelah merasa terlalu lama berkumpul, mereka lagi lesehan aja gitu sambil istirahat.

ia berjalan sendiri di koridor sembari membalas beberapa sapaan yang diberi adik kelas ataupun teman seangkatan nya.

"cie udah selesai ngejabat nya."

jaemin yang udah kenal suara itu langsung noleh. "iya nih, akhirnya selesai juga."

jeno tersenyum mendengarnya, ia melangkah untuk mensejajarkan langkah mereka. "mau ini?"

jaemin berkedip menatap sekaleng minuman, kemudian natep jeno dengan bimbang. "boleh?" jujur sih haus.

"boleh dong, kan gue nawarin." sebelum diberikan jeno terlebih dahulu membukakannya setelah itu barulah ia beri pada jaemin.

"makasi banyaak." ucapnya dengan senang, tentu. udah mah haus, gak perlu jauh-jauh ke kantin lagi ini mah.

"sama-sama, ngga mau traktir-traktir gitu?"

"traktir apasih."

"kan dalam rangka melepas beban."

"dih, ngga ada ya uang jajan gue mana cukup."

"alah boong."

"heh, gak percayaan. tapi gue sama temen gue mau jajan sih nanti, nongki dikit keknya. mau ikutan aja?"

"boleh, pulang sekolah langsung nih?"

jaemin mengangguk. "rencana nya gitu."

"yaudah, siniin hp lo."

"hah buat apaan?"

"sini dulu." akhirnya jaemin memberikan handphone nya setelah dibukakan sandinya.

jeno mengetik sesuatu di sana. kemudian menyerahkannya kembali. "nih, kalo jadi nanti kabarin aja WA gue."

anjg, modusnya bisaan bgt.

jaemin berkedip sebelum terkekeh. "oke-oke."

* * *

"bibir kagak pegel apa?"

"apaan?"

"dih, langsung judes gila mukanya."

jeno menatap kesal mark yang tiba dengan lucas, tak tahu mereka dari mana. selepas balik ke kelas kedua temen nya malah menghilang alhasil jeno sendirian di pojok sambil ngelamun, lebih ke lagi mikirin doi sih.

"elu, gue lihat-lihat senyum mulu anjir. kesambet apaan lu?"

aneh gak sih woy, anak yang biasanya diem aja. ngomong juga kalo lagi gak mager, mana kadang ekspresi yang dikeluarkan nya itu cuma dua, datar + marah; marahnya kalo lagi mabar.

"ini kalo jadi ya, kalo jadi entar pulang sekolah gue ngajak nongki. sama anak kelas lain, lu pada ikut kagak?" ujar jeno tanpa memperdulikan perkataan mark yang sebelum nya.

"ikut lah!"

"kalo kalian ikut gue ikut."

jeno mangut-mangut. bagus lah, setidaknya nanti dia gak bakal canggung di sana. mana tahu kan cuma bisa jadi pajangan, kalo bawa dua bekicot ini dia bisa tenang sedikit.

[✓] helped | nomin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang