Love part 8

111 6 0
                                    

Natha masih berbaring di tempat tidur. Aku Erly dan juga Fikri baru selesai makan malam. Sudah berapa kali kami memujuk Natha untuk makan. Tapi tetap saja ia tidak mau.

Kedua orang tua Natha pun jadi khawatir. Beliau berdua memang sudah membaca gelagat Natha sebulan terakhir yang memang tidak seceria biasanya. Dan kini mereka sudah mendapat jawaban. Namun sekarang tergantung bagaimana Natha menerimanya.

"Aku minta maaf, bukan maksud aku nyembunyiin ini tapi aku cuma belum yakin" ucap Fikri ketika kami di ruang tamu.

"Sebenarnya kamu tahu sejak kapan?" Tanya Erly yang penasaran.

"Kamu inget waktu aku ke Bandung bulan lalu?" Erly mengangguk. "Waktu itu aku melihat Irfan bersama cewek, awalnya aku mau cerita tapi aku takut jadi fitnah"

"Kamu nggak salah kok, Fikri. Aku aja yang bodoh selalu percaya sama dia" ucap Natha di tengah isak tangisnya.

"Tapi aku cuma heran, kenapa dia nggk coba untuk jelasin ini sama kamu dari awal?" Tanya Erly pada Natha.

"Emang si, udah dua bulan terakhir ini dia udah aneh. Jarang telpon apalagi sms. Kalau aku nggk mulai duluan ya dia nghk bakal sms" jawab Natha. Aku kembali memeluknya karena air matanya mulai berlinang lagi. Aku mengisyaratkan Erly untuk tidak menanyakan hal lain lagi.

"Tha, makan ya biar kamu nggak sakit" ucapku. Namun Natha menggeleng. "Ntar klo kamu sakit gimana? Kamu nggak mau kan Irfan liat kamu kaya gini. Tha kamu harus kuat"

Natha tetap saja menggeleng.

Hari sudah semakin larut, aku memutuskan untuk menginap di rumah Natha, begitu juga Erly. Fikri pun pamit untuk pulang. Erly mengantarnya ke depan.

"Ya dah aku balik dulu" ucap Fikri pada Erly saat sudah dekat pintu keluar. "Bu, pak, saya pulang dulu" ucapnya lagi pada kedua orang tua Natha yang duduk di ruang keluarga.

"Hati hati ya Fikri" ucap ibu Natha.

Fikri mengangguk dan mengucap salam. Erly mengantarnya sampai ia keluar rumah.

"Hati hati"
Fikri mengangguk dan berjalan keluar dari halaman rumah.

Erly kembali masuk.

"Erly," panggil ibu Natha.

"Iya bu,"

"Ini bawa ke kamar, ibu yakin Natha lapar" ucapnya dengan lembut. Ia khawatir dengan keadaan putrinya saat ini. Tapi ia juga tidak bisa apa apa.

"Iya bu, aku bawa deh hehe. Ibu tenang aja aku yakin Natha nggak akan lama nahan lapar hehe" ucap Erly berusaha membuat ibu Natha tersenyum.

"Iya, ibu percaya sama kamu"

Erly mengambil makanan yang ada di atas meja. Sekaligus mengambil untuk dirinya sendiri dan Riri. Dan langsung meluncur ke kamar Natha.

"Eh? Kamu bawa makanan banyak amat?" Tanya ku.

"Tadi ibu bilang suruh bawa takut Natha laper" jawab Erly.

"Yang laper Natha apa kamu?"
Erly hanya ber-hehe ria tanpa menjawab.

Natha yang melihat tingkah sahabatnya pun tersenyum.

"Ehhh si putri senyum" ledek Erly.

"Ih siapa juga" Ucap Natha mengelak.

"Jangan bohong, dosa loh" ucapku ikut memojokkanya. Aku mendekatinya dan menggelitikinya. Erly pun ikut bergabung. Natha tertawa tak tertahan.

"Iya, iya stop dong ampuuun " ucap nya di tengah tawanya.

♡♡Tiga sahabat mencari cinta♡♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang