Ia gadis bergigi gingsul. Gadis yang pertama kali singgah di hati. Sepulang sekolah, aku tak sengaja bertemu dengannya. Ia sedang mendongak. Menatap langit di lapangan sekolah. Aku ingin menghampirinya. Tapi ragu. Esoknya, aku kembali mengunjunginya. Ia masih posisi sama seperti kemarin. Dengan hati gugup aku menghampirinya.
"Hai!" sapaku. Dia hanya memandangku. Tidak menjawab.
Aku bingung. Ia kemudian membuka tasnya. Mengambil notes. Lalu, menulis. Aku masih dalam posisiku berdiri mematung. Beberapa saat kemudian, ia menyodorkan notesnya kepadaku. Aku membacanya.
[Salam kenal aku Mayang. Kamu?]
Mataku mengerjap-ngerjap. Menatapnya. Lalu tersenyum mengembalikan notes ke tangan Mayang.
"Namaku Galang. Kamu kenapa sendirian di sini?" tanyaku.
Dia menulis kembali. Memberi notesnya kepadaku. Aku membacanya.
[Teman-temanku tidak tahu aku bisu. Aku menjauhi mereka.]
Hati berdegup. Gadis ini menyembunyikan rahasianya kepadaku.
"Lalu mengapa kau jujur kepadaku?" tanyaku penasaran.
Dia menulis. Menyodorkan kembali notesnya kepadaku.
Aku membacanya.
[Karena kamu yang berani. mendekatiku. Biarlah teman-teman tidak tahu diriku bisu. Tolong simpan rahasia ini.]
Jantung ini semakin berdegup. Aku menatapnya. Tersenyum. Dia Mayang, gadis bergigi gingsul membalas senyumanku dengan penuh arti.
Aku berkata," Bolehkah aku jadi teman pertamamu?"
Mayang menatapku. Penuh arti.
° Selesai °
KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence, Memories Never Die
Random"Semua tempat adalah cerita. Semua orang adalah kunci cerita tersebut." ••••• Kumpulan cerita sederhana yang menarik dan beberapa quotes yang menggugah hatimu. ▪Karya original oleh Marie Albertvila