Waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore, diruang rawat Galang hanya tersisa Gilang dan Galang. Delvin dan Devira belum kembali ke rumah sakit. Sebenarnya tadi udah ke rumah sakit tapi ada sedikit something jadi mereka berdua pulang.
"Gilang" panggil Galang.
"Kenapa?sesek?"
Galang menggeleng "nggak kok, emm gimana kalau sebenarnya Bian ada disini?" Tanya Galang tiba tiba.
"Gue gak bakal biarin dia nyentuh Lo, emang kenapa? Lo liat dia ada disini?"
Galang kembali menggeleng "kan misalnya"
"Tenang aja gue gak akan biarin dia nyentuh Lo"
"Gue percaya sama Lo"
Gilang memasang muka songongnya " ya harus percaya lah sama kembaran Lo yang super duper ganteng nan imut ini"
Galang berlagak ingin gumoh " gue liat liat Lo makin prik aja Gil"
"Mulut Lo seperti tidak pernah membaca ayat suci Al-Quran"
Galang terkekeh.
"Eh" kaget Galang tiba tiba saat melihat sekelebat orang yang mengintip di jendela ruang rawatnya.
"Kenapa Gal?"
Galang menggeleng "enggak papa, kayaknya diluar ada orang ya?"
Gilang mengernyitkan dahinya "masa sih? Bentar gue cek dulu"
Gilang berjalan dan membuka pintu celingak-celinguk mencari orang yang dimaksud Galang.
"Nggak ada Gal" ucap Gilang sambil kembali menutup pintu dan berjalan menghampiri Galang.
"Oh imajinasi gue kali"
"Bentar lagi Iqbal kesini" ucap Gilang dan Galang hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Eh Gil"
Gilang mengalihkan perhatiannya dari hp ke Galang "kenapa Gal?"
"Kok gue takut ya" ucap Galang
"Takut kenapa dah?"
"Gak tau, takut aja"
Gilang tersenyum menenangkan " gak usah takut, mending Lo tidur gue temenin" ucap Gilang sambil mengelus kepala Galang.
"Jangan dielus bro nanti kalau gue tidur gimana?" Ucapan Galang membuat Gilang tertawa.
"Kan itu tujuannya biar Lo tidur, Lo tadi kan gak tidur siang"
Galang mengangguk "iya sih"
"Udah syutt diem, tidur" ucap Gilang
Galang memutar bola matanya malas lalu memejamkan matanya menikmati usapan tiap usapan lembut dari tangan Gilang sang kembaran.
Tidak butuh waktu lama untuk Galang tertidur, buktinya dia sekarang tengah menjelajahi alam mimpi.
Gilang menyudahi usapannya dan duduk di sofa untuk bermain hp.
"PERMISI PERMISI IQ--" Teriakan Iqbal terhenti kala jaket milik Gilang mengenai mukanya.
"Berisik anjir adek gue lagi tidur" omel Gilang.
Iqbal nyengir "sorry sorry tapi ya jangan lempar jaket juga kali, jaket Lo bau" ocehnya.
Gilang melebarkan matanya "heh itu baru ambil dari lemari ya anjay"
"Udahlah udahlah gue cape butuh duduk" Iqbal berjalan ke arah Gilang dan duduk disampingnya.
**
Hari sudah hampir malam dan Galang masih tidur.
"Bal"
"Ha?" Jawab Iqbal tanpa menoleh ke Gilang.
"Gue laper deh, gue mau ke kantin dulu ya"
Iqbal langsung menoleh cepat "gue ikut, gue juga laper"
"Yaudah deh ayo"
Sebelum pergi ke kantin Gilang menghampiri Galang terlebih dahulu "Gal Galang"
"Hmm" Galang hanya berdehem tetapi tidak membuka matanya. Sepertinya dia benar benar mengantuk.
"Gue mau ke kantin dulu" izin Gilang
"Hmm" lagi lagi Galang hanya berdehem.
"Oke ayo Bal"
Mereka berdua pergi meninggalkan Galang sendirian tanpa tau jika ada seseorang yang berdiri dari balik tembok bersiap untuk memasuki kamar rawat Galang yang sepi.
**
Orang itu Bian sekarang tengah berdiri disamping ranjang pesakitan Galang dengan smirknya.
"Aduh sebenarnya Lo gemes, tapi gue benci karena Lo udah sok jadi pahlawan untuk Gilang dan bikin gue jadi buronan" ucap Bian.
"Sorry nih pertama Tama gue mau main main sama Lo boleh kan?"
Udah gila emang si Bian.
"Oke boleh aja ya kan Lo anak baik" ucap Bian diakhiri dengan kekehan.
Tangan Bian terangkat untuk melepas masker oksigen Galang dengan pelan agar sang empu tidak terbangun.
Setelah terlepas Bian bisa melihat dada Galang yang naik turun tak beraturan.oh iya kalau boleh jujur sebenarnya Galang ngerasain sesak pas dia bilang takut ke Gilang.
Galang menggeliat tidak nyaman "eung"
Bian buru buru mengambil bantal yang tergeletak di sofa dan kalian tau apa yang selanjutnya terjadi? Yup Bian membekap muka Galang dengan bantal itu.
Galang yang tidak bisa bernafas berusaha untuk melepas bantal yang membekapnya dengan susah payah.
"Mati Lo anjing, biar si Gilang nangis darah" ucap Bian sambil menekan bantalnya lebih keras lagi.
**
"Eh bentar bentar Bal" ucap Gilang tiba tiba membuat Iqbal menghentikan langkahnya.
"Kenapa?"
"Perasaan gue gak enak deh ayo balik dulu ke Galang" ucap Gilang dengan suara gemetar.
"Lo tenang dulu kenapa tiba tiba Lo mau nangis?" Ucap Iqbal sambil menyusul langkah Gilang
"Gak tau gue takut ayo cepet"
Gilang sesekali menyeka air matanya dia juga tidak tau apa yang membuat dia menangis dan takut seperti ini.
"Iya iya ayo ayo udah jangan nangis Gil nanti kalau Galang liat Lo nangis pasti dia ngetawain Lo" ucap Iqbal
"Bodi amat mau dia ketawa apa gimana gue takut ini gak tau kenapa" ucap Gilang.
"Ayolah Bal lari lama bener sampenya anjing"
Gilang berlari dengan cepat . Sesampainya diruang rawat Galang dia membuka pintunya dengan kasar.
"GALANG, ANJING LO BIAN"
***
mwehehe dikit ya? Tau kok. btw bentar lagi si kembar End.
Liat apa tuh duo gemes saya
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Kembar (END)
Fanfictionmenceritakan tentang Gilang dan Galang dalam menjalani hari hari mereka.