23

3K 309 30
                                    

"GALANG, ANJING LO BIAN"

Tanpa pikir panjang Gilang langsung mendorong Bian agar menjauh dari Galang.

"IQBAL LO TAHAN BIAN DULU, GUE MASIH PANGGIL DOKTER" Teriak Gilang panik sambil memencet tombol untuk memanggil dokter.

Gilang dengan tangan gemetar memasang kembali masker oksigen Galang "Galang L-lo gak ninggalin gue kan?"

Gilang menyeka air matanya "G-galang buka mata Lo Galang , GALANG"

"Tangan Lo dingin, pasti Lo kedinginan gue genggam ya"

Btw Iqbal masih nahan Bian, dia inisiatif masukin Bian ke kamar mandi lalu menguncinya dari luar biar gak kabur. Pintar juga si Iqbal.

Iqbal menghampiri Gilang "DOKTERNYA MANA SIH ANJING" Teriak Gilang.

Iqbal memekik kaget "m-masih otw kesini Gil"

Gilang menutup matanya dengan kedua telapak tangannya "Gimana kalau Galang gak mau bangun Bal?"

Tiba tiba sang dokter memasuki ruang rawat Galang dan Langsung menuju untuk memeriksa Galang.

Iqbal menuntun Gilang untuk sedikit menjauh dari Galang lalu memeluknya"Galang anak yang kuat pasti bertahan"

"Kalau Galang pergi gue juga harus pergi"

"Gila Lo Galang gak akan pergi"

Terlihat sang Dokter menghela nafas sedih dan menghampiri Gilang dan Iqbal.

"Maaf kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi Tuhan berkehendak lain"

Gilang mendorong Iqbal pelan dan menatap Dokternya penuh dengan tanda tanya berbarengan dengan derasnya tetesan air mata.

"M-maksud dokter?adek saya meninggal gitu"

"Dokter pasti salah periksa,iya pasti salah"

Gilang berlari menghampiri Galang yang memejamkan matanya rapat rapat.

"Galang bangun Lang"

Gilang menggoyang goyangkan tubuh Galang.

"GALANG BANGUN hiks" Teriak Gilang sambil menangis.

"Gimana gue jelasin ke mama papa Galang"

"Lo kalau pergi harusnya ajak gue juga"

"Tega banget sih Lo"

"Bangun Galang bangun"

Iqbal yang berada tak jauh dari Gilang mengalihkan pandangan yang sudah dipenuhi dengan air mata.

"Galang ayo bangun dek, Lo gak boleh ninggalin gue gitu aja Lo satu satunya adek gue, gimana gue bisa hidup tanpa Lo ha?"

Iqbal menghampiri Gilang lalu mengelus punggungnya

"Bal Galang belum meninggal kan ya?"

Iqbal hanya diam "iklasin ya"

Gilang menggeleng"orang Galang belum meninggal "

"Bangun Lang gak usah bercanda"

"Galang"

"Galang bangun"

Gilang menangis dan menumpukan kepalanya  di atas tangan Galang yang terbebas infus. Btw alat yang ada digalang belom dilepas sama dokternya.

Gilang langsung mengangkat kepalanya"Dokter jari adek saya gerak dok"

Dokter dan suster itu saling pandang lalu kembali memeriksa keadaan Galang.

Gilang mundur dengan tangan menggenggam rapat.

Si Kembar (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang