Bagian 1

59 6 1
                                    

Selamat Membaca!

Rio Aldebaran, seorang bad boy. Suka hal-hal yang berbau tauran, rokok dan miras. Tiada hari tanpa hal-hal tersebut.

Rio bersekolah disalah satu sekolah terkenal, SMA Pelita Bangsa. SMA yang pastinya ketat akan aturan-aturan yang dibuat supaya para murid dibentuk dengan baik. Tapi, itu semua hanya dianggap angin lalu oleh seorang Rio. Dia suka buat onar, melanggar aturan dan lainnya.

Karena ulahnya yang begitu liar, ia tentu sering berurusan dengan ketua osis SMA Pelita bangsa.

Epafras Galaksi, seorang ketua osis. Wajahnya yang tampan tentu menjadi suatu nilai bonus untuk menjadi terkenal. Siapa sih yang tidak mengenal Epafras atau biasa disapa Efras? Ketua osis, tampan dan pintar serta tegas. Sosok sempurna? Entahlah.

Efras tentu akan menjadi ketua osis yang bertanggung jawab. Setiap kali ada masalah disekolahnya pasti dia akan menganganinnya bukan membiarkannya. Seperti Rio, si liar yang sering menjadi beban buat seorang Efras. Setiap harinya mereka pasti akan bertemu.

Seperti saat ini, Rio yang membuat kekacauan di kantin. Sengaja dirinya menabrak seseorang yang membawa nampan berisi bakso dan minuman. Namun, tidak ada rasa bersalah yang tercetak di wajahnya, seolah itu hanyalah hiburan untuk Rio

"Panggilan kepada Rio untuk segera ke ruang osis. Sekali lagi, panggilan untuk Rio Aldebaran untuk segera ke ruang osis"

Rio yang mendegar namanya dipanggil berdecak malas. Pasti dirinya akan bertemu lagi dengan Efras, si KetOs sok, menurutnya. Meskipun malas, kakinya tetap berjalan menuju ruang osis.

Sesampainya, Rio tidak mengetuk pintu tetapi langsung masuk.

"Ada apa?" tanya Rio to the point

Terlihat Efras sedang duduk di mejanya. Menatap Rio dengan malas, karena bosan dirinya bertemu dengan manusia didepannya sekarang.

"Buat masalah apa lagi?"

"Lah lo yang manggil gue, masa lo gatau masalahnya. Heran"

Efras mendengus keras "Setidaknya gue bertanya sebelum gue menyimpulkan sendiri"

"Ya, terserah lo. Terus, hukuman apa?" tanya Rio, peka. Pasti dirinya akan mendapatkan hukuman.

Efras tersenyum miring "Langsung hukuman?"

Rio berdecak malas "Hm, gausah basa-basi. Malas gue liat muka lo"

"Hukuman lo, bersihin taman belakang sekolah, jam pulang sekolah"

Rio kaget "Lo gila? Taman belakang sekolah kotor banget njir. Lo suruh gue bersihin sendiri?"

"Gue ga nerima alasan apapun. Silakan keluar" Efras kembali menatap pekerjaannya diatas meja. Tidak peduli dengan Rio yang berceloteh.

Setelah itu Rio keluar ruangan, dan Efras menatap Rio dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.

Bad Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang