Bagian 4

36 2 0
                                    

Selamat Membaca!

Keesokan harinya, mereka datang ke sekolah. Rio dengan kesibukannya dan Efras dengan kesibukannya juga sebagai ketua osis.

Efras hari ini memaksakan diri untuk masuk sekolah, karena hari ini ada ujian matematika. Dirinya tidak mau ikut susulan sendirian.

Rio dan Efras bersikap biasa saja. Seperti kemarin tidak terjadi apa-apa. Tetapi dari kejauhan, Rio sering menatap Efras. Ia tahu Efras belum sepenuhnya pulih.

Di kantin, Rio dan teman-temannya berkumpul.

"Rio, kemarin lo pulang bareng siapa?" tanya Bonbon

"Sama Efras" jawab Rio jujur.

Teman-temannya kaget " Lo serius? Lo sama ketOs kan musuhan." ucap Varel salah satu teman Rio.

Rio mendengus "Emang kalo musuhan ga boleh baikan?"

Semua terdiam. Iya juga sih apa yang dikatakan Rio benar. Musuh bisa jadi kawan bukan?

"Yaudah. Bagus kalo lo udah baikan sama Efras" Ucap Ivan, yang irit bicara dan paling bijak.

Rio mengangguk. Matanya menatap sekeliling kantin, tidak ada yang menarik. Namun tiba-tiba matanya terpaku pada satu orang yang sedang duduk dipojokan. Mata Rio terus menatap gerak-gerik orang itu.

"Kalo suka, temui. Keknya dia sakit" ucap Ivan, yang daritadi menatap Rio.

"Haha, yakali gue suka sama dia. Emang gue homo?" Ucap Rio dengan tertawa. Emang dirinya homo apa?

Ivan tersenyum melihat Rio.

"Ke rooftop" ucap Rio dan pergi meninggalkan teman-temannya dikantin.

Sesampainya di rooftop, ia menatap ke seluruh penjuru. Sangat tenang. Tangannya mulai mengambil sesuatu di dalam saku bajunya.

Rokok. Rio ingin merokok sekarang. Perlahan demi perlahan, seakan bebannya sedikit terangkat karena rokok.

"Lo bolos?"

Rio mengenal suara itu. Sangat mengenal.

"Ya, gue lagi malas belajar" balas Rio.

Efras tersenyum "Malas ya? Lo boleh bolos, tapi gausah ngerokok diarea sekolah. Paham?"

Efras mengambil rokok di tangan Rio. Dirinya tidak membuang rokok itu, tapi ia memasukan rokok itu kedalam mulutnya dan mulai mengisapnya perlahan.

Rio terkekeh "Lo kata gausah ngerokok diarea sekolah. Tapi kenapa lo lakuin itu?"

Efras menatap kearah Rio "Sekali-sekali kan gapapa. Lagian siapa juga yang mau laporin gue? Lo? Silakan"

"Berhenti ngerokok. Ga baik" nasehat Efras.

Rio tertawa "Lo lucu. Kenapa lo ngelarang gue, sedangkan lo ngerokok? Situ sehat?"

"Lo terlalu sering ngerokok. Dilihat dari penampilan lo, lo kecanduan ngerokok kan? Gue mah beda lagi, gue jarang"

Rio tersenyum miring "Tau apa lo tentang gue?"

Efras menatap Rio "Lo Rio Aldebaran. Lahir di Texas, tanggal 30 November. Lo tinggal di Indonesia sendirian dan orang tua lo udah cerai. Lo begini karena orang tua lo, bukan?"

Rio menatap Efras dalam. "Lo, tau darimana?"

Efras tersenyum remeh "Apasih yang ga gue tahu tentang lo, Rio Aldebaran?"

Bad Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang