Bagian 8

25 3 0
                                    

Selamat Membaca

"Rioo, gue laper" teriak Efras.

Dari tadi ia sedang bermain handphone di kamarnya Rio. Rio sendiri sedang berada di bawah nonton tv.

Efras turun kebawah. Lalu pergi mendekat ke Rio

"Rioo, gue lapar. Pen makan" rengek Efras.

Rio menoleh ke Efras "Ya lo kedapur sana. Masak sendiri"

"Tapi Rio, gue ga bisa masak. Masakin gue yaa, pleasee"

Rio membuang nafas keras "Hmm, yaudah tungguin"

Setelah itu Rio menuju ke dapur. Diikuti Efras dibelakangnya.

Rio bingung "Kenapa ngikut?"

Efras nyengir "Pen liat Rio masak"

"Oh, duduk aja situ. Gausah gerak-gerak."

Efras mengangguk lalu duduk di meja makan. Melihat pergerakan Rio yang begitu lihai dalam memasak.

"Rio masak apa? Masih lama ya?" tanya Efras sudah sangat lapar. Kira Rio masak cepat, ternyata sedikit lama.

"tunggu dulu, bentar lagi masak kok"

"Heemmm" Efras menaruh kepalanya di meja makan. Lemas.

Rio yang melihat Efras merasa gemas, lalu mengacak rambut Efras.

"Nih, dah matang. Tinggal angkat"

Efras refleks mengangkat kepalanya dengan binar di matanya. Senang, karena masakannya sudah jadi.

"Silakan makan, tuan muda" ucap Rio
Efras mengangguk pelan dan mulai makan, masakan Rio.

"Enak, Rio pinter masak. Efras suka"

"Suka?" tanya Rio bingung

Efras mengangguk "Suka masakan Rio"

"Oh" jawab Rio singkat.

"Emm, Rio ga makan?" tanya Efras di sela-sela makannya.

"Belom, nanti aja" jawab Rio

"Kok Rio belom makan? Makan bareng aja, ayok" ajak Efras

"Gausah, lo makan aja udah"

"Ga mau, kalo Rio ga makan, Efras juga ga mau makan" rajuk Efras

Rio gemas melihat Efras. Ya Tuhan, dirinya ingin sekali mencium Efras sekarang.

Rio tersenyum "Yaudah iya gue makan"

Efras tersenyum "Gitu dong. Sini gue suapin. Aaaa"

Rio terima saja permintaan Efras. Kapan lagi disuap sama Efras.

Mereka makan sampai makanannya selesai. Setelah itu Efras yang membersihkan, karena tadi Rio sudah memasak. Tidak mungkin dirinya di treat seperti boss terus kan?

"Rio, mau tidur?"

"Ga, gue mau keluar."

"Kemana? Balapan ya?"

Rio mengangguk "Iya, gue pulangnya tengah malam. Gausah nungguin"

"Siapa juga yang mau nungguin lo. Sana"

Setelah itu Rio pergi, Efras? Dia juga ada tugas penting di luar. Jadi mereka sama-sama keluar.

Bad Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang