09 - Tinggal selangkah lagi

19 7 4
                                    

"eh? Hati hati sayang" kata Agung pas Nabila hampir aja kesandung pas mau naik tangga "kok tangga nya banyak banget ya mas?" Tahta Nabila "capek ya? Aku gendong aja" kata Agung terus Nabila naik ke punggungnya Agung "eh jatuh" kata Nabila pas tongkatnya lepas dari tangannya.







"Emang gak berat ya mas?" Tanya Nabila "hahaha, lebih berat beban pikiran aku gara gara ujian sayang" kata Agung "tadi kamu gimana? Bisa nggak ujian nya?" Tanya Agung "Alhamdulillah bisa, kata mama kemarin aku belajar sampe jam 12 malem jadi seisi buku aku bisa nyerep" kata Nabila "oh ya? Malem banget, emang gak ngantuk?" Tanya Agung "bagi aku siang sama malem gak ada bedanya. Sama sama gelap" kata Nabila, Agung seketika diam seribu bahasa hahaha.


"Mas, aku pengen bisa lihat deh, aku kepo sama isi dunia tuh gimana" kata Nabila "insyaallah nanti pasti ada saatnya kamu bisa lihat sayang, aku bakal jadi profesor buat nyiptain alat penglihatan biar orang orang buta bisa lihat dunia" kata Agung.


"Nah sampe" kata Agung terus nirunin Nabila "kelasnya masih jauh ya mas?" Tanya Nabila "nggak kok, tinggal 10 langkah lagi, itung aja kalo gak percaya" kata Agung.
















Yap, ruang kelas nya Agung sama Nabila di kelas 12 ini emang ada di lantai 3, agak capek emang naik turun tangga.
















"Sini tongkatnya biar gak makan tempat" kata Agung terus nyingkirin tongkatnya Nabila biar Agung bisa duduk. "Belum ada orang ya mas?" Tanya Nabila "udah ada, kita berdua apaan kalo bukan orang?" Tanya Agung "iiiih, bukan itu maksud aku" kata Nabila "hahahaha, ya kan gak tau. Masih ada kita berdua aja sayang" kata Agung "oh, kitanya yang ke pagian apa mereka yang kesiangan?" Tanya Nabila "mereka nya suka ngaret emang" kata Agung.


















"Itu gimana cara bacanya sih?" Tanya Agung pas Nabila baca buku tapi tangannya juga ikutan gerak buat ngeraba hurufnya "coba deh kamu raba raba" kata Nabila terus Agung nyentuh bukunya Nabila yang emang ber tekstur khas huruf braille "kayak gak ada bedanya" kata Agung "ada nih. Ini yang huruf N ini huruf A" kata Nabila "terus kamu kalo baca Al Quran juga huruf braille juga?" Tanya Agung, Nabila ngangguk "tapi aku biasanya dengerin doang karena gak bisa fokus kalo baca" kata Nabila "kamu hebat tau" kata Agung "aku pengen banget jadi guru mas" kata Nabila "kenapa? Pasti ada sebabnya yakan" kata Agung "pengen aja gitu, walau aku gak terlalu pinter" kata Nabila "gapapa sayang. Tapi kamu udah cukup hebat buat sejauh ini. Kamu selalu masuk 5 besar kan? Hebat itu" kata Agung "tapi orang buta gini masa bisa jadi guru" kata Nabila "hey, gak ada yang gak mungkin sayang" kata Agung "semangat ya" kata Agung terus nyium keningnya Nabila, mumpung kagak ada orang yekan "sayang banget aku sama kamu" kata Agung "aku juga sayang banget sama kamu" kata Nabila.













































Hari ini jadi hari yang ditunggu tunggu buat Agung dan Nabila juga sih. Hari ini mereka tunangan, setelah mereka berdua dinyatakan lulus dari sekolah setelah ngejalanin ujian sekolah selama seminggu.












Ya pertunangan itu di lakukan secara sederhana dan tertutup, cuma keluarga aja yang datang. Gak ada temen atau orang lain yang datang. Bahkan tetangga aja nggak karena emang cuma niat lamaran biasa aja.



























"Kita udah pake cincin aja nih, tapi bukan cincin nikah haha" kata Agung seneng gak?" Tanya Agung "seneng dong, berarti bentar lagi kita nikah hehehe" kata Nabila "haha, gasabar deh tiap malem peluk kamu" kata Agung "tinggal selangkah lagi, aku bakal jadi bagian dari hidup kamu" kata Agung.

Our HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang