009

363 52 2
                                    

Kau tidak pernah tahu betapa berartinya percakapan sederhana dan sentuhan kecilmu terhadapku.

~

Malam ini sedikit berbeda. Tepat di sebuah ruangan di markas Bonten yaitu kamar pribadi milik salah satu anggota Bonten yang kini tengah dimabuk asmara. Satu kamar terdapat dengan dua orang di dalamnya yang menyandang status sebagai sepasang kekasih. Di kamar itu terdapat Sanzu Haruchiyo dengan seorang perempuan yang sangat dicintainya yaitu Senji Kakucho. Tidak bermacam-macam, hanya sekedar menjaga perempuan itu atas amanah yang diberikan oleh sang kakaknya.

Tenang saja, meski tidur satu ranjang, Sanzu bisa mengendalikan nafsunya. Sanzu tak ingin melakukannya sebelum mereka benar-benar resmi terikat janji suci pernikahan.

Kamar yang gelap dengan tirai terbuka yang  terbang tertiup angin sebab jendela besar itu sengaja tak ditutup oleh sang pemilik kamar agar terangnya rembulan malam menembus dan menerangi kamar yang gelap itu. Meski hanya sedikit penerangan, namun itu cukup membuat keduanya tertidur tenang. Sanzu suka suasana kamarnya seperti ini. Gelap dan sunyi. Hanya bermodal penerangan dari cahaya bulan, dirinya selalu bisa tertidur tenang.

Biasanya Sanzu hanya memeluk guling, namun saat ini ia tengah memeluk seorang perempuan.

Senji tidur dengan posisi membelakangi Sanzu, sedangkan laki-laki itu tidur menghadap punggung Senji sembari memeluknya erat dengan dagu yang ia letakan di bahu perempuan itu. Senji tertidur dengan tenang, apalagi dengan hembusan nafas Sanzu yang hangat semakin membuat dirinya terlelap. Tetapi berbeda dengan Sanzu, laki-laki itu tidak bisa tidur berlama-lama sebab gawainya yang berada di atas nakas berdering menandakan ada panggilan masuk. Segera pemuda itu mengangkat panggilan tersebut yang merupakan panggilan dari sang bosnya yaitu Mikey.

Entah apa tujuan Mikey menelepon Sanzu tengah malam begini.

Sanzu melepaskan perlahan pelukannya agar Senji tidak terbangun akibat dirinya. Kemudian pemuda itu mendudukan dirinya di tepi ranjang sembari meraih benda pipih persegi panjang yang masih berdering itu. Jarinya menggeser ikon hijau guna menerima panggilan tersebut.

"Sanzu?"

"Ya? Ada apa?" Sanzu menyahut dengan suara yang serak dan rasa kantuk yang berat, pemuda itu mengucek matanya sesaat.

"Aku mengganggu tidurmu?"

"Hm. Sedikit."

"Maaf. Tapi aku ada misi penting untukmu."

"Apa itu?"

"Pergilah ke gudang terbengkalai di daerah Roppongi. Gudang itu merupakan markas tersembunyi milik sekelompok Yakuza yang hendak menghancurkan Bonten satu tahun lalu. Urus para cecunguk itu sampai mati. Sedangkan sang ketua Yakuza, jangan sampai mati. Aku ingin menyiksanya seorang diri."

Sanzu melirik sekilas ke arah Senji yang masih terlelap itu. Ada rasa berat untuk meninggalkannya sendirian saat ini di kamarnya. Takut ada sesuatu yang tak diinginkan terjadi pada perempuan ini. Namun jika ia menolak misi yang diberikan oleh Mikey, pasti Mikey akan kecewa padanya. Sanzu menghembuskan nafasnya berat. Sungguh, situasi yang sulit.

"Dengan siapa aku pergi?"

"Haitani bersaudara."

You Mean the World to Me || Sanzu Haruchiyo x femaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang