008

398 55 4
                                    

Kau hebat, bisa membuatku gila seperti ini. Gila saat aku tak bersamamu.


~


Sanzu menengadahkan kepalanya, menatap gumpalan awan yang berwarna abu pekat itu. Ia mulai merasakan ada tetesan air yang mengenai kulitnya. Sanzu kembali menoleh ke arah Senji yang masih berdoa dengan mata yang terpejam rapat. Sanzu berjalan mendekati kekasihnya, menepuk bahunya kecil membuat sang empu membuka matanya secara perlahan lantas menyudahi doanya. Senji menoleh ke belakang, tepat di mana Sanzu berada di dekatnya.

"Chiyo?"

Sanzu tersenyum simpul.

"Sejak kapan kau ada di sini?" tanya perempuan itu sembari bangkit dari tempatnya duduk.

"Belum terlalu lama, sekitar 15 menit yang lalu."

Senji hanya mengangguk sambil ber-oh ria.

"Ayo kita pulang. Sebentar lagi hujan akan segera turun." ajak Sanzu sambil menggandeng salah satu tangan Senji. Namun ketika Sanzu hendak membawanya pergi, Senji justru menahan pergelangan Sanzu, sontak hal itu membuat Sanzu menatapnya kebingungan.

"Bagaimana dengan para anak buah Kakak?" tanya Senji.

Sanzu menoleh ke arah di mana para bawahan Kakucho yang sudah diperintahkan Kakucho untuk selalu bersama Senji ke mana pun adiknya pergi. Laki-laki itu berucap ke salah satu jongos, "Kau dengan rekanmu yang lain boleh pergi. Biarkan Senji pulang denganku." perintah Sanzu dan diangguki oleh para jongos yang menjaga Senji.

"Sudah, Sayang." ucap Sanzu lembut lalu kembali membawa Senji menuju ke tempat di mana mobilnya terparkir.

Senji menoleh sebentar ke makam Izana, ia tersenyum sambil melambaikan tangannya.

Aku pulang ya, Izana-san. Nanti aku akan berkunjung lagi ke rumah abadimu. Masih banyak yang ingin aku ceritakan padamu nanti. Selamat beristirahat dengan tenang. Dalam hatinya ia berbisik sendu.

Mereka sampai di parkiran mobil Sanzu. Tak mau berlama-lama lagi, Sanzu langsung membukakan pintu mobilnya untuk sang kekasih hati lalu dirinya segera masuk ketika kekasihnya sudah berada di dalam terlebih dahulu. Tak lupa juga Sanzu memakaikan Senji sabuk pengaman.

Sanzu menyandarkan dirinya di kursi kemudi. Laki-laki itu memijat pelipisnya saat mengingat betapa ketakutannya dirinya ketika Senji pergi begitu saja tanpa mengabarinya terlebih dahulu.

"Kau benar-benar perempuan nakal, ya?"

Senji langsung menoleh ke arah Sanzu. "Maksudmu?"

"Pergi tidak mengabariku terlebih dahulu." Sanzu menatap lekat netra Senji.

"Maaf ya, telah membuatmu khawatir. Akhir-akhir ini aku merasa bosan, jadi aku pergi mengunjungi makam Izana. Awalnya aku ingin mengabarimu, tapi aku takut menganggumu." cicitnya.

Sanzu mengelus lembut surai Senji. "Sayang, kau tak menggangguku. Jadi kabari aku kemana pun kau pergi, ya?"

Senji mengangguk pelan.

You Mean the World to Me || Sanzu Haruchiyo x femaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang