007

406 58 1
                                    

Kamu berarti dunia bagiku.
Aku mencintaimu tanpa syarat dan tanpa alasan apa pun.

~

Akhir-akhir ini Sanzu disibukkan oleh misi-misinya, laki-laki itu bahkan tak bisa meluangkan waktunya sedikit saja demi sang kekasih. Suasana hatinya pun seringkali memburuk secara tiba-tiba hingga menyebabkan laki-laki itu mudah marah. Bukan tanpa alasan Sanzu begitu, perubahan sikapnya disebabkan oleh padatnya jadwal aktifitasnya. Meski begitu yang di hati Sanzu tetaplah Senji seorang tak ada yang lain.

Senji yang mengerti dengan keadaan pun memberikan Sanzu waktu untuk beristirahat. Membiarkan laki-laki itu untuk tidak mengabarinya sementara sampai keadaan hatinya membaik lagi. Dan Senji tak ingin menambah beban Sanzu hanya karena dirinya ingin selalu diberi perhatian 24 jam. Senji bukanlah seorang anak kecil lagi, ia mengerti bagaimana pusingnya Sanzu kali ini dan bagaimana penatnya Sanzu saat ini.

Di sebuah ruangan yang merupakan kamar tidur dengan sedikit penerangan yang ada, kamar yang berukuran sangat luas dan sedikit berantakan itu terdapat seorang laki-laki yang tengah berbaring menatap langit-langit kamarnya. Laki-laki itu adalah Sanzu Haruchiyo. Laki-laki yang akhir-akhir ini seringkali tak memberi kabar pada sang kekasih, dan laki-laki yang akhir-akhir ini juga seringkali berubah-ubah suasana hatinya. Ia menatap gelisah langit-langit kamarnya dengan perasaan yang berkecamuk dan pikiran yang berkelana entah kemana. Sanzu sendiri tidak mengerti dengan dirinya saat ini, apa yang membuat dirinya tiba-tiba mengkhawatirkan wanitanya itu.

Diambilnya sebuah benda pipih yang berada di atas nakas guna untuk menghubungi sang kekasih agar ia bisa mendengar suaranya meski hanya sebentar saja, setidaknya ia bisa merasa lebih tenang dengan begitu. Laki-laki itu menempelkan gawainya tepat di telinganya, menunggu orang di seberang sana mengangkat panggilannya namun sayang panggilannya hanya berujung suara operator yang mengatakan "nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, silakan coba beberapa saat lagi".

Sanzu menghela napasnya gusar kala sudah berkali-kali ia mencoba untuk menghubungi kekasihnya namun yang ia dapatkan masih sama seperti yang sebelumnya. Tanpa berpikir panjang lagi, laki-laki itu segera bangkit dan meraih kunci mobil dan jasnya yang tergeletak di sofa kamarnya. Setelahnya ia bergegas menuju ke kediaman kekasihnya.

Sepanjang perjalanan, laki-laki itu terus memikirkan Senji. Entah mengapa perasaannya menjadi tak enak seperti ini, apa karena ia terlalu lama mengabaikan perempuan itu? Ah, tapi empat hari bukan waktu yang lama, kan?

Sesampainya di halaman rumah mewah milik Senji, Sanzu segera turun dari mobilnya. Berlari menaiki anak tangga demi anak tangga untuk menuju ke lantai atas tempat di mana kamar Senji berada. Keadaan rumah itu selalu sepi, namun berbeda dengan kali ini. Biasanya meski sepi juga masih ada beberapa pelayan yang berlalu lalang atau menjaga di tempat-tempat yang Kakucho perintahkan dan Sanzu tahu di mana saja tempat-tempatnya. Namun berbeda dengan kali ini, pelayan dan penjaga sama sekali tak terlihat. Rumah ini benar-benar sepi, sunyi, dan gelap. Sanzu semakin dibuat panik oleh keadaan.

Laki-laki itu mencoba menepis pikiran buruk yang berkeliaran di otaknya, namun entah mengapa Sanzu tetap beranggapan bahwa Senji dalam bahaya.

Sesampainya di depan pintu kamar milik Senji, Sanzu memutar kenop pintu itu dengan tak sabar. Dilihatnya pemandangan pertama kali yang tersajikan, kamar itu kosong tak berpenghuni. Gelap dan sunyi. Sanzu mulai berlarian ke sana dan kemari guna mencari keberadaan sang kekasih, namun sayang ia tidak menemukannya di mana-mana.

Sanzu mulai menelpon Kakucho, siapa tahu saja kekasihnya itu sedang bersama kakaknya dan para pelayan memang sedang diliburkan dan para penjaga ditugaskan untuk menjaga Senji dan Kakucho. Mungkin.

You Mean the World to Me || Sanzu Haruchiyo x femaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang