005

499 68 0
                                    

Aku selalu berharap kita bisa seperti ini seterusnya.

~

Sanzu Haruchiyo sudah menunggu Senji sejak 10 menit yang lalu. Laki-laki itu datang menjemput perempuan itu di tempat kerjanya yaitu di sebuah toko roti terkenal di Jepang yang memiliki cabang di mana-mana. Sanzu duduk di salah satu meja pelanggan yang berada di depan toko itu. Sanzu memainkan ponselnya sambil menunggu Senji keluar dari toko, ia izin katanya ingin mengganti pakaiannya terlebih dahulu.

Jangan tanyakan dari mana Sanzu bisa tahu tempat kerja Senji. Sebenarnya tidak ada yang memberitahunya, namun Sanzu tak sengaja melewati toko roti tersebut dan melihat ada Senji yang sedang berdiri di depan toko roti. Lagipula, toko roti ini dekat dengan lokasi kejadian penculikan Senji yang dilakukannya waktu itu.

Tidak lama setelahnya, perempuan yang Sanzu nantikan menampakkan dirinya. Berjalan menghampiri Sanzu dengan membawa dua kantong roti di tangannya. Sanzu yang melihat Senji menghampirinya, ia memasukkan ponselnya kemudian memandangi Senji dengan tatapan memuja. Sanzu menopang dagunya dengan tangan kanannya, laki-laki itu tersenyum tipis yang dibalas oleh Senji.

"Maaf, aku lama ya?" ucap perempuan itu ketika sudah berada di hadapan Sanzu.

Sanzu menggeleng. Laki-laki itu beranjak dari tempat duduknya kemudian menggandeng tangan kanan Senji dengan mesra.

"Ayo." ajak laki-laki itu yang dibalas anggukan oleh perempuan di sebelahnya.

Mereka berjalan berdua menuju mobil Sanzu yang terparkir tak jauh dari sana.

"Aku membawakanmu roti. Nanti kita makan sama-sama, ya?"

Sanzu menoleh, "Baiklah." Kemudian laki-laki itu tersenyum.

Ketika sampai di mobil Sanzu, tangan Sanzu terulur membukakan pintu mobil untuk Senji. Senji masuk ke dalam mobil yang disusul dengan Sanzu. Tak lupa juga Sanzu memasangkan sabuk pengaman untuk Senji. Kemudian mobil mewah yang dikendarai oleh Sanzu, mulai meninggalkan area toko roti tersebut. Sanzu mengendarainya dengan kecepatan normal, ia tak ingin ugal-ugalan sebab ia sedang membawa seseorang yang spesial di hidupnya.

Kini Sanzu mulai menyadari bahwa dirinya benar-benar jatuh cinta pada perempuan yang saat ini bersamanya.

Sanzu menyetir mobilnya dengan salah satu tangannya yang sedang menggenggam erat tangan Senji.

"Kau memang suka bersikap manis seperti ini ya pada perempuan?" ucap Senji diiringi kekehan kecilnya.

"Tidak. Aku bersikap seperti ini hanya padamu."

"Oh? Benarkah?"

"Ya, benar."

"Aku tidak percaya." Senji melirik ke arah Sanzu.

Sanzu menoleh dengan cepat, menatap heran pada perempuan di sampingnya.

"Hee? Kenapa?" Raut wajahnya terlihat kebingungan.

"Ya karena kau pasti sudah memiliki kekasih. Dan mungkin perlakuanmu ini hanya modus."

Senji melepaskan genggaman tangan Sanzu, kemudian ia menyilangkan tangannya di depan dada dengan wajah yang cemberut. Terlihat menggemaskan di mata Sanzu.

Sanzu terkekeh, "Hey, aku tidak memiliki kekasih. Namun aku baru saja memiliki calon kekasih."

"Siapa perempuan itu?"

"Kau."

Senji menegang. Jantungnya berdegup tidak karuan. Pipinya seketika merona dengan ribuan kupu-kupu yang beterbangan di perutnya.

Sanzu menepikan mobilnya di tepi jalan yang sepi. Laki-laki itu memutar tubuhnya menjadi menghadap ke Senji. Sanzu memegang bahu Senji dan memutarkan tubuhnya agar berhadapan dengannya. Kemudian laki-laki itu meraih kedua tangan Senji, menggenggamnya dengan erat.

"Senji, ayo jadi kekasihku."

Sanzu mengatakannya dengan tulus. Laki-laki itu menatap dalam manik Senji. Senji balik menatap manik Sanzu, di sana ia melihat tidak ada kebohongan yang terpancar. Sanzu benar-benar tulus dan serius mengatakannya.

Apakah ia harus menerima Sanzu sebagai kekasihnya?

Gadis itu terdiam, nampak sedang memikirkan sesuatu.

Sanzu menghela napasnya pasrah saat mendapati Senji yang hanya terdiam tak menjawab sepatah kata pun.

"Hm. Aku tidak–" ucapan laki-laki itu terpotong begitu saja karena Senji yang tiba-tiba bersuara.

"Ya. Aku mau." Senji tersenyum manis, begitu juga dengan Sanzu.

Sanzu pikir dirinya akan ditolak oleh Senji, tapi ternyata tidak.

Dengan perasaan senang, Sanzu mengecup kening Senji cukup lama. Laki-laki itu merasa ia baru saja menemukan kebahagiaannya yang sesungguhnya.

Kini kutemukan kebahagiaanku yang sesungguhnya.

-
tbc.

You Mean the World to Me || Sanzu Haruchiyo x femaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang